Background: Dengue infection continues to present a seriuos public health problem.The cases of Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) in Semarang District has increased significantly and cause death. The purpose of this study was to determine the factors that affect the incedence of dengue and dengue virus serotype in Semarang Distric.Method : This is case control study using 54 cases and 54 control are people who live around the case with the caracteristics of age one the same with case and sex of the case.The analysis methods applied were univariate and bivariates with chi-squre and multivariate with logistic regression. Results : Risk factors incidence of dengue in Semarang District were humidity in the room (OR = 5.8; 95% CI = 1.322 to 14.170), the eksistence larvae in the water container (OR = 6.6; 95% CI = 2.386 - 18.277), the habit of using anti-mosquito / repellent (OR = 4.4; 95% CI = 1.076 to 8.875), the habit of hanging clothes (OR = 3.9; 95% CI = 1018 to 9.861). Serotype of dengue virus dominant Den-1.Conclusion : The factors that influence the incidence of DHF are the eksistence larvae the water container, the habit of using anti-mosquito / repellent, the habit of hanging clothes and humidity in the room. Serotype of dengue virus dominant is Den-1. Suggestion necessary environmental management by changing physical environment and the DHF program vector Aedes aegypti intervention. Keywords : Dengue Haemorragic Fever, Serotype of dengue virus
ABSTRAKLatar belakang: Filariasis merupakan salah satu penyakit infeksi, disebabkan oleh cacing filaria yang hidup di kelenjar limfa dan darah manusia, termasuk penyakit tular vektor. Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan merupakan daerah endemis filariasis tinggi dengan mf rate 3,9%, Selain itu, hasil survei darah jari yang pernah dilakukan, di wilayah ini ditemukan 37 orang positif mikrofilaria dalam darahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat sebagai faktor risiko kejadian filariasis di Kecamatan Buaran kabupaten Pekalongan. Metode: Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol. Subyek penelitian dibagi menjadi kelompok kasus dan kelompok kontrol masing-masing 74 orang. Variabel bebas yang dikaji dalam penelitian ini adalah spesies keberadaan nyamuk di dalam dan luar rumah, kawat kasa, persawahan, saluran air, genangan air, tumbuhan air, dan ternak. Faktor perilaku meliputi kebiasaan penggunaan kelambu, menggantung pakaian, penggunaan obat anti nyamuk, keluar ada malam hari, pengetahuan dan layanan kesehatan. Variabel terikatnya adalah kejadian filariasis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan penangkapan nyamuk. Analisis data hasil penelitian menggunakan regresi logistik. Hasil: Dari 17 variabel bebas yang dikaji, hasil penelitian ini menemukan ada tiga variabel yang mempunyai asosiasi signifikan dengan kejadian filatiasis di Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan. Variabel tersebut meliputi tinggal di sekitar rumah penderita, kepadatan hunian, dan kepatuhan minum obat. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa kepadatan hunian merupakan faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap kejadian filariasis dengan OR=6,145 (CI:1,938). Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa tinggal di sekitar rumah penderita, kepadatan hunian dan kepatuhan minum obat filariais mempunyai kontribusi terhadap kejadian filariasis. Peneliti menyarankan upaya perbaikan lingkungan yang sehat dan kepatuhan minum obat oleh masyarakat perlu diupayakan semaksimal mungkin guna menekan kejadian penyakit tersebut di masa mendatang.
Udara merupakan komponen penting dalam kehidupan. Adanya peningkatan aktifitas manusia menyebabkan konsentrasi zat dalam udara meningkat. Gangguan kesehatan merupakan salah satu akibat yang ditimbulkan karena kualitas udara dalam ruang yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Kualitas udara tersebut harus meliputi kualitas fisik, kimia dan biologi. Perkantoran adalah salah satu tempat kerja dan tidak terlepas dari bahaya lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan para karyawan di dalamnya. Penelitian ini merupakan literature review. Metode yang digunakan yaitu melakukan kajian terhadap penelitian yang masuk dalam kriteria untuk dilakukam review. Dari hasil pemilahan bahan terdapat tujuh artikel yang kemudian dibahas. Menurut National Intitute of Occupational Safety dan Health (NIOSH), penyebab timbulnya masalah kualitas udara dalam ruangan pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal yaitu kurangnya ventilasi udara, adanya sumber kontaminan di dalam ruangan, kontaminan dari luar ruangan, mikroba, bahan material bangunan dan lain-lain. Gangguan kesehatan pada pekerja kaitanyya dengan kualitas udara dalam ruang dapat diakibatkan oleh beberapa factor diantaranya kondisi lingkungan dalam ruang (suhu ruangan, kelembaban dan aliran udara), konstruksi gedung dan perabot/furniture, proses dan alat –alat dalam gedung, ventilasi udara yang buruk dan status kesehatan pekerja serta factor psikososial/stress.Kata kunci : kualitas udara ruang, suhu, kelembaban, ventilasi, gangguan kesehatan.
The waste management at the Roemani Muhammadiyah General Hospital Semarang uses anaerobic technology with the DEWATS (Decentralized Wastewater Treatment System) system whose outlet test results for COD, BOD and Coliform bacteria are still above the specified quality standards. This study aimed to evaluate aspects of fluid waste management and management, whether it follows existing liquid waste management regulations, and determine the effectiveness of wastewater treatment at Roemani Muhammadiyah General Hospital Semarang. This type of research was a mixed-method with a concurrent triangulation strategy; the research was supported by quantitative data carried out descriptively. The results of the management aspect of the Roemani Muhammadiyah Hospital Semarang is following the regulation of the Minister of Health No. 7 of 2019 concerning Hospital Environmental Health. While liquid waste management is still not following existing laws. Roemani Muhammadiyah Hospital Semarang has been efficient in reducing TSS, BOD, COD and NH3 while for the parameters of Colifom bacteria, WWTP Roemani Muhammadiyah Hospital Semarang is still not efficient in reducing the parameters of Colifom bacteria. Therefore, it is hoped that the hospital will pay more attention to waste water quality, especially that produced by each health service agency.
Background: The problem of heavy metal pollution is a serious problem in Indonesia. This metal has been known to be stored in the body for long periods of time as toxins accumulate. Preliminary test results BLL on workers in the metal casting Ceper, found as many as 16 (5.61%) BLL on workers is under (NAB) and 17 (5.28%) workers above (NAB). The research was conducted to determine the relationship between the exposure of lead (Pb) in blood with hypertension in foundry workers CV. Fortification Jaya Batur, Ceper, Klaten. Methods: It was an observational study with Cross Secional design. The population in this study were all workers CV. Jaya fortification. Samples are workers CV. Fortification Jaya who met the inclusion criteria. Gathering data using questionnaires tools, inspection PB in the air using Gravimetry, Pb in the blood examination using AAS (automatic Absorption Spectrophotometer) and hypertension examination tension meter is measured using a needle. Results: The average air Pb 0.13756 mg / dl, the average BLL was 14.38096μg/dl. Chi Square test results showed that there was no relationship between the type of work with hypertension (p = 0.625), There is a relationship between levels of air Pb Pb levels in blood (p = 0.019), There is a relationship between levelsof lead in blood with hypertension(p=0.042).Conclusions:Levels of Air Pb Pb levels in the blood affects that can cause hypertension. Keywords: Hypertension, Blood Lead Level, Klaten
The North Semarang ocean are functioned for high activity area also utilization in one site. The entry of waste into the waters or oceans caused the decrease of water quality. Lead (Pb) entered to North Semarang oceans by kind of activities there. The aims of this researc are to describe pollution index and bioconcentration in the study location. This reasearch is descriptive observational with cross sectional study. Sampling location determined beside on zoonation.Twenty four (24) samples were determined purposively besed on location, wind direction and current type. The samples was measured in situ and laboratory test. The average of pH was 8,05 , temperature was 31,38°C, salinity was 28,4 ppt, DO was 4,07 mg/L and lead (Pb) was 0,99 mg/L. The average of dissolved oxygen not in accordance with quality standards (>5 mg/l) also lead (Pb) average is higher than standard (0,008 mg/l). Calculation of pollutan index in North Semarang ocean categorized as moderate polluted and the lead (Pb) bioconcentration on Perna viridis categorized as low accumulative with the value of BCF was 0,62 L/kg (BCF<100). All of samples classified as moderate polluted which caused bioconcentration and low bioacumulation on Perna viridis so that it is harmful for human health.
