MSDS is one of the occupational health problems found in various countries. MSDS can occur due to nutritional status, length of work, years of service and work attitude. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the risk of Muscoloskeletal Disoders (MSDs) in Medan's women's motorcycle taxi drivers. This research was quantitative with cross sectional study design. The population in this study were all female online motorcycle taxi drivers (Go-Jek), amounting to 40 people and all of them became samples. Data analysis used Pearson statistical tests and simple linear regression. The results showed that there was an influence of tenure (p = 0.001) and work attitude (p = 0,000) on MSDs complaints on female ojek-online workers in Medan City and there was no influence on nutritional status and length of work on MSDs complaints on female ojek-online workers in the city of Medan. The coefficient of regression determination showed a value of 0.625 indicating that the variable of tenure and work attitude were able to explain variations in MSDs complaints on female ojeg-online workers by 62.5%. It is expected that the company can make regulations regarding working hours for female online motorcycle taxi drivers so as to limit the exposure of workers and it is expected that female online motorcycle taxi drivers can relax while waiting for passengers. Keywords: MSDs; ojek online driver; women ABSTRAK MSDS merupakan salah satu permasalahan kesehatan terkait pekerjaan yang ditemukan di berbagai Negara. MSDS dapat terjadi akibat dari status gizi, lama kerja, masa kerja dan sikap kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi Risiko Muscoloskeletal Disoders (MSDs) pada driver ojek-online wanita Kota Medan. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh driver ojek online (Go-Jek) wanita yang berjumlah 40 orang dan seluruhnya menjadi sampel.. Sikap kerja diamati dengan metode REBA dan MSDS di amati dengan nordic map. Analisis data menggunakan uji statistik Pearson dan regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh masa kerja (p=0,001) dan sikap kerja (p=0,000) terhadap keluhan MSDs pada pekerja ojek-online wanita di Kota Medan dan tidak ada pengaruh status gizi dan lama kerja terhadap keluhan MSDs pada pekerja ojek-online wanita di Kota Medan. Koefisien determinasi regresi menunjukkan nilai 0,625 menunjukkan bahwa variabel masa kerja dan sikap kerja mampu menjelaskan variasi keluhan MSDs pada pekerja ojek-online wanita sebesar 62,5%. Diharapkan Bagi Perusahaan dapat membuat peraturan mengenai jam kerja pada driver ojek online wanita sehingga dapat membatasi keterpaparan pekerja dan diharapkan bagi driver ojek online wanita dapat melakukan relaksasi disela-sela menunggu penumpang. Kata kunci: MSDs; driver ojek online; wanita
Pandemi Covid-19 telah memicu terjadinya anxiety (gangguan kecemasan), yang diakibatkan oleh munculnya rasa takut akan tertular Covid-19, sehingga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat infeksi COVID-19 yang tinggi dikarenakan adanya berbagai masalah. Masalah-masalah ini sangat umum di kalangan penduduk. Salah satunya berkaitan dengan kesadaran masyarakat, kecemasan dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ancaman pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari kurangnya kesadaran masyarakat akan isu menjaga kebersihan dan perlindungan terhadap Covid19. Meski sudah diimbau oleh kepala desa dan staf untuk mengikuti protokol kesehatan, masyarakat yang keluar rumah tanpa menggunakan masker masih banyak ditemui di tempat-tempat umum. Ini adalah tugas penting untuk menekan penyebaran kasus positif COVID-19. Dalam situasi ini, perlu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah infeksi COVID-19. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menilai efektivitas metode konseling empiris Socrates. Metode penyuluhan dilakukan pada 30 orang di desa Lestaridadi untuk dipublikasikan di jurnal.
ABSTRAKMeningkatnya kejadian kanker serviks terutama disebabkan masih rendahnya perilaku wanita usia subur (WUS) untuk deteksi dini kanker serviks. Salah satu upaya pemerintah untuk mendeteksi kanker serviks secara dini adalah melalui metode inspeksi visual asam asetat (IVA). Cakupan IVA di Desa Payageli sangat rendah sebesar 2,8%, masih di bawah target nasional (80%). Tujuan penelitian: Menganalisis hubungan pendidikan dan pengetahuan dengan deteksi dini kanker serviks metode IVA pada WUS di Desa Payageli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik dengan metode potong lintang yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juni 2016. Cara pemilihan sampel ialah probability sampling dengan jumlah sampel sebanyak 65 orang wanita usia 20-45 tahun. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis dengan uji chi square. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa secara statistik faktor pendidikan dan pengetahuan berhubungan dengan deteksi dini kanker serviks metode IVA dengan nilai p0,05. Variabel pendidikan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan deteksi dini kanker serviks metode IVA. Diskusi: Rendahnya pengetahuan dapat memengaruhi WUS untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Kesimpulan: Peran petugas kesehatan untuk lebih aktif melakukan penyuluhan atau memberikan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) kepada WUS tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA.Kata Kunci: IVA, kanker serviks, deteksi diniFACTORS RELATED TO EARLY DETECTION OF CERVICAL CANCER USING IVA METHOD AY PAYAGELI VILLAGE, SUNGGAL , DELI SERDANGABSTRACTThe increasing incidence of cervical cancer is primarily caused by low behavior of women of reproductive age towards early detection of cervical cancer One of the government’s efforts to detect cervical cancer early is through a visual inspection with acetic acid (VIA) method. The coverage of VIA at Payageli Village is very low by 2.8%, which is below the national target of 80%. Objective: To analyze the correlation of education and knowledge with early detection of cervical cancer using VIA method in women of reproductive age in Payageli Village, Sunggal Subdistrict, Deli Serdang Regency. Methods: This research is an analytic study using a cross sectional method which was conductedfrom February to June 2016. Samples were taken using probability sampling with a sample size of 65 women aged 20-45 years. Data were collected through in-depth interviews using questionnaires that was made by the researcher and its validity and reliability had been tested. Data was analyzed using chi square test. Results: The research indicated that statistically the factors of education and knowledge correlated with early detection of cervical cancer using VIA method with p value of <0.05. the education variable was the most dominant variables correlated with early detection of cervical cancer using VIA method. Discussion: Poor knowledge may affect women of reproductive age to perform early detection of cervical cancer. Conclusion: Healthcare workers should play more active role in giving counseling or providing communication, information and education to women of reproductive age about early detection of cervical cancer by using VIA method.Keywords: VIA, cervical cancer, early detection
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.