Stunting is one of the nutritional problems experienced by toddlers in the world today. In 2017, 22.2% of children under five in the world were stunted. Indonesia is included in the third country with the highest prevalence in the Southeast Asia region, the prevalence of children under five with stunting in Indonesia in 2005-2017 was 36.4%. Aims to determine the risk factors for stunting in children under five in the working area of the Baraka Community Health Center, Enrekang Regency. This study used the analytical survey method with the Cross Sectional Study approach using the simple random sampling technique, which means that the sample taken is where each element or member of the population has the same opportunity to be selected as the sample. The sample size in this study was taken using the Slovin formula. The location was carried out in the working area of the Baraka Community Health Center, Enrekang Regency. The research time was 1 month. The sample in this study amounted to 94 people with the process of data collection and data collection was carried out by interview techniques. The results showed that exclusive breastfeeding (p = 0.002), complementary breastfeeding (p = 0.002) had a relationship with the incidence of stunting, while there was no relationship between LBW (p = 0.106), gestational age (p = 0.303), and maternal nutritional status ( KEK) (p = 0.229) with the incidence of stunting.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan penurunan kecepatan pertumbuhan. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk, hal ini merupakan konsekuensi dari beberapa faktor yang salah satunya sering dikaitkan dengan faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pemenuhan akses air bersih dan sanitasi dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Cangadi. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain Case Control. Data diperoleh dengan melakukan pengukuran TB terhadap anak dengan menggunakan microtoise, wawancara dan pengisisan kuesioner terhadap ibu. Hasil analisis chi square menunjukkan indikator akses sanitasi memiliki hubungan dengan kejadian stunting yaitu mencuci tangan dengan sabun, menyikat gigi, membersihkan mainan, menyimpan makanan, waktu cuci tangan, kondisi saluran air, penyimpanan sampah dan kondisi lingkungan rumah. Sementara indikator pemenuhan akses air bersih terdapat 4 indikator memiliki hubungan dengan kejadian stunting yaitu jarak pencemar, sumber air minum, pengolahan air minum dan menguras bak air. Sebagian besar indikator pemenuhan akses air bersih dan sanitasi berhubungan dengan kejadian stunting. Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting dapat dilakukan dengan optimalisasi pemberian informasi atau strategi untuk meningkatkan perilaku masyarakat untuk bisa menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari.
Latar belakang: Coronavirus Disease (Covid-19) masuk di Indonesia sejak awal Maret 2020 yang menimbulkan berbagai dampak pada aspek ekonomi, politik, sosial, hingga pendidikan. Adapun dampak terhadap pendidikan pada proses pembelajaran yaitu, berubahnya sistem pembelajaran tatap muka menjadi sistem pembelajaran jarak jauh/daring. Perubahan metode belajar ini berlangsung cepat sehingga banyak pihak yang belum siap dan merasa kesulitan sehingga timbul masalah kesehatan mental. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dampak pembelajaran jarak jauh terhadap kesehatan mental mahasiswa Universitas Muhammadiyah Parepare. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampelnya adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Parepare yang mengikuti proses pembelajaran jarak jauh sebanyak 97 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner digital yaitu platform google form. Hasil: Penelitian terhadap 98 mahasiswa diperoleh data bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki masalah psikologis (cemas, depresi) yaitu sebanyak 64 orang (66,0%), sedangkan mahasiswa yang tidak memiliki masalah psikologis sebanyak 33 orang (34,0%). Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki masalah psikologis seperti cemas dan depresi adalah sebanyak 64 responden (66,0%), sedangkan jumlah mahasiswa yang tidak memiliki masalah psikologis sebanyak 33 responden (34,0%).
Binge watching merupakan fenomena dimana orang menyaksikan sebuah tayangan secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama. Mahasiswa termasuk kalangan yang sering menghabiskan waktu luangnya untuk binge watching dan kurang menyadari bahwa perilakunya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan apabila dilakukan secara terus-menerus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh binge watching terhadap kualitas tidur dan kelelahan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Parepare. Metode penelitian menggunakan analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di UM Parepare pada bulan Juli 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UM Parepare Angkatan 2017-2020 sebanyak 4.120 orang. Dengan teknik purposive sampling, didapatkan total 98 sampel. Instrumen penelitian berupa kuesioner PSQI dan FAS. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji pengaruh binge watching terhadap kualitas tidur di peroleh p-value = 0,008 < α (0,05). Sedangkan, uji pengaruh binge watching terhadap kelelahan diperoleh p-value = 0,004 < α (0,05). Ada pengaruh antara binge watching dengan kualitas tidur dan kelelahan pada mahasiswa UM Parepare. Mahasiswa disarankan untuk mengurangi kebiasaan menonton maraton dan meningkatkan kepedulian terhadap kesehatannya termasuk dalam mencari suatu hiburan.
STBM merupakan strategi pelibatan masyarakat dalam program sanitasi dan telah dilaksanakan sejak Tahun 2008 dengan tujuan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat demi mewujudkan kondisi sanitasi total di komunitas yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional deskriptif. Sampel penelitian ini terdiri dari masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cempa Kota Parepare, sebanyak 106 KK. Pengambilan sampel dilakukan dengan Probability Sampiling dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan jamban di Wilayah Kerja Puskesmas Cempae Kota Parepare sebanyak 92 (86,8%), frekuensi perilaku penggunaan jamban sebanyak 106 (100%). Adapun tingkat keberhasilan Pelaksanaan program STBM pilar pertama stop BABS 100% berhasil berdasarkan perilaku masyarakat yang melaksanakan program STBM pilar pertama stop BABS dengan tidak buang air besar sembarangan. Untuk itu kepada petugas sanitasi puskesmas diharapkan agar lebih sering berbaur dengan masyarakat agar pengetahuan masyarakat tentang STBM tidak minim dan kiranya dapat terus mempertahakan gelar ODF di wilayah kerjanya.
