Pandemi COVID-19 memaksa masyarakat untuk mengisolasi diri mereka masing-masing demi mencegah penyebaran virus. Hal ini meningkatkan aktivitas daring para individu demi memenuhi segala kebutuhan dan kewajiban. Tidak hanya aplikasi berbasis jasa yang mengalami peningkatan aktivitas pengguna, tetapi juga aplikasi media sosial, salah satunya adalah Twitter. Dengan berbagai fitur yang ditawarkan, Twitter tidak hanya mempermudah individu untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang dikenalnya, tetapi juga membuka peluang untuk berinteraksi dengan pengguna lain tanpa adanya batasan. Twitter memungkinkan penggunanya untuk mengunggah swafoto dan membiarkan pengguna lain untuk mengomentari swafoto/unggahan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis komentar-komentar bernada seksual yang ada pada swafoto akun @dododid_ selama periode tahun 2020. Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough, peneliti menemukan 3 wacana besar terkait swafoto laki-laki berekspresi gender feminin, yaitu wacana cantik = perempuan, wacana objektifikasi dan stigma dan stereotipe. Melalui penelitian ini penulis juga menemukan bahwa kekerasan gender berbasis online bisa dialami oleh siapa saja dalam bentuk yang bermacam-macam. === The COVID-19 forces people to isolate themselves to prevent the spread of the virus. COVID-19 increases the online activities of individuals to meet all their needs and obligations. Not only service-based applications that increased user activity, but also social media applications, which is Twitter. With the various features that Twitter offers, it not only makes it easier for individuals to communicate with people they know, but also opens up opportunities to interact with other users without any restrictions. Twitter allows its users to upload selfies and allows other users to comment on those selfies/uploads. In this research, authors analyzed sexually comments on @dododid_ selfies during the 2020 period. Using Norman Fairclough's critical discourse analysis method, authors found 3 major discourses related to selfies of men with feminine gender expression, that are beautiful discourse = women, objectification discourse and stigma and stereotypes. Through this study the author also found that online-based gender violence can be experienced by anyone in various forms.
ABSTRAK Krisis eksistensi budaya tradisional menjadi permasalahan yang serius di tengah gempuran budaya luar. Budaya seni musik saronen yang berasal dari Madura menjadi salah satunya. Kurangnya peminat khususnya dari generasi muda menjadi permasalahan yang perlu untuk segera di seleseikan. Karena tanpa adanya regenerasi peminat dari generasi muda, maka bukan tidak mungkin Budaya seni musik saronen akan punah. Merespon kondisi tersebut maka dibuatlah program Pendampingan Pelestarian Budaya Berbasis Media Sosial Pada Kelompok Seni Budaya Tradisional Saronen. Media sosial sengaja dipilih karena merupakan media yang sedang digandrungi oleh masyarakat khususnya generasi muda. Selain itu juga memberikan kesadaran sekaligus membentuk kebiasaan baru kepada pelaku budaya seni musik saronen untuk mengembangkan bentuk aktifitasnya ke dalam dunia digital khususnya melalui media sosial. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan Pelaku budaya seni musik saronen mampu memahami terkait penggunaan media sosial, Pelaku budaya seni musik saronen mampu memahami 90% tool dan fitur Instagram yang terdiri dari story, feed dan reel. Sampai dengan memproduksi konten media sosial secara mandiri. Tidak sulit untuk berkolaborasi dan mengajak pelaku kebudayan tradisional ini untuk mengikut perkembangan zaman, hanya tinggal cara berkomunikasi kepada mereka yang perlu untuk diperhatikan
The rise of consumerism in society gave rise to resistance movements, one of which was the lifestyle of minimalism. The term minimalism previously used in the field of art and building, which is synonymous with modesty, is now adopted into a lifestyle. With the concept of “living with lessâ€, adherents of this lifestyle practice a “sufficient†lifestyle, where minimalist only have things they really need. Trough YouTube, minimalist not only promote, but also form a discourse among minimalist and their audience. Using a phenomenological approach, researches get discourse formed not only as resistance movements, but also become an identity, prestige and mark social privilege for their adherents. This lifestyle is no longer a resistance, but just another form of consuming system.
Budaya populer yang diproduksi secara massal adalah kebudayaan-kebudayaan yang dibentuk berdasarkan selera pasar dan memiliki nilai komoditi yang tinggi. Film menjadi salah bentuk budaya populer yang hingga saat ini masih sangat diminati oleh sebagian besar masyarakat. Melalui konsep industri budaya, film kemudian melahirkan kelompok-kelompok kecil masyarakat yang kemudian disebut sebagai fans. Berbagai stigma dan stereotip terhadap fans membuatnya berada dilingkaran kecil diluar masyarakat. Seringkali para fans “harus” menggunakan akun media sosial secara anonim ketika ingin menunjukkan kegemaran mereka terhadap sesuatu, demi menghindari celaan dan penamaan “aneh” dari masyarakat lain. Namun kini, kegiatan yang dilakukan oleh fans tidak lagi hanya sekedar “mengagumi” tetapi juga berpartisipasi aktif dalam berbagai aspek, sebut saja dalam pembuatan fan film. Dalam penelitian ini penulis akan mengangkat sebuah fan film yang diproduksi oleh Tryangle Films yang berjudul Voldemort: Origin of the Heir, dimana para pembuat film mengadaptasi langsung seluruh cerita dari novel dan berusaha tidak menghilangkan detail setting, hingga menyamakan aksen yang digunakan dari film-film Harry Potter sebelumnya. Melalui penelitian ini fans bukan lagi seorang penggemar yang pasif, namun juga turut berpartisipasi secara aktif dalam bentuk remediasi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.