ABSTRAK (7,(0)(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)5).Key words : Asap cair, tempurung kelapa, pirolisis, arang aktif I. LATAR BELAKANGKarbon aktif merupakan karbon amorf dari pelat-pelat datar disusun oleh atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal datar dengan satu atom C pada setiap sudutnya yang luas permukaan berkisar antara 300 m 2 /g hingga 3500 m 2 /g dan ini berhubungan dengan struktur pori internal sehingga mempunyai sifat sebagai adsorben. (Meilita Taryana,2002) Proses aktivasi merupakan suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Pada umumnya karbon aktif dapat di aktivasi dengan 2 cara, yaitu dengan cara aktivasi kimia dengan hidroksida logamalkali, garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl 2 , CaCl 2 , asam-asam anorganik seperti H 2 SO 4 dan H 3 PO 4 dan aktivasi fisika yang merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas pada suhu 800°C hingga 900°C .( S.C. KIM, I.K.1996) Faktor faktor yang berpengaruh terhadap proses aktivasi adalah waktu aktivasi, suhu aktivasi, ukuran partikel, rasio activator dan jenis aktivator yang dalam hal ini akan mempengaruhi daya serap arang aktif . Tujuan penelitian ini adalahmembuat karbon aktif
Abstract. Biodiesel production from microalgae is one of the solution of the future energy problem, but its production cost is still high. One of the costly stages of this process is the lipid extraction process. It can be reduced by microalgae cell disruption. One of the mechanical method to cell disruption with the lowest energy requirement is hydrodynamic cavitation. This aim of this study is to evaluate the distribution coefficient and the mass transfer coefficient value of lipid extraction of Nannochloropsis sp. assisted by hydrodynamic cavitation and compare with conventional extraction. The hydrodynamic cavitation extraction was done at 34 C, 1 atm. The conventional extraction was done at 34 C, 1 atm with stirring speed 260 and 1000 rpm. The experimental result shows that the distribution coefficient dependent on the temperature with the values for 50, 44, 38 and 34 C were 0.502, 0.394, 0.349, and 0.314 respectively. And it was according to Van' Hoff equation with the values of H was 20.718 kJ/mol and S was 58.05 J/mol/K. The hydrodynamic cavitation extraction was faster than conventional. The mass transfer coefficient values for hydrodynamic cavitation, conventional 260 rpm and 1000 rpm were 7.373, 0.534 and 0.121 1/s respectively.
The poor degradability of plastics has led to huge plastics deposit in a landfill of which pyrolysis technology has been proposed to solve plastics waste problem. This paper reports the study on characteristics of two kinds of plastic wastes: selected packaging plastics and PVC. Characterizations have been performed for investigating water content, ash content, and decomposition temperature. The results revealed that the water content of packaging plastic waste was 0.69 ± 0.11%, while PVC was 1.22 ± 0.24%. The ash contents are 2.36 ± 1.03 % and 27.24±1.73 % for packaging plastics waste and PVC waste respectively. Plastic waste from packaging application and PVC waste decomposed at a temperature of 300-500°C and 200-800°C respectively. Decomposition of PVC waste took place in three stages: 200-370°C, 370-525°C and 600-800°C. It is recommended that the pyrolysis process should be conducted in the range of 300-500°C for packaging plastic waste and 200-800°C for PVC waste.
Previous studies of biodiesel production from microalgae have concluded that microalgal biodiesel is not profitable at an industrial scale due to its excessive energy consumption for lipid extraction. Hydrodynamic cavitation lipid extraction is one of the extraction methods which has lower energy consumption. Thismethod enables a fast extraction rate and low energy consumption for cell disruption. In order to achieve optimum process conditions, several influential parameters, which are cavitation generator geometry and driving pressure, need to be scrutinized. The experimental result showed that the maximum yield was obtained at 5 bar driving pressure. The lowest specific extraction energy was obtained at 4.167 bar driving pressure while using one side concave cavitation generator geometry with the ratio of the reduced cross-sectional area of 0.39. The value of the energy extraction requirement 17.79 kJoule/g lipids is less than the biodiesel heating value, and the value of the volumetric mass transfer coefficient is almost 20 times fold greater than the conventional extraction method, therefore this method is promising to be further developed.
