Perairan Sibolga secara geografis cukup strategis, karena terletak di Samudera Hindia, hasil penangkapannya kebanyakan didaratkan di Pelabuhan Perikanan Sibolga. Salah satu alat tangkap yang sangat produktif di Sibolga adalah pukat cincin dari tahun ketahun meningkatkan jumlah armada unit penangkapan yang berdampak kepada over ekspoitasi pada tahun 2015. Berdasarkan hal tersebut dijalankan peraturan mengenai pembatasan unit armada alat tangkap pukat cincin dan meningkatkan hasil tangkapan ikan secara bertahap. Efisiensi penggunaan armada kapal penangkapan ikan yang menggunakan alat tanggkap pukat cincin sangat terkait dengan masalah identifikasi faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas dan efektifitas dalam memanfaatkan sumberdaya ikan dilakuan pengkajian tentang faktor produksi agar mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil tangkapan guna meningkatkan hasil tangkapan nelayan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah setudi kasus dengan analisis deskriptif dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Metode analisis yang digunakan berupa uji asumsi klasik dan fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan nyata pada unit alat tangkap pukat cincin di PPN Sibolga yaitu ukuran kapal (X1), daya mesin kapal (X3), panjang jaring (X3), dan tinggi jaring (X4). Hubungan antara faktor-faktor produksi alat tangkap pukat cincin di PPN Sibolga dapat di presentasikan dalam model fungsi Cobb-Douglas, yaitu sebagai berikut: LnY = -7.034.574 + 21.254 LnX1 + 6.241 LnX2 + 2.369 LnX3 + 54.410 LnX4.Kata kunci:pukat cincin, faktor produksi, PPN Sibolga
Rumpon portable merupakan suatu jenis alat bantu yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan dengan frekuensi sebesar 11.000 – 15.000 Hz, dengan metode penggunaan suara pada atraktor yang ada pada rumpon portable sehingga ikan-ikan pelagis kecil berkumpul di sekitar rumpon portable. Ikan pelagis kecil memiliki kebiasaan hidup membentuk gerombolan dalam melangsungkan hidupnya, baik itu bermigrasi, mencari makan, bahkan memijah. Pancing ulur merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan nelayan skala kecil untuk aktifitas penangkapan ikan pelagis kecil, oleh karena itu diperlukan penelitian tentang produktivitas pancing ulur pada rumpon portable. Penelitian ini menggunakan data produksi dari alat tangkap pancing ulur, dengan jumlah pengambilan data selama 15 trip penangkapan pada bulan Agustus-September 2018 bertempat di perairan Aceh Utara. Hasil penelitian menunjukkan jenis dan jumlah ikan yang tertangkap disekitar rumpon portable dengan menggunakan alat tangkap pancing ulur di antaranya ada 8 jenis yaitu ikan selar tetengkek (Megalaspis cordyla), kue (Caranx ignobilis), kerapu (Epinephelus fuscoguttatus), selar (Selaroides leptolepis), cumi-cumi (Loligo indica), kuniran (Upeneus moluccensis), tenggiri (Scomberomorini), dan kembung (Rastrelliger) dengan total berat 24,25 kg. Rata-rata produktivitas penangkapan ikan dengan alat tangkap pancing ulur pada rumpon portable sebesar 1,61 kg/trip. Komposisi jenis ikan hasil tangkapan menunjukkan cumi-cumi dominan tertangkap dengan alat tangkap pancing ulur yang dioperasikan di sekitar rumpon portable.
The use of rumpon, a type of Fish Aggregating Device (FAD), has been traditional in Indonesia, particularly in eastern Indonesia waters since time immemorial (Reuter 1938;Nasution et al. 1986;Monintja 1976). The traditional tuna fishermen in Mamuju waters in the Province of South Celebes have used rumpons for a long time, although there is no record when the device was first used (Nasution et al. 1986). Any structure designed or made to attract free schooling fishes: rumpon (Indonesia), tendak (West Java), uncang (Sumatera), rompong (Sulawesi), payaos (Philippines). Local fishermen claimed that they learned how to construct the rumpon from their ancestors, but did not apply the device extensively until 1985 because of the low profitability of catching the swift swimming fishes. The use of rumpon for fishing activities has improved the effectiveness and efficiency of several fishing gear. However, the fast growing of rumpon utilization has raised a great concern on the sustainability of the fish resources. The rumpon management for responsible fisheries should consider the aspects of biology, location, environment, fishing gear, social and economic. The existing condition of rumpon has not fully understood and its usage in a responsible manner further elaboration also needed. For that purpose, the information of the past and present situation of rumpon in Indonesia will be important for further management. The main data were collected and compiled from various references, annual report of the Directorate General of Fisheries and research report of Central Research Institute for Fisheries. Additional data were made available from local fisheries agencies or related institutions. Structure of the rumpon installed in the Provinces of North Sumatera, West Sumatra, Lampung, West Java, East Java, North Celebes, Central Celebes, South Celebes, maluku and Papua are given in detail. There are 2 types of rumpon : the deep sea rumpon and shallow water rumpon. The differences among the rumpons in those areas are mostly found in material of mooring line, shape and material of float and structure of the attracting components. The mooring line is mostly made of polyethylene of 12-25 mm in diameter or nylon of 5-10 mm in diameter. There are wide variations of shape of floats. Generally they are divide into pontoon type or box shape made of steel and raft type made of bamboos. Attractors are made of coconut leaves, nipah leaves and pinag leaves. Some attractors are attached to the mooring line and the others are hung down from the float. They are operated in wide range of water depth from 20 to 1500 m. The fishing ground conditions, bottom topography and bottom configuration are among the factors considered for the rumpon design and construction. The differences in construction are mainly due to the rumpon location, target species in each area and the fishing gear applied.
