Rice is the staple food of processed rice commonly consumed by the people of Indonesia. The content of rice consists of carbohydrates, protein, fat, and water. Carbohydrates have a role as a major energy source for humans to perform its activities. People tend to prefer to consume rice in a warm environment. Rice warmers are widely used in the community is a rice cooker. The purpose of this study is to determine the carbohydrate levels in rice heated in a rice cooker with a time variation of 0; 6; 12; 18 and 24 hours. This type of research is quantitative where the data is presented without statistics and described descriptively. This study was conducted in May 2017 using a sample of rice heated in a rice cooker with variations of time. Result: Obtained carbohydrate content from time variation 0 hours, 6 hours, 12 hours, 18 hours and 24 hours that is 16,87%, 14,22%, 10,26%, 9,30% and 8,97%. Based on the results of research can be concluded that the longer time the rice in the rice cooker, the lower the carbohydrate level. This research can be used as input matter for society to arrange healthy lifestyles in concuming carbohydrate everyday especially for diabetics is expected to not consume rice immediately after ripe, but wait a few minutes to decreas carbohydrate level.
Streptomyces merupakan bakteri dari kelompok Actinomycetes. Genus ini diketahui dapat memproduksi berbagai senyawa aktif diantaranya antibiotik, antiviral, dan enzim. Enzim yang dapat ditemukan pada bakteri dan jamur yaitu salah satunya enzim kitinase. Enzim kitinase yang diproduksi oleh bakteri lebih baik dibandingkan kitinase dari sumber lain karena dengan waktu yang relatif singkat dapat melakukan proses perkembangbiakan. Bakteri kitinolitik merupakan agen pengendalian hayati terhadap jamur patogen maupun serangga hama yang sangat potensial karena aktivitas kitinase yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengetahui karakteristik Streptomyces spp. dari lumpur selokan dan uji aktivitas enzim kitinase. Aktivitas enzim kitinase diketahui melalui zona bening yang terbentuk pada media uji. Hasil penelitian diperoleh lima spesies Streptomyces spp. dari sampel lumpur selokan yang diisolasi dengan karakteristik yang berbeda-beda. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari lima spesies Streptomyces spp., dua spesies yaitu Streptomyces sp.3 dan Streptomyces sp.5 mampu memproduksi enzim kitinase, sementara tiga spesies Streptomyces lainnya tidak memproduksi enzim kitinase. Streptomyces sp.3 memproduksi enzim kitinase dengan terbentuknya zona bening sebesar 1,85±0,07 cm dan pada Streptomyces sp.5 terbentuk zona bening sebesar 0,65 ±0,14 cm . Berdasarkan data tersebut Streptomyces sp.3 dan Streptomyces sp.5 memiliki potensi sebagai bakteri kitinolitik yang memiliki manfaat sebagai agen pengendalian hayati.
Background: PHBS at school age that is not good enough will cause various diseases such as diarrhea, toothache, skin pain and worms. Thus, to reduce the prevalence of these bad impacts, it is important to apply PHBS. Methods: The method used is the lecture method. The team conducted health education related to Clean and Healthy Lifestyle, brushing teeth together, and examining faeces for worms. Results: there were 6 students' worms found, there were 10 students who had not brushed their teeth at night, all students listened well to the material that the team conveyed. Conclusion: Problem solving that can be done is by providing knowledge, understanding through counseling about PHBS.
Disbiosis mikroba usus dapat memicu terjadinya sindrom metabolik. Peningkatan bakteri pathogen akibat disbiosis memperbanyak perlepasan lipopolisakarida yang mendasari resistensi insulin pada diabetes melitus (DM). Modulasi mikrobiota usus menuju eubiosis penting dilakukan salah satunya melalui konsumsi probiotik. Produk probiotik yang potensial dikembangkan adalah soya yogurt yang mengandung bakteri hidup dan tinggi protein serta isoflavon. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh suplementasi soya yogurt terhadap kelimpahan mikroba sekum (Bakteri Asam Laktat dan Escherichia coli) tikus DM. Penelitian dilakukan di Laboratorium Stikes Wira Medika Bali (Mei-September 2020). Jenis penelitian adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap. Kelompok percobaan terdiri atas K1 (tikus sehat); K2 (tikus DM); K3 (tikus DM disuplementasi soya yogurt); K4 (tikus DM disuplementasi milk based yogurt); K5 (tikus sehat disuplementasi soya yogurt); K6 (tikus sehat disuplementasi milk based yogurt). Pengkondisian diabetes melitus dilakukan dengan induksi nikotinamid 230 mg/kg BB dan streptozotozin 65 mg/kg BB dosis tunggal. Analisa total BAL dan E. coli dilakukan dengan Total Plate Count melalui teknik dilusi. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan suplementasi soya yogurt pada tikus diabetes selama 28 hari berpengaruh terhadap kelimpahan mikroba sekum. Total kelimpahan BAL pada tikus dengan diabetes adalah 7,36±0,15 Log10 CFU/mL dan berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan tikus dengan perlakuan suplementasi soya yogurt yaitu sebanyak 8,08±0,1 Log10 CFU/mL. Kelimpahan E. coli pada tikus dengan diabetes adalah 9,42±0,12 Log10 CFU/mL dan berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan tikus dengan perlakuan suplementasi soya yogurt yaitu sebanyak 8,14 Log10 CFU/mL. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan suplementasi soya yogurt secara teratur berkorelasi positif dalam perbaikan kelimpahan mikroba sekum tikus diabetes melitus. Kata kunci: Disbiosis, hiperglikemia, isoflavon, probiotik
Kesalahan tahap pra-analitik memberikan kontribusi paling besar pada kesalahan laboratorium. Kesalahan pada tahap pra-analitik yang sering terjadi adalah hemolisis (53,2%), volume spesimen kurang (7,5%), tulisan tangan yang tidak bisa dibaca (7,1%), kesalahan identifikasi pasien, ada bekuan, vacum container yang salah/antikoagulan, volume antikoagulan yang tidak sesuai, spesimen diambil dari jalur infus, dan kesalahan waktu dalam pengambilan spesimen. Penelitian dilakukan untuk menganalisis tahapan pengambilan dan pengelolaan spesimen darah di laboratorium RSUD Wangaya Denpasar. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling sebanyak 18 orang petugas ATLM di laboratorium Patologi Klinik. Data primer dikumpulkan dari hasil wawancara dan kuisioner untuk menganalisis pengetahuan terkait pengambilan dan pengelolaan spesimen darah. Hasil dengan skor tertinggi dan dalam kategori sangat baik yaitu pada pengambilan spesimen (97,8%). Skor terendah dan dalam kategori baik adalah pemberian identitas pasien (82,5%). Petugas laboratorium di RSUD Wangaya telah melakukan tahapan pengambilan dan pengelolaan spesimen darah sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2013 dan masuk dalam kategori sangat baik yaitu 91,48%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.