Greendiesel is the second generation of the biodiesel fuel. PendahuluanGreendiesel adalah bahan bakar alternatif yang merupakan bahan bakar terbarukan dengan kualitas yang lebih bagus dibanding biodiesel. Kelebihan green diesel atau biodiesel G2 ini mampu mencapai bilangan cetane 55 -90 jauh lebih tinggi dari capaian biodiesel G1 yang hanya 40-45, sehingga minyak yang dihasilkan dapat langsung dipakai sebagai bahan bakar mesin diesel tanpa harus ditambahkan dengan solar bahkan tanpa harus melakukan modifikasi mesin. Dengan semakin menipisnya cadangan sumber energ fosil [1,2] green diesel diharapkan mampu menjadi sumber energy alternatif.Pembuatan green diesel yang tidak menghasilkan limbah sangat efisien secara proses, semua produk dari reaksi antara minyak nabati dan hydrogen merupakan produk yang dapat langsung digunakan. Pembuatan green diesel selama ini digunakan reaktor batch, tekanan 20-30 atm dan suhu antara 200-300 0 C.Reaksi pembuatan greendiesel adalah reaksi hidrogenasi pada suhu dan tekanan tinggi. Hidrogen sebagai salah satu bahan baku greendiesel adalah bahan yang mudah terbakar dan dapat terbakar sendiri pada suhu 500 0 C. Pemanasan reaktor hidrogenasi untuk mendapatkan suhu operasi diperlukan pemanas dengan suhu lebih dari 500 0 C.Reaktor yang digunakan pada penelitian ini adalah alat yang dirancang dan dibuat sendiri, untuk merancang reaktor hidrogenasi yang aman maka pemahaman karakteristik proses pemanas berupa kecepatan pemanasan dan suhu operasi yang dicapai dan pengendaliannya diperlukan untuk menjaga keamanan proses.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme dan karakteristik perpindahan panas dari elemen pemanas listrik ke jaket pemanas, mempelajari mekanisme dan karakteristik perpindahan panas dari jaket pemanas ke dalam reaktor dan mempelajari mekanisme pengendalian proses reaktor berpengaduk dan berpemanas.Reaksi pembuatan green diesel dengan hidrogenasi minyak nabati telah diteliti oleh banyak peneliti, pada tahun 2007 percobaan hidrogenasi minyak nabati menghasilkan alkana, rantai gliserol dari trigliserida dihidrogenasi menghasilkan propane dan tidak terbentuk gliserol, minyak setara minyak diesel yang dihasilkan bukan berupa oksigenat seperti hasil transesterifikasi tapi berwarna jernih dan memiliki angka cetane yang tinggi antara 85 sampai 99 [3]. 27
(HEESI) 2016 [1], didapatkan data penduduk dunia pada tahun 2017 yakni 7550 Milyar, dan akan meningkat dengan tajam pada tahun 2030 yakni 8551 Milyar. Peningkatan jumlah penduduk ini harus disikapi dengan penyediaan cadangan pangan yang cukup aman [2]. Banyak produk makanan dengan masa simpan yang cukup pendek, dalam hitungan jam atau hari. Untuk itulah perlu dicari jalan keluar bagaimana produk makanan ini dapat dijaga keawetan dengan tidak mengurangi kandungan gizi dan rasanya. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia, maka industri makanan dan produk turunannya harus memenuhi persyaratan keawetan, keamanan, dan kualitas pangan serta pengurangan limbah produksi pangan [3]. Salah satu proses pengawetan yang dilarang namun masih AR T IC LE IN F O
Tanaman kelapa (Cocus nucifera. L) merupakan tanaman tropis yang tumbuh subur di Indonesia dan sangat dikenal oleh masyarakat dengan banyak manfaat. Pemanfaatan tanaman kelapa umumnya lebih diutamakan pada daging buahnya saja untuk diolah menjadi santan [1-2]. Bagian lain dari tanaman kelapa seperti tempurung kelapa pemanfaatannya belum maksimal dan mempunyai nilai ekonomi yang rendah. Nilai tambah dan daya guna tempurung kelapa dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan arang aktif [3][4][5][6][7][8]. Secara langsung arang dari tempurung kelapa dapat digunakan sebagai bahan bakar berwujud padatan tanpa proses ekstraksi yang rumit, seperti yang dipersyaratkan biofuel berbasis liquid. Keuntungan yang lain dari arang adalah memiliki kandungan bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk serta untuk mempertahankan sumber daya air di perkebunan. Sebagai bahan perantara, arang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis nanopartikel [9-10], karbon aktif, karbon hitam, serat karbon [8].
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.