Kini semakin banyak desa di Bali menggali potensi desanya agar mampu bersaing secara kompetitif guna mendapatkan manfaat dari aktivitas pariwisata. Salah satu desa yang sedang berbenah untuk mengembangkan desa wisata yaitu Desa Kaba-Kaba. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan warisan “cagar budaya†dalam pengembangan Desa Wisata Kaba-Kaba. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Kaba-Kaba mengusung cagar budaya sebagai ikon atau ciri khas dari pengembangan desa wisata yang disinergikan dengan keasrian alam persawahan sebagai paket wisata cycling unggulan. Pengangkatan warisan “cagar budaya†sebagai ikon Desa Wisata Kaba-Kaba menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pelestarikan warisan budaya semakin kuat guna mendukung implementasi Perda Provinsi Bali No.4/2014. Masyarakat lokal antusias mendukung hal tersebut agar pengembangan pariwisata di desanya dapat berkelanjutan. Disarankan kepada pemerintah harus tetap memantau eksistensi warisan “cagar budaya†agar tetap ajeg dan lestari di masa depan.
Artikel ini mengkaji peran digital marketing dalam pengembangan desa wisata. Penelitian ini menggunakan data kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam kepada tokoh masyarakat. Analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran digital marketing pada desa wisata memberi kontrubusi besar sehingga berpengaruh terhadap keberlanjutan desa wisata. Pengembangan digital marketing mampu memberikan dampak positif dalam mengenalkan dan mempromosikan desa wisata. Penerapan digital marketing yang dilakukan oleh masing-masing pengelola desa wisata dapat menjadi peluang terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Disarankan bagi pihak pengelola harus lebih bersinergi dengan seluruh stakeholder pariwisata sehingga pengembangan desa wisata tetap berkelanjutan.
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan desa wisata Kaba-Kaba dalam persepektif masyarakat lokal. Penelitian ini menggunakan data kualitatif. Data diperoleh melalui metode observasi, wawancara, dan studi pustaka. Tokoh masyarakat yang dipergunakan sebagai informan ditentukan dengan teknik snowball sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perspektif masyarakat lokal, desa wisata Kaba-Kaba memiliki kekuatan dalam pengembangan kegiatan pariwisata, seperti: daya tarik wisata alam, budaya, lokasi yang strategis dengan akses yang mudah untuk dijangkau, serta memiliki fasilitas pendukung yang memadai seperti villa. Kelemahan yang dimiliki yaitu: minimnya kemampuan sumber daya manusia lokal dalam berkomunikasi bahasa asing, tenaga kerja lokal belum menguasai potensi pariwisata secara komprehensif, serta minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Peluangnya yaitu: adanya dukungan pelaku pariwisata, kunjungan wisatawan yang cenderung kembali ke alam, dan kini desa wisata ini menjadi lintasan baru menuju DTW Tanah Lot. Tantangan yang perlu diantisipasi yaitu: terjadi persaingan antar desa wisata sejenis, dan pencemaran lingkungan. Untuk itu pemerintah diharapkan lebih berkontribusi dalam memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat lokal. Masyarakat diharapkan lebih bersungguh-sungguh dalam menyiapkan diri guna mampu bersaing secara kompetitif dengan desa wisata lainnya
Biaung Village has some potential to develop into a cultural tourism attraction. This article aims to examine the existence of cultural heritage in this village to be developed into educational tourism. The data was collected by observation, literature study, and in-depth interviews with local community leaders and then analyzed by descriptive qualitatively. The results showed that the cultural heritage of Biaung Village is feasible to be developed into educational tourism for tourists, especially the younger generation. Hence, the younger generation has a strong understanding of cultural preservation in the future. It can be seen in the offer of educational tour packages (relics of ancient cultural sites, Batur Sari Murti Temple, tradition of making "kise", painting activities, and traditional culinary). Tourists who visit this tourist village are not just to learn about the local culture's uniqueness but also to be directly involved in tourism activities. It is recommended that the local community be more serious about developing the cultural heritage so that future generations can enjoy it. The government is expected to be more intense in fostering this cultural tourism attraction to be sustainable
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.