Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kebugaran jasmani siswa-siswi SMP Negeri 1 Ambon. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian deskriptif korelasional dan survei dengan menghubungkan variabel terikat dengan variabel bebas yaitu status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi dengan berbagai status gizi yang berjumlah 28 orang. Berdasarkan uji hipotesis, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi dengan kebugaran jasmani siswa-siswi SMP Negeri 1 Ambon, dengan nilai antara rx.y = 0.68 dengan r(0.05)(33) = 0.30. Karena koefisien korelasi antara rx1.y = 0.68 > r(0.05)(32) = 0.30, berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Bernilai positif artinya semakin baik status gizi seseorang maka akan semakin baik tingkat kebugaran jasmaninya. Gizi seseorang yang baik dan teratur memberikan dampak positif berkaitan dengan tingkat kebugaran jasmani.
This study were aimed to analyze: (1) the difference influence of interval and fartlek training method toward the result ability of Kayak paddle at the distance of 1000 meter, (2) interaction between training and concentration method toward the ability of paddle at the distance of 1000 meter, and (3) difference influence of high concentration trained by interval and fartlek training method toward the result ability of kayak paddle at the distance of 1000 meter, (4) difference influence of low concentration trained by interval and fartlek training method toward the result ability of kayak paddle at the distance of 1000 meter. This experiment research used 2 x 2 treatment design. The subjects in this study were Kayak paddle athletes of Maluku Province which concsist of 42 people. The techniques of data analysis used was ANAVA. Based on the hypothesis test, the results of this study are: (1) overall there are significant differences between the interval training method and the fartlek training method on the results of the ability to row 1000 meters in rowing athletes like Maluku. , (2) there is an interaction between the training methods used with concentration on the results of the ability to row 1000 meters in rowing athletes like Maluku. Conclusions: (1) interval training method is better than fartlek training method on the ability to row 1000 meters distance, (2) athletes with high concentration and trained with interval and fartlek training methods are better compared with low concentration athletes who are trained with interval training methods and fartlek
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan, bertujuan untuk; 1) guru PJOK mampu menyusun butir soal tes pengetahuan, sikap dan ketrampilan; 2) guru PJOK mampu menganalisis butir soal secara kualitatif dan kuantitatif; dan 3) guru PJOK mampu mengembangkan instrumen tes. Yang menjadi target dalam kegiatan pengabdian ini yaitu guru penjasorkes atau di singkat PJOK di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) se-Kecamatan Leihitu Maluku Tengah yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 11 orang guru SD dan 4 orang guru SMP. Tahapan pelaksanaan terdiri dari: (1) Identifikasi masalah; (2) pendekatan social; (3) pelaksanaan dan pembekalan, dan (4) evaluasi. Kegiatan yang dilaksanakan, mencakup: 1) Penyusunan instrumen; 2) Analisis butir kualitatif; 3) analisis butir kuantitatif; 4) pengembangan instrumen. Berdasarkan kerja kelompok dari ketentuan penyusunan 10 butir soal tes maka dilakukan uji syarat butir soal. Dari hasil analisis ternyata hanya 4 soal tes yang memenuhi syarat tetapi kategori sedang. Artