In Indonesia, the coral reef ecosystem in the Tiworo Strait Conservation Area (TSCA) faces various threats of natural and anthropogenic stressors that can damage the coral reef ecosystem's role and services. We analyzed changes in coral reef habitat at TSCA over the 25 years from 1994 to 2019 using multi-temporal and multi-sensor satellite imagery data combined with in-situ measurement data and social surveys. Our results show a decrease in live coral cover from 78.30 ha in 1994 to 8.01 ha in 2019, with a 2.81 ha/year degradation rate. Our analysis of 37 threat attributes shows that the TSCA coral reef ecosystem faces a "high threat" to very high threat levels. Threat scores for coral reefs assessed as facing severe conditions according to threat indices included contributions from the ecological dimension (16.87 = very high threat), economic dimension (31.00 = high threat), social dimension (34.83 = high threat), technological dimension (41.10 = high threat), and law and institutional dimension (26.83 = high threat). Coral reefs will undoubtedly go extinct if local threats continue without preventative measures.Therefore, the sustainability of coral reefs in the TSCA-one of the most important marine conservation sites in the Coral Triangle Marine Eco-region should be the primary priority for all stakeholders. Appropriate policies and supervision in the field must be carried out rigorously and measurably, implementing the analyzed set of strategies.
Kegiatan budidaya lobster yang dilakukan oleh nelayan di Desa Tapulaga masih menghadapi kendala utama yakni kelangkaan pakan segar ikan rucah utamanya pada musim angin barat. Kondisi ini sangat menyulitkan untuk penyediaan pakan segar untuk diberikan ke lobster peliharaan nelayan. Oleh karena itu para nelayan mengandalkan hasil tangkapan ikan dari sero sebagai sumber pakan budidaya lobster. Namun dari hasil pemantauan kami di lokasi Desa Tapulaga menunjukkan bahwa alat tangkap sero di desa tersebut sudah banyak yang rusak. Tujuan pengabdian ini adalah membantu nelayan dalam perbaikan alat tangkap sero sehingga hasil tangkapan ikan yang dapat diberikan langsung dan kondisinya segar ke lobster meningkat. Metode kegiatan meliput pengamatan langsung tingkat kerusakan sero di Desa Tapulaga. Kemudian penyuluhan, penentuan waktu renovasi dan kegiatan renovasi sero. Selanjutnya adalah evaluasi perbaikan alat sero melalui jumlah hasil tangkapan ikan. Program kegiatan yang dilakukan mendapat respon yang positif yang ditunjukkan dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat yang luar biasa dalam pelaksanaan kegiatan. Renovasi sero diaplikasikan dengan patok kayu yang rusak dengan patok kayu baru sebanyak 244 buah dan panjang jaring baru yang dipasang untuk mengganti jaring lama yang rusak sepanjang 60 meter dengan tinggi 3 meter. Hasil ikan yang tertangkap setelah dilakukannya perbaikan sero menjadi meningkat baik jenis maupun jumlah ikannya. Bahwasanya antusiasme dan respon masyarakat nelayan Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Sulawesi Tenggara sangat tinggi dan sangat terbantu dengan kegiatan pengabdian ini. Hasil tangkapan ikan di sero lebih meningkat baik jumlah maupun spesiesnya dengan kegiatan perbaikan (renovasi) alat tangkap sero dibanding sebelumnya. Ikan yang tertangkap saat fase bulan purnama lebih banyak dibanding ikan yang tertangkap saat bulan gelap.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.