ABSTRAKLatar belakang: Tahun 2015, terdapat 79 kasus filariais di Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang dengan microfilaria rate sebesar 2,5%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian filariasis, serta mengidentifikasi spesies nyamuk yang diduga sebagai vektor filariasis. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case control. Subyek penelitian terdiri dari 32 kasus dan 32 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan uji Chi-square dengan taraf signifikasi 0,05. Hasil: Dari 419 nyamuk yang ditangkap. Tidak ditemukan adanya larva cacing dalam tubuh nyamuk. Hasil identifikasi nyamuk menemukan 6 spesies yaitu Anopheles letifer, Mansonia uniformis, Culex tritaeniorhyncus, Culex vishnui, Culex cressipes, and Mansonia annulifera. Analisis statistik menunjukkan bahwa keberadaan breeding places, resting places, pengetahuan, dan kebiasaan keluar pada malam hari merupakan faktor risiko kejadian filariasis di Kecamatan Muara Pawan Kalimantan Barat. Simpulan: Faktor lingkungan dan perilaku masyarakat merupakan faktor risiko kejadian filariasis di Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang. Regency,047),007),045), and habit of going out at night (p-value = 0,043) Wary P., Nurjazuli, Mursid R.. / Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 16(1)
Latar Belakang: Tuberkulosis adalah penyakit yang ditularkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Berdasarkan laporan, penyakit tuberkulosis masuk dalam sepuluh penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia yaitu sebesar 1,3 juta. Berdasarkan data, kasus tuberkulosis di Indonesia kecenderungan mengalami penurunan pada tahun 2020. Meskipun demikian tuberkulosis masih menjadi permasalahan kesehatan di beberapa daerah termasuk di Kabupaten Banyumas. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa hubungan faktor lingkungan fisik dalam rumah dan perilaku kesehatan dengan kejadian tuberkulosis paru di Purwokerto Selatan Banyumas.Metode: Penelitian ini adalah observasi analitik dengan desain Case Control study yaitu menganalisa dan melakukan perbandingan adanya pengaruh antara kasus dan kontrol yang dilihat dari faktor risikonya Penelitian dilakukan di Purwokerto Selatan pada bulan Nopember – Desember tahun 2021. Populasi penelitian ini adalah semua penderita tuberkulosis tahun 2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu penderita TB paru dengan usia ≥ 15 sebagai sampel dengan perbandingan kasus dan kontrol yang sama yaitu 1/1 dan total sebanyak 74 sampel. Pengumpulan data melalui pengukuran, wawancara dan pengamatan. Analisa data dilakukan secara bivariate (chi-square) dan multivariat (regresi logistic).Hasil: Analisis penelitian menghasilkan bahwa suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian, pengetahuan, sikap, dan tindakan mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian tuberkulosis paru karena nilai p value < 0.05. Adapun variabel paling dominan adalah ventilasi, suhu dan tindakan.Simpulan: Variabel yang mempunyai pengaruh besar terhadap kejadian tuberkulosis paru di Purwokerto Selatan adalah ventilasi. ABSTRACT Title: Relationship of Physical Environmental Factors in the Home and Health Behaviot With The Incidence of Pulmonary TB South Purwokerto Banyumas Background: tuberculosis is a disease transmitted by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. Based on repots, tuberculosis is included in the ten highest causes of death in the world, namely 1.3 million. Based on the data, tuberculosis cases in Indonesia tend to decrease in 2020. However, tuberculosis is still a helath problem in several areas, including in Banyumas Regency. The purpose of this study was to analyze the relationship between physical environmental factors in the home and healt behavior with the incidence of pulmonary tuberculosis in Purwokerto Selatan Banyumas.Method: This research is an analytic observation with a Case Control Study design, which analyzes and compares the influence between cases and controls in terms of risk factors. The study was conducted in Purwokero Selatan in November – Desember 2021. The population of this study were all tuberculosis patients in 2020. Sampling was carried out using purposive sampling technique, namely pulmonary TB patients aged 15 as samples with the sama ratio of cases and controls, namely 1/1 and a total of 74 samples. Collecting data through measurements, interview and observations. Data analysis was performed by bivariate (chi-square) and multivariate (logistical regression).Result: The research analysis showed that temperature, humidity, lighting, ventilation area, occupancy density, knowledge, attitudes, and actions had a significant relationship with the incidence of pulmonary tuberculosis because the p value <0.05. The most dominant variables are ventilation, temperature and action.Conclusion: The variable that has a major influence on the incidence of pulmonary tuberculosis in Purwokerto Selatan is ventilation.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.