Pengelolaan perikanan kurau perlu memperhatikan aspek biologi untuk keberlanjutan usaha penangkapan, mengingat produksinya terus menurun dan tingginya harga ikan kurau dipasaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran struktur ukuran, persentase ikan layak tangkap serta hubungan panjang dan berat ikan kurau yang tertangkap oleh beberapa alat tangkap di perairan pulau Bengkalis. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli-September 2016 di Pambang Pesisir Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau dengan metode experimental fishing. Metode analisis yang digunakan yaitu hubungan panjang dan berat serta frekuensi sebaran panjang. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan kurau bersifat allometrik negatif, dengan kisaran ukuran yang tertangkap pada alat tangkap jaring insang dominan berada pada 31,7-42,7 cm pada bulan Juli dan September serta kisaran 61,7-72,7 cm pada bulan Agustus. Sedangkan ukuran ikan kurau yang tertangkap pada rawai dan pancing dominan berada pada kisaran 31,7-42,7 cm pada bulan Juli dan September serta kisaran 36,7-47,7 cm pada bulan Agustus. Persentase ikan kurau layak tangkap pada jaring insang yaitu untuk jantan 100% layak tangkap dan 72% layak tangkap untuk betina. Sedangkan ikan kurau yang layak tangkap pada rawai dan pancing untuk jantan 90% dan 44% layak tangkap untuk betina.Kata kunci: Hubungan panjang dan berat, ikan kurau, Pulau Bengkalis, ukuran layak tangkap.
Cumi merupakan potensi perikanan yang bernilai ekonomis penting di Kabupaten Bangka Selatan. Permintaan komoditas ini baik dalam bentuk segar maupun olahan diperkirakan terus mengalami peningkatan dimasa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi perikanan cumi, menganalisis basis pengembangannya, serta merumuskan strategi pengembangannya di Kabupaten Bangka Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, analisis LQ, dan metode AHP. Selama periode 2009-2016, produksi perikanan cumi di Kabupaten Bangka Selatan rata-rata 4187,87 ton dengan nilai kontribusi mencapai Rp87.736.058.000,00 setiap tahunnya. Wilayah basis pengembangan perikanan cumi menggunakan: (1) bagan tancap adalah Kecamatan Tukak Sadai, Kecamatan Lepar Pogok, dan Kecamatan Toboali, (2) bagan perahu adalah Kecamatan Kepulauan Pongok, dan (3) pancing cumi adalah Kecamatan Simpang Rimba, Kecamatan Batu Betumpang, Kecamatan Toboali, dan Kecamatan Lepar Pongok. Strategi prioritas pengembangan adalah pembinaan sumberdaya manusia perikanan cumi (prioritas I) dan perbaikan manajemen usaha perikanan cumi (prioritas II) di setiap wilayah basis pengembangan perikanan cumi.
Conflicts in fisheries sector started especially a few years ago between local and multi-national fishing companies in Northen Aceh waters. This conflicts occur because unfair exploitation of fish resources have limited, so it make the challenging of fishing ground. This study was aimed to analyze causing factors and the effects of conflicts in the fisheries sector and how to reduce the conflicts. Analyze methods of this research use descriptive and AHP (Analytical Hierarchy Process). Results showed that the main conflicts source in the fishing area was the fishing practices such as light purse seine, fishing ground, bomb fishing, trawl, FAD's and illegal fishing. Consequently, a destruction of fish habitat may occur which affected to decreasing catches and income fishers when challenging fishing ground. The enhancement of management patterns were giving the attention to biological aspects in the each exploitation, minimalizing the breaking the FAD's as a main conflict, applying the management startegy by priority serially (mediation, arbitrase, negotiation, and compensation).Keywords: Analytical Hierarchy Process, conflicts, fishing ground, utilization patterns ABSTRAKKonflik perikanan tangkap di perairan Utara Aceh merupakan persoalan konflik yang terjadi sejak tahun 2005-2015. Konflik perikanan tangkap secara umum terjadi akibat sumberdaya ikan yang semakin berkurang sehingga terjadi persaingan yang tidak sehat dalam memperebutkan sumberdaya pada daerah penangkapan ikan yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor penyebab dan dampak konflik perikanan tangkap serta menentukan pola pemanfaatan daerah penangkapan ikan untuk mereduksi konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan AHP (Analitycal Hierarchy Process). Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab konflik perikanan tangkapan di perairan Utara Aceh adalah penggunaan cahaya lampu pada purse seine, perebutan daerah penangkapan ikan, penggunaan bom ikan, penggunaan trawl, pemutusan rumpon, dan illegal fishing. Dampak yang dihasilkan dari konflik perikanan tangkap adalah tergganggunya habitat sumberdaya ikan, menurunnya hasil tangkapan dan pendapatan nelayan tradisional serta pertikaian antar nelayan di daerah penangkapan ikan yang diperebutkan. Pola pemanfaatan yang dapat dikembangkan adalah memberi perhatian dominan terhadap aspek biologi/SDI dalam setiap tindakan pemanfaatan, meminimalkan terjadinya pemutusan rumpon (konflik utama), menerapkan strategi penggelolaan dengan urutan prioritas: mediasi, arbitrase, negosiasi dan ganti rugi.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Lingga telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Kabupaten Lingga dengan No.280/KPTS/X/2014 seluas kurang lebih 385. 467,5 Ha, diberi nama KKPD Datok Bandar.Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun strategi Pengelolaan Perikanan tangkap di KKPD Lingga. Rekomendasi strategi pengelolaan Perikanan tangkap ; 1) Peningkatan kesadaran masyarakat pesisir terhadap kelestarian lingkungannya. 2) Optimalisasi produktivitas perikanan tangkap skala kecil melalui peningkatan kwalitas SDM nelayan. 3) Penegakkan hukum secara tegas dan peningkatan sistem pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan berbasis masyarakat, termasuk peningkatan kwalitas SDM pengawas. 4) Pengembangan infrastruktur perikanan tangkap, termasuk sistem logistik penyediaan BBM. 5) Peningkatan kerjasama usaha penangkapan ikan melalui program kemitraan, untuk menjamin keberlanjutan biayaya operasional, dan pengembangan investasi usaha. 6) Pengembangan nilai tambah hasil perikanan tangkap untuk mensejahterakan pendapatan nelayan.Kata kunci : Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD), KKPD Lingga, Perikanan Tangkap.
Salah satu alat tangkap yang dominan digunakan nelayan di Provinsi Aceh saat ini adalah purse seine. Penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine banyak dipengaruhi oleh fungsi-fungsi produksi yang mana untuk mengatur pengelolaan. Sehubungan dengan pengelolaan tersebut maka dibutuhkan adanya strategi pengembangan yang akan dikembangkan menjadi perikanan yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor teknis dan lingkungan yang mempengaruhi kinerja perikanan purse seine di Perairan Lampulo dan menyusun strategi pengembangan perikanan purse seine di Perairan Lampulo, Provinsi Aceh. Analisis metode penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda dan Analytical Hierarchi Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa CPUE purse seine di perairan Lampulo Provinsi Aceh rata-rata sebesar 3.400,18 kg/tahun dengan nilai tertinggi pada tahun 2013 sebesar 4.232,34 kg/tahun dan terendah pada tahun 2012 sebesar 2.523,56 kg/tahun. Faktor teknis yang secara signifikan mempengaruhi kinerja/produksi purse seine adalah lama trip (koef. = 0,427 ; P = 0,032) dan kapasitas es (koef.= 0,036 ; P = 0,000), Sedangkan faktor lingkungan yang signifikan adalah keamanan bagi produk (koef. = -5,231 ; P = 0,002) dan bycatch rendah (koef. = 2,315 ; P = 0,029). Prioritas strategi pengembangan perikanan purse seine di Perairan Lampulo Provinsi Aceh diarahkan ke strategi pengawasan daerah penangkapan ikan memiliki nilai rasio kepentingan (RK) teritnggi yaitu sebesar 0,341. Hal ini menunjukan bahwa kondisi perairan Lampulo harus dijaga terhadap lingkungannya.Kata kunci: faktor teknis, faktor lingkungan, Lampulo, purse seine.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.