<em>Penelitian ini berdasarkan survei guru kimia di MAN Kota Tegal dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar guru meliputi keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, dan keterampilan mengadakan variasi yang masih kurang. Padahal keterampilan dasar mengajar guru merupakan keterampilan yang sangat penting diterapkan dalam pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian mixed method dalam bentuk konkuren dengan model strategi Embendded konkuren yaitu penelitian kualitatif menginduk di dalam penelitian kuantitatif. Data penelitian diperoleh melalui lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian di MAN Kota Tegal tentang keterampilan dasar mengajar guru kimia yang mengikuti MGMP MIPA menunjukkan bahwa persentase skor rata-rata dalam ketiga keterampilan dasar mengajar (keterampilan membuka dan menutup, keterampilan bertanya, dan keterampilan mengadakan variasi) sebesar 54% dengan kategori kurang sekali. Keterampilan yang dinilai yaitu keterampilan membuka pelajaran sebesar 61% (cukup), keterampilan bertanya sebesar 56% (kurang), keterampilan mengadakan variasi sebesar 53% (kurang sekali), dan menutup pelajaran 44% (kurang sekali). Kemudian berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa sebagian besar keterampilan dasar mengajar guru kimia masih kurang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar mengajar guru kimia yang mengikuti MGMP MIPA di MAN Kota Tegal selama proses pembelajaran guru masih kurang dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar.</em>
The desulphurization process of diesel fuel is carried out to reduce the amount of SO2 emissions that can cause acid rain. However, the desulphurization process in diesel fuel not only removes the sulfur compounds but polyaromatic and polar compounds are also eliminated during this process. The loss of these two compounds can reduce the lubricity properties of diesel fuel. Therefore, it is necessary to add an additive compound that can increase the lubricity properties. In this research, 2-hydroxyethyl ester (HEE) was synthesized as an additive to increase the lubricity of diesel fuel. This compound was synthesized through the transesterification reaction of soybean oil and ethylene glycol with K2CO3 as the base catalyst. The composition of the synthesized additives was analyzed using the Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Based on the results of GC-MS spectrum analysis, it is known that the 2-hydroxyethyl ester compound has been formed with a yield of 66.5% (relative to the area of the chromatogram peak). The HEE compound obtained is a mixture of 2 hydroxyethyl palmitate, 2 hydroxyethyl linoleate, 2 hydroxyethyl stearate, 2 hydroxyethyl arachidonate, 2 hydroxyethyl nervate, and 2 hydroxyethyl behenate.
ABSTRAKKemampuan mahasiswa Pendidikan Kimia dalam menganalisis Ayat-ayat Kauniyah yang berasal dari Al-Quran dan As-Sunnah sebagai petunjuk pengembangan riset kimia berbasis wahyu telah dilakukan. Al-Quran dan As-Sunnah merupakan sumber hukum agama dan sains bagi Muslim sehingga dikatakan bahwa dalam Islam tidak terjadi dikotomi antara agama dan sains, justru integrasi agama dan sains. Ayat-ayat Kauniyah dalam Al-Quran dan As-Sunnah dapat dijadikan sumber gagasan sebagai petunjuk pengembangan riset kimia berbasis wahyu. Pada mata kuliah Keterpaduan IPTEK dan Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo, mahasiswa dilatih menggali gagasan riset kimia dari ayat-ayat Kauniyah dalam Al-Quran dan As-Sunnah menjadi satu makalah ilmiah. Kemampuan mahasiswa Pendidikan kimia secara keseluruhan dalam menganalisis Ayat-ayat Kauniyah ini cukup baik yang dapat diketahui dari menganalisis makalah yang telah disusun secara mandiri, lembar refleksi, dan wawancara.Kata Kunci: Ayat-ayat kauniyah, pengembangan riset kimia berbasis wahyu.
PENDAHULUANSekularisasi ilmu atau dikotomi antara ilmu agama dan sains (selain agama seperti ilmu fisika, kimia, biologi, sosiologi) berasal dari peradaban barat. Peradaban barat yang maju seperti saat ini, telah melalui tahapan revolusi ilmiah yang dikenal zaman renaisans. Sebelum memasuki tahapan revolusi ilmiah, kehidupan masyarakat barat didominasi oleh aturanaturan gereja yang ketat. Mereka dilarang mengembangkan potensi akal yang bersifat penyelidikan terhadap agama. Jika terdapat pemikiran yang bertentangan dengan aturan gereja, akan mendapatkan hukuman yang berat (Husaini, 2005). Memasuki zaman renaisans pada abad ke-16, dominasi gereja mulai berkurang. Sejak dicetuskannya pernyataan bahwa aku berpikir maka aku ada (cogito ergo sum) oleh René Descartes, maka tolok ukur kebenaran sekaligus sumber ilmu pengetahuan bukan lagi dari ajaran gereja (agama) melainkan rasio dan pancaindera (empirisme). Paham empirisme ini terus berkembang hingga zaman modern atau pencerahan (Husaini et.al., 2013). Berarti pada zaman pencerahan, dikotomi agama dan sains terlihat jelas. Ruang lingkup sains hanya dibatasi pada 1 Pendidikan Kimia pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang, Indonesia.
Desulphurization of diesel fuel is necessary to be done to reduce sulphur content in the air. However, the desulphurization process will reduce the lubrication properties of diesel fuel. In order to overcome the problem, it needs bioadditive to improve the lubricity. Lubricity of diesel fuel can be improved by the subsistence of chemical compound that is hydroxyethyl esther (HEE). HEE is synthesized through the transesterification reaction of palm oil (triglycerides) and 1,2 ethanediol at 150 °C for 5 hours and K2CO3 catalyst as well. The conversion of TG into the products is 72.90%. The characterization using Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) indicates that the chemical compound in synthesis products comprise free fatty acids, hydroxyethyl esters and by-products. The obtained products can be used as bioadditives to improve the lubricity of diesel fuel.
Radikal bebas merupakan suatu senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan dan struktur pada fungsi sel yang dapat dicegah dengan antioksidan. Antioksidan dihasilkan dari ekstraksi seperti pada air seduhan teh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui suhu dan waktu yang optimum dalam mengesktrak daun jambu air <em>(Syzygium samarangene </em>(BL.) Merr.et Perry) dan mengetahui nilai aktivitas antioksidan berupa <em>Inhibisi Consentration</em> (IC<sub>50</sub>). Dalam penelitian ini metode yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara terpisah dan dirancang secara faktorial (4 x 3) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah suhu yaitu 70°C<sub>, </sub> 80°C<sub>, </sub> 90°C<sub>, </sub>100°C<sub>. </sub> Faktor kedua adalah waktu yaitu 5 menit, 10 menit, 15 menit. Untuk mengetahui aktivitas antioksidannya berupa IC<sub>50 </sub>digunakan metode penangkal radikal bebas DPPH (<em>1,1</em> –<em>diphenyl-</em><em>2-picylhydrazyl</em>). Kemudian hasil absorbansi dari spektrofotometer Visibel dianalisa statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis yang menyatakan bahwa suhu tidak berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan ekstrak daun jambu air Semarang. Sedangkan waktu berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan ekstrak daun jambu air Semarang. Suhu dan waktu optimum penyeduhan yang disarankan yaitu pada 70<sup>o</sup>C selama 5 menit dengan persen (%) hambatan yaitu 77,46%. Sementara itu aktivitas antioksidan ditunjukan dengan nilai IC<sub>50</sub> yaitu 41,01 ppm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.