ABSTRAKRumpon yang biasa digunakan oleh nelayan dan pengusaha di seluruh Indonesia adalah rumpon yang dipasang menetap di suatu perairan, sehingga tidak dapat dipindah-pindah ke perairan lain. Sejauh ini di Indonesia belum pernah dilakukan penelitian tentang efektivitas dan efisiensi rumpon yang dapat dibawa kemana-mana dan mudah dipindahkan (portable) untuk menangkap ikan tuna dan cakalang. Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang rumpon portable untuk menangkap ikan tuna dan cakalang. Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat Sistem Inovasi Nasional dengan adanya rumpon portable yang memudahkan nelayan dalam operasi penangkapan ikan.Uji coba penangkapan di rumpon portable dilakukan dengan experimental fishing menggunakan alat tangkap pancing tonda dan pancing gajrut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi dan jumlah ikan yang berkumpul di rumpon portable serta mengetahui isi perut ikan dan plankton yang terdapat di perairan. Kata kunci: Rumpon portable, berkelanjutan, tuna dan cakalangI. PENDAHULUAN Latar BelakangRumpon atau Fish Aggregating Device (FAD) adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di laut, baik laut dangkal maupun laut dalam. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar berkumpul di sekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap. Konstruksi rumpon menyerupai pepohonan yang dipasang atau ditanam pada kedalaman tertentu di suatu tempat di perairan laut yang berfungsi sebagai tempat berlindung, mencari makan, memijah dan berkumpulnya ikan. Metode pemasangan dari rumpon laut dangkal dan rumpon laut dalam hampir sama, perbedaannya hanya pada daerah pemasangan serta bahan yang digunakan.Secara garis besar rumpon, baik rumpon laut dalam maupun rumpon laut dangkal pada prinsipnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: (1) pelampung atau float; (2) tali panjang atau rope; (3) pemikat ikan atau atractor dan (4) pemberat atau sinker. Rumpon yang portable merupakan rumpon yang tidak diletakkan secara tetap di perairan, tetapi diletakkan pada saat akan melakukan kegiatan penangkapan di daerah penangkapan ikan tersebut, sehingga ketika tidak digunakan, dapat dibawa, dipindahkan ke daerah lain atau di simpan sampai dilakukan operasi penangkapan ikan selanjutnya.
Fish Aggregating Device (FAD) usually used by small and large scale fishermen in Indonesia are FAD shallow and deep sea water which fix in the water. Effectiveness and efficiency research activity about portable FAD in the water to catch Thunnus spp. and skipjack have never been done in Indonesia. This research divided into two stages : portable FAD design, fishing trial with portable FAD used handline and troll line in Palabuhanratu waters. The purpose of this research was to make portable FAD design, fishing trial used Electric Fish Attractor (EFA) with different frequency and to compared effectiveness of catch composition with handline and troll line. The result of this study were design FAD portable with length and width 1 m, the material is manglid wood, the attractors are raffia line and attractor and sinker line used PE with diameter 4 mm and tin sinker, EFA with frequency 10-1.000 Hz catch Caranx fasciatus and Trichiurus sp., whereas EFA with frequency 1.000-20.000 Hz catch 2 fish of Thunnus albacares with length 30 cm and weight 40 kg, catch composition used handline was Trichiurus sp. 63%, Nemiptarus sp. 10%, Caesio cuning 7%, Euthynnus spp. and semar 4%, Lutjanus spp. and Thunnus albacares 2%, whereas catch composition with troll line was Rastrelliger spp, Caesio cuning and Selaroides spp. 1%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.