Preeklampsia adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu, janin dan neonatal. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko kejadian preeklampsia di Kota Parepare. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kajian kasus kontrol. Kasus adalah semua ibu melahirkan Juli-Desember 2016 yang mengalami preeclampsia saat hamil dan tercatat pada kartu status pasien di enam puskesmas di Kota Parepare sebanyak 35 orang. Sementara kontrol adalah ibu melahirkan Juli-Desember 2016 yang tidak mengalami preeklampsia saat hamil dan tercatat pada kartu status pasien di enam puskesmas di Kota Parepare sebanyak 70 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko terhadap kejadian preeklampsia meliputi status sosial ekonomi status sosial ekonomi (OR=6,795 ; CI 95%, 1,997-23,123 p=0,002) dan pemanfaatan antenatal care (OR=10,597 ; CI 95%, 3,670-30,595 ; p=0,000). Sedangkan usia ibu (OR=0,892 ; CI 95%, 0,3952-2,012 ; p=0,782), riwayat preeklampsia ibu (OR=5,642 ; CI 95%, 0,960-33,142 ; p=0,055), paritas (OR=1,754 ; CI 95%, 0,679-4,531 ; p=0,243), riwayat hipertensi ibu (OR=1,862 ; CI 95%, 0,575-6,034 ; p=0,295), dan tingkat pendidikan ibu (OR=2,212 ; CI 95%, 0,664-7,367 ; p=0,196) bukan faktor risiko terhadap kejadian preeklampsia. Dengan demikian, status sosial ekonomi dan pemanfaatan ANC merupakan faktor risiko terhadap kejadian preeklampsia. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian preeklampsia adalah pemanfaatan antenatal care.
ABSTRAK Hasil pemeriksaan deteksi dini kanker payudara di Indonesia Tahun 2017 telah ditemukan 12.023tumor payudara, dan 3.079 curiga kanker payudara. Di antara 5 kanker yang paling sering dijumpai,kanker payudara tercatat mencapai 2,09 juta kasus. Untuk mencari faktor risiko tumor ganaspayudara seperti usia, riwayat melahirkan, riwayat menyusui, riwayat keluarga, riwayat menopause,dan riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal. Metode survei analitik dengan desain casecontrol dengan jumlah sampel 80 responden yang terbagi atas sampel kasus sebanyak 40 respondendan sampel kontrol sebanyak 40 responden. Teknik pengambilan sampel adalah consecutivesampling dengan uji Chi-Square dan Odds Ratio. Faktor yang ditemukan sebagai faktor risikomeliputi usia (OR=19,0; CI95%=4,02-89,6), riwayat melahirkan (OR=2,17; CI95%=1,70-2,78),riwayat kanker dalam keluarga (OR=6,33; CI95%=1,28-31,1), riwayat menopause (OR=2,33;CI95%=1,78-3,05), riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal (OR=6,33; CI95%=1,50-14,4),sedangkan riwayat menyusui tidak termasuk faktor risiko (OR=1,00; CI95%=0,39-2,50). Sebaiknyapeneliti selanjutnya melakukan uji multivariat, uji interaksi, dan confounding. Diharapkan petugaskesehatan melakukan penyuluhan tentang pemakaian kontrasepsi hormonal ≥ 5 tahun yang dapatmeningkatkan kejadian tumor ganas payudara. Kata Kunci: Tumor Ganas Payudara, Umur, Melahirkan, Keluarga, Menopause, KB Hormonal
Lulur atau scrub cream adalah kosmetik yang ditambahkan butiran-butiran kasar yang bersifat sebagai pengampelas (abrasiver) agar bisa mengangkat sel kulit mati dari kulit (epidermis). Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan bahan baku body scrub adalah daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Tujuan penelitian ini untuk membuat formulasi sediaan lulur (body scrub) menggunakan ekstrak metanol daun Jambu biji(Averrhoa Blimbi L.). Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Farmasi SMK Farmasi Yasari Kota Parepare. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 November s/d 20 Maret 2021, pengambilan sampel daun jambu biji di Kecamatan Panca Rijang. Hasil penelitian ini menunjukkan sediaan lulur (body scrub) yang diperoleh berbentuk krim lembut dengan butiran-butiran kasar (bahan scrubnya), homogen, mudah dioleskan dan merata, terasa lembut dan sejuk saat dioleskan, mudah dicuci dan beraroma khas perpaduan antara bau khas esktrak daun jambu biji itu sendiri dan parfum (corrigens odoris), kemudian dari Tiga sediaan yang dibuat dengan ekstrak daun jambu biji yang divariasikan konsentrasi yakni 10%,15% dan 20%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah telah dibuat formulasi sediaan lulur (body scrub) ekstrak metanol daun jambu biji sebanyak tiga sediaan lulur (body scrub) dengan konsentrasi ekstrak 10%, 15% dan 20% dari segi tekstur, bau dan warna maka yang dinyatakan baik dan stabil adalah konsentrasi 15 %.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.