Meningkatnya pengunaan obat herbal di masyarakat menyebabkan laporan terkait adverse event dan toksisitas juga meningkat. Adverse event dan toksisitas dapat dideteksi dengan sistem pharmacovigilance. Kejadian Adverse Drug Reaction (ADR) dari obat-obat herbal merupakan hal yang masih jarang diteliti di Indonesia sehingga diperlukan studi pharmacovigilance untuk mendeteksi kejadian ADR. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kejadian ADR dari penggunaan obat herbal. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan menggunakan data retrospektif pada pasien yang mendapat resep obat herbal di Puskesmas X Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan mengambil data pasien yang menggunakan obat herbal 10 bulan sebelum penelitian melalui rekam medik. Dilakukan wawancara untuk mengidentifikasi kejadian ADR kemudian dilakukan analisis kausalitas menggunakan algoritma Naranjo. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 3 (13,63%) dari 22 pasien mengalami ADR dengan kategori probabilitas probable (1) dan possible (2). Gejala ADR yang muncul adalah peningkatan frekuensi defekasi, penurunan konsistensi feces dan diuresis. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat kejadian ADR pada pasien yang mendapat resep obat herbal di Puskesmas X Yogyakarta.
ABSTRAK Carnophen merupakan relaksan otot yang bekerja secara sentral, sering diresepkan untuk meringankan kejang otot dan rasa sakit. Bukti ilmiah terbaru menegaskan pada penyalahgunaan carisoprodol memunculkan efek samping yang berbahaya, seperti gangguan psikomotorik dan penghentian obat tiba-tiba mengakibatkan halusinasi, kejang dan kematian fatal. Penyalahgunaan relaksan otot ini di wilayah Kota Banjarmasin terus meningkat. Peredarannya juga semakin luas dan dapat dibeli dengan mudah serta harga yang murah oleh masyarakat. Padahal izin produksi dan izin edar obat ini telah di hentikan oleh BPOM sejak tahun 2009. Masyarakat ekonomi lemah dengan profesi pekerja kasar seperti buruh dan kuli bangunan seringkali mengkonsumsi obat zenith dengan alasan agar tidak mudah lelah. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi efek neuropsikiatrik yang muncul pada penyalahgunaan pil zenith (Carnophen) oleh kuli bangunan di Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan crosssectional. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Teknik sampling accidental sampling. Pengambilan data dilakukan bulan Mei-Oktober 2018 dengan menggunakan instrumen kuisioner Depression Anxiety Stress Scale-42 (DASS 42). Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif Mile's dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan dari 12 subjek penelitian untuk skala stress 66% mengalami stress ringan, 16,6% stress sedang dan 16,6% sisanya normal. Untuk skala kecemasan 8,33% mengalami kecemasan ringan, 75% mengalami kecemasan sedang dan 16,6% mengalami kecemasan parah. Untuk skala depresi 83,3% mengalami depresi sedang dan 16,6% mengalami depresi parah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyalahgunaan zenith (carnophen) dapat memunculkan efek neuropsikiatrik berupa stress, kecemasan dan depresi. Kata kunci: efek neuropsikiatrik, carnophen, kuli bangunan ABSTRACT Carnophen is a muscle relaxant that works centrally, prescribed to relieve muscle spasms and pain. Recent scientific evidence confirms that carisoprodol abuse results in dangerous side effects, such as sudden psychomotor disorders and drug withdrawal resulting in hallucinations, seizures, and deaths. Abuse of
Herbal medicine has been an alternative treatment, instead of modern medicines. However, some of patients could experience adverse drug reaction (ADR) due to the use of herbal medicines. The ADR can decrease patients' quality of life (QoL). Objective. This study was aimed to understand the QoL of patients prescribed with herbal medicines. Methods. Patients prescribed with herbal medicines as complementary treatment, in two Public Health Centers of Yogyakarta were recruited. The patients were prescribed with herbal medicines one year before this study was started. Naranjo algorithm was used to identify the ADR. The SF-36 questionnaire was given to the patients as the instrument to measure patients' QoL. Results. There were 47 patients participated in this study. Most of the patients are female (62.5%).Ten patients experienced ADR. There are no significant differences between QoL domains in patients experienced ADR and those without ADR. However, the scores of physical function, role physical, general health, social function, role emotional, and mental health in patients without ADR are higher than those with ADR (p>0.05). Conclusion. There are no significant differences of QoL between patients with and without ADR. In general, the QoL of patients' without ADR is higher than those with ADR.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.