Productivity of tobacco crop may be affected by several factors, one of which is the weather that can influence the tobacco drying process. Providing a customized tobacco dryer may help solving these problems. The study begins by designing a solar energy and biomass (tobacco stem waste) combustion followed by manufacturing and data collection of dryer performance. It can be concluded that the dryer for 140 minutes can reduce the moisture content of fresh tobacco leaves to 64%.
ABSTRAKPemanas Air Tenaga Matahari (PATM) konvensional umumnya menggunakan air sebagai penyimpan energi termal. Pemakaian sensible heat storage (SHS) ini memiliki kekurangan, diantaranya adalah densitas energinya rendah. Di sisi lain, latent heat storage (LHS) mempunyai sifat khas yaitu densitas energinya tinggi karena melibatkan perubahan fasa dalam penyerapan atau pelepasan kalor. Material LHS sering disebut phase change material (PCM). Penggunaan PCM pada PATM menarik dilakukan untuk meningkatkan densitas energi sistem. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki perilaku termal penggunaan paraffin wax di dalam tangki PATM jenis thermosyphon. Penelitian menggunakan kolektor matahari pelat datar dan tangki thermal energy storage (TES) yang dipasang secara horisontal di sisi atas kolektor. Di dalam tangki terdapat alat penukar kalor yang terdiri dari sekumpulan pipa kapsul dimana di dalamnya berisi paraffin wax. Air digunakan sebagai SHS dan heat transfer fluid (HTF). Termokopel dipasang di sisi HTF dan sisi PCM. Piranometer dan sensor temperatur udara luar diletakkan di dekat kolektor matahari. Pengambilan data dilakukan selama proses charging. Temperatur HTF, PCM dan intensitas radiasi matahari direkam setiap 30 detik. Data ini digunakan untuk mengetahui evolusi temperatur HTF dan PCM. Berdasarkan evolusi temperatur ini kemudian dianalisis perilaku termal PATM. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa paraffin wax telah berfungsi sebagai penyimpan energi termal bersama air di dalam tangki PATM jenis thermosyphon. PCM memberi kontribusi yang cukup signifikan terhadap kapasitas penyimpanan energi sistem. Efisiensi kolektor lebih optimal karena PCM dapat mempertahankan stratifikasi termal sampai akhir charging. Adanya PCM mampu mengendalikan penurunan efisiensi pengumpulan energi saat intensitas radiasi matahari menurun. Alat penukar kalor yang digunakan cukup efektif yang ditandai dengan kecepatan pemanasan rata-rata antara HTF dan PCM yang tidak berbeda jauh.
Kata kunci: Paraffin wax, Pemanas air tenaga matahari, Phase change material, Proses ChargingThermal energy storage 1. PENDAHULUAN PATM termasuk teknologi pemanasan air yang cukup sukses dimana sampai saat ini banyak digunakan oleh masyarakat. Pemakaian PATS dapat memberi pengaruh yang besar terhadap aspek ekonomi, lingkungan dan konservasi energi [1]. Pendapat tersebut beralasan sebab pemanasan air memberi andil cukup besar terhadap konsumsi energi rumah tangga [2]. Energi utama PATM berasal dari matahari. Penggunaan energi ini dapat meminimalkan konsumsi energi fosil.Karakteristik ketersediaan sumber energi PATM adalah tergantung oleh waktu dan kondisi cuaca. Di lain pihak, puncak kebutuhan air panas di rumah tangga terjadi pada sore dan malam hari dimana saat itu radiasi matahari tidak tersedia. Dengan demikian, antara ketersediaan sumber energi dan kebutuhan air panas tidak ada kesesuaian waktu. Oleh sebab itu, TES diperlukan untuk mengatasi ketidaksesuaian tersebut [3]. TES pada PATM konvensional adalah berupa tangki untuk menyimpan air panas.SHS berupa...
Nilai koefisien perpindahan kalor evaporasi dari suatu refrigeran sangat penting dalam desain termal evaporator mesin pendingin. Perubahan fasa di dalam evaporator akan terjadi dari fasa cair menjadi fasa uap. Pola aliran yang terbentuk pada proses perubahan fasa tersebut dapat mempengaruhi nilai koefisien evaporasi. Penentuan koefisien evaporasi sulit dilakukan secara teori sehingga mutlak dilakukan secara eksperimental. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan koefisien perpindahan kalor evaporasi refrigeran R-134a pada saluran halus horisontal dengan variasi kualitas uap. Alat uji berupa siklus refrigerasi kompresi uap yang dimodifikasi. Perangkat orifice-manometer, pemanas listrik, seksi uji, dan sejumlah termokopel serta indikator tekanan ditambahkan dalam alat uji. Seksi uji berupa pipa ganda aliran berlawanan arah dengan fluida udara sebagai pemanas. Parameter yang diatur adalah laju aliran massa dan kualitas uap dengan beban pendinginan konstan. Laju aliran massa divariasikan dengan menggunakan inverter yang diatur pada frekuensi 14, 16, 18, 20, dan 22 Hz. Inverter dikopel dengan motor listrik sebagai pengerak kompresor. Voltase pemanas listrik divariasikan untuk mengubah kualitas uap refrigeran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memvariasikan kualitas uap, nilai koefisien perpindahan kalor evaporasi naik seiring dengan naiknya kualitas uap pada laju aliran massa yang konstan. Variasi fluks massa tidak secara tegas memberikan hubungan dengan kenaikan nilai koefisien perpindahan kalor evaporasi.
The increasing energy consumption and depletion of fossil fuels require the need for alternative source of fuels. Biodiesel is an alternative fuel developed and can replace or reduce the use of petroleum diesel. One of its development processes is to change fatty acid composition through the mixing of different raw materials namely
Calophylluminophyllum
and palm oil.
Calophylluminophyllum
oil is a non-edible raw, while palm oil is an edible raw materialwhich is abundantly produced. The research was carried out by processing palm and
Calophylluminophyllum
oil into biodiesel using transesterification. Furthermore, both kinds of biodiesel were mixed with 11 variations of the composition. The results showed that mixing biodiesel
Calophylluminophyllum
and palm oil produced positive results with decreased viscosity and increased calorific value.
Waste heat dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik, terutama waste heat dari flue gas mesin pesawat yang tersedia untuk membangkitkan energi listrik menggunakan thermoelectric generator (TEG). Penambahan phase change materials bertujuan meningkatkan kesetabilan sistem dan menyimpan energi dalam bentuk kalor laten dan sensibel. Untuk mendapatkan temperatur dingin pada pengujian TEG diperlukan sebuah sistem pengkondisi temperatur yang memanfaatkan peltier. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mendapatkan karakteristik thermoelectric generator dengan jangkauan beda temperatur operasional 10.25-19.75 °C. Hasil penelitian menunjukkan penurunan tegangan rata-rata per menit sebesar 0.02 volt terjadi disebabkan penurunan beda temperatur sisi panas dan dingin rata-rata per menit sebesar 0.65 °C.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.