Regosol pasir pantai dapat menjadi lahan alternatif dalam pengembangan pertanian terutama di wilayah pesisir. Namun, kendala utama pada lahan pasir pantai untuk pertanian adalah sifat tanah yang bertekstur pasir dengan struktur yang lepas. Selain itu nilai Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) yang rendah juga menyebabkan tanah ini sulit untuk menyimpan hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak seperti Kalium (K). Salah satu upaya dalam memperbaiki sifat Regosol pasir pantai adalah dengan penambahan pembenah tanah. Pembenah tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk kandang sapi dan tanah Vertisol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang sapi dan tanah Vertisol sebagai pembenah tanah terhadap ketersediaan dan pelindian Kalium (K) serta terhadap beberapa sifat kimia tanah Regosol pasir pantai. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 3 ulangan, faktor pertama adalah pupuk kandang sapi dengan 3 aras (dosis 0 ton/ha, 20 ton/ha, dan 30 ton/ha), dan faktor yang kedua adalah tanah Vertisol dengan 3 aras (dosis 0 ton/ha, 20 ton/ha, dan 30 ton/ha). Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dengan waktu inkubasi selama 30 hari. Data hasil penelitian dianalisis dengan ANOVA pada jenjang nyata 5% dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada jenjang 5%. Hasil Penelitian menunjukkan penambahan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap parameter K-tersedia tanah, K-terlindi, pH tanah, C-organik tanah, dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK). Penambahan tanah Vertisol juga berpengaruh nyata terhadap parameter K-tersedia tanah, K-terlindi, pH tanah, C-organik tanah, dan Kapasitas Pertukaran kation (KPK). Pemberian pupuk kandang sapi memberikan hasil yang lebih baik dibanding tanah vertisol, dengan dosis pemberian terbaik sebesar 30 ton/ha.
This research aimed to determine the influence of various doses of urea fertilizer on the chemical characteristics of mutant sorghum (Sorghum bicolor L.) grain varieties Samurai1, Samurai-2, and Pahat. A Fully Randomized Factorial Design was used by employing two factors and three replications. The three varieties of mutant sorghum grain served as the first factor while four doses (i.e., 0, 30, 60, and 90 kg/ha) of urea fertilizer administration served as the second factor. The parameters in the chemical test on the sorghum grain include ash, total protein, amylum, reducing sugar, dissolved protein, and tannin contents. The administration of urea fertilizer significantly influenced the increase in the ash, amylum, reducing sugar, and dissolved protein contents of Samurai-1 but did not significantly do so to such contents of Samurai-2 and Pahat. The urea fertilizer dose of 90 kg/ha gave the best results of the chemical composition of the three types of mutant sorghum grain. Chemically, mutant sorghum flour of the three varieties is qualified as a quality food ingredient with Samurai-1 being the best of the three varieties, in that case, possessing total protein content of 7.90%, amylum (or starch) content of 14.51%, dissolved protein content of 2.38%, reducing sugar content of 2.88%, and tannin content of 0.70%.
Ketersediaan P yang rendah, menjadi kendala pada tanah Latosol. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian zeolit dan pupuk SP-36. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dosis zeolit dan pupuk SP-36 terhadap ketersediaan P dan serapan P padi gogo. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap 2 faktor. Faktor pertama dosis zeolit terdiri dari 3 aras: 0; 2,5; 5 ton/ha. Faktor kedua dosis SP-36 terdiri 3 aras setara dengan: 0; 50; dan 100 P2O5 kg/ha. Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali, sehingga didapatkan 27 pot. Parameter analisis tanah terdiri pH H2O, pH KCl, P tersedia, dan KTK tanah, P jaringan dan serapan P padi gogo. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dengan sidik ragam (Anova) dan dilanjutkan dengan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi zeolit berpengaruh nyata terhadap pH H2O, P-tersedia Latosol dan P-jaringan padi gogo, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap serapan P padi gogo. Dosis SP-36 berpengaruh nyata terhadap P-tersedia, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pH H2O Latosol, P-jaringan dan serapan P padi gogo. Interaksi zeolit dengan SP-36 yang berpengaruh nyata meningkatkan P-tersedia dan P-jaringan. Zeolit setara 5 ton/ha dan SP-36 setara 50 kg P2O5 merupakan dosis optimal untuk meningkatkan pertumbuhan padi gogo di Latosol.
Dekomposisi atau perombakan bahan organik merupakan proses biologi yang melibatkan aktivitas mikrobia. Aktivitas perombakan dapat direpresentasikan berdasarkan jumlah CO2 yang dihasilkan. Pengamatan aktivitas dapat digunakan sebagai dasar perbaikan proses dekomposisi, seperti proses pengomposan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pembentukan CO2 selama inkubasi, total CO2 yang dihasilkan setelah inkubasi, serta perubahan kadar C dan N bahan setelah mengalami perombakan. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor. Faktor pertama berupa jenis substrat yang terdri atas tiga aras, yaitu Jerami padi (S1), Enceng gondok (S2), dan Seresah Kedelai (S3). Faktor kedua berupa jenis inokulum, yaitu EM-4 (I1), Promi (I2), dan Stardec (I3), sehingga diperoleh sembilan kombinasi perlakuan. Proses dekomposisi dilakukan selama 8 minggu. Parameter yang diamati meliputi jumlah CO2, kadar C dan N bahan serta C/N ratio. CO2 dianalisis menggunakan metode titrasi, C menggunakan metode Walkley and Black, sedangkan N menggunakan metode Kjeldahl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan CO2 dari masing-masing perlakuan mencapai maksimum pada pengamatan minggu pertama, total CO2 tertinggi pada substrat jerami dan seresah kedelai berturut-turut terdapat pada substrat yang diinokulasi dengan Stardec (I3) dan EM-4. Kemampuan dekomposisi ke tiga inokulum yang diuji pada substrat eceng gondok rendah. Proses dekomposisi mengakibatkan penurunan kadar C dan N.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos TKKS berbeda takaran yang diberi NPK terhadap ketersediaan P Podsolik Merah Kuning dan serapannya oleh bibit kelapa sawit. Penelitian dilakukan di Instalasi Penelitian Tanah, Laladon, Bogor. Penelitian merupakan percobaan pot yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 7 perlakuan dengan 6 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari Tanpa Perlakuan, NPK Standar, ¾ NPK, ¾ NPK +½ TKKS, ¾ NPK+ ¾ TKKS, ¾ NPK+1 TKKS, ¾ NPK+1 ½ TKKS. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter penelitian dilakukan analisis sidik ragam (ANOVA). Beda rerata antar perlakuan terhadap parameter hasil dilakukan uji beda nyata Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos TKKS berbeda takaran yang diberi NPK berpengaruh nyata meningkatkan P tersedia Podsolik Merah Kuning dan serapan P oleh bibit kelapa sawit. Perlakuan ¾ NPK + ½ TKKS memberikan hasil terbaik terhadap ketersediaan P Podsolik Merah Kuning dan serapannya oleh bibit kelapa sawit.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.