Stunting, sebuah masalah gizi kronis, menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak-anak di seluruh dunia. Penelitian ini menggunakan metode klastering pada dataset dari Kaggle untuk mengidentifikasi faktor risiko yang terkait dengan stunting. Dataset ini mencakup informasi demografis, asupan gizi, dan kondisi kesehatan anak-anak dari berbagai negara.Dengan menerapkan teknik klastering seperti K-means, Hierarchical, dan DBSCAN, kami mengelompokkan anak-anak berdasarkan atribut mereka. Selanjutnya, kami menganalisis pola dan hubungan antara klaster-klaster ini dengan prevalensi stunting.Hasil penelitian ini memberikan wawasan berharga mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap risiko stunting. Temuan ini dapat membantu dalam perencanaan dan implementasi intervensi yang tepat guna untuk mencegah dan mengatasi stunting pada anak-anak. Penelitian ini menunjukkan manfaat metode klastering dalam memahami dinamika stunting dan faktor-faktor yang terkait. Hal ini menekankan pentingnya mengatasi faktor-faktor seperti gizi, status sosioekonomi, dan kondisi kesehatan untuk strategi pencegahan dan intervensi stunting yang efektif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan strategi komunikasi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, jenis-jenis komunikasi yang di terapkan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, apa saja hambatan komunikasi kepala dalam meningkatkan kinerja guru dan bagaimana upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengatasi hamabatan komunikasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di SMP IT Ash- Shiddiqi Kecamatan Pemayung.Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Setelah data terkumpul lalu diperiksa dan dianalisis melalui managemen data, pengkodean dan pembuatan tema, dan penyajian hasil. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) strategi komunikasi kepala dalam meningkatkan kinerja guru melalui mengenal Khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, pemilihan media. (2) jenis komunikasi yang diterpkan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru ialah: komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. (3) Hambatan komunikasi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru merangkup pada rintangan kerangka berfikir, gangguan teknis, tidak fokus. (4) upaya kepala sekolah mengatasi hambatan komunikasi. Melengkapi sarana penunjang komunikasi seperti memasang jaringan internet (Wifi), menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan mengedepankan komunikasi interpersonal dengan cara tatap muka.
Desa Masbagik Selatan merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Potensi utama di Desa Masbagik Selatan adalah mayoritas masyarakat sebagai pengusaha, baik di bidang kuliner, sembako, hingga konveksi. Berdasarkan hasil survey dan wawancara yang dilakukan di Desa Masbagik Selatan, terdapat satu masalah utama yang menjadi momok bagi masyarakat desa ini, yaitu kurangnya kemampuan untuk memiliki modal usaha kerja. Hal ini mengakibatkan masyarakat tidak mampu mengembangkan taraf ekonomi mereka dikarenakan masyarakat tidak mampu memenuhi kemampuan dasar yaitu sandang, pangan, dan papan yang termasuk pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya. Dalam mengatasi permasalahan tersebut untuk mendapat modal usaha perlu dibentuk usaha ekonomis produktif dalam bentuk kelompok usaha bersama (KUBe) yang disesuaikan dengan kebutuhan anggota kelompok dan potensi yang ada di daerah Masbagik Selatan. Program ini terselenggarakan dalam 3 kegiatan, yang pertama adalah survey, kedua sosialisasi, dan rang terakhir pembentukan KUBe. Seluruh rangkaian kegiatan ini diselenggarakan dengan melibatkan sebagian dari masyarakat Desa Masbagik Selatan dan khususnya ibu-ibu untuk kegiatan pembentukan KUBe.
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan. Namun faktanya, masih banyak nelayan yang hidup dalam garis kemiskinan karena ketidak mampuan para nelayan untuk menangkap ikan semaksimal mungkin. Untuk memecah permasalahan tersebut, diperlukan sebuah alat bantu tangkap ikan, alat ini merupakan alat yang digunakan untuk membantu mempermudah para nelayan menangkap ikan. Berdasarkan 51 proses manufaktur alat bantu tangkap ikan, komponen penyusun alat terdiri atas base, support base, rangka bawah, rangka atas, rangka sliding, hidrolik, bracket, pin dan motor penggerak. Dari hasil analisis DFMA, total waktu yang dibutuhkan untuk membuat alat bantu tangkap ikan yaitu 1397 menit. Adapun total biaya yang dibutuhkan untuk membuat 1 set alat bantu tangkap ikan adalah sebesar Rp 9.950.000,-.
Dalam menjalankan kegiatan melaut, nelayan kerapkali berhadapan dengan risiko kecelakaan kerja. Secara umum, dua faktor penyebab kecelakaan yaitu tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman. Aktifitas kerja nelayan Pantura Indramayu, tidak luput dari risiko kecelakaan kerja. Dari tahun 2013 sampai Juni 2014 di pelabuhan Karangsong Indramayu tercatat 29 kasus kecelakaan dengan korban 39 hilang/meninggal dunia. Studi dilakukan guna menganalisis faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja nelayan Pantura. Populasi penelitian adalah nelayan Pantura, dengan jumlah sampel kasus dan control sebanyak 116. Variabel terikat adalah kejadian kecelakaan, varibel bebas terdiri dari action dan condition. Desain studi kasus kontrol dengan alat pengumpul data kuesioner. Analisis dengan uji statistic regresi linier ganda. Hasil studi diperoleh terdapat hubungan yang bermakna (α=5%) antara unsafety action dengan kecelakaan kerja (p=0,000) dengan odds ratio 8,25. Beberapa factor risiko unsafety action setelah menghitung pengarunya secara bersama-sama adalah sub variable: menggunakan alat keselamatan yang rusak dengan odds ratio 6,577, dan bergurau ditempat kerja dengan odds ratio 6,331. Hal menarik dari penelitian didapat bahwa, bergurau ditempat kerja berisiko 6 kali untuk terjadinya kecelakaan dibandingkan yang tidak bergurau ditempat kerja.
Pollination determines pollinating weevils in oil palm. Abiotic and biotic factors can influence population pollinator weevils. An experiment was carried out in PT. Sawit Sumbermas Sarana, Tbk. The object of research is to analyze the influence of male inflorescences, natural enemies, and climate on pollinating weevils population at clay, sandy, and peat soil types. The research method used a sampling design. Observation variables were conducted every two weeks for the availability of anthesis male inflorescences, natural enemies, and climate. Davis Vantage Pro 2 was used to measure the climate. The results showed the population of pollinator weevils was significant (p<0.05) influence on male inflorescence. The anthesis male inflorescence per ha increases as the population of pollinator weevil increases. Climate and natural enemies such as Rattus sp., Gasterachanta sp., Argiope sp., Sycanus sp., and Cosmolestes sp., have insignificant influences on pollinating weevils population. Male inflorescence was biotic factor as the source of food for pollinator weevils on clay, sandy, and peat soil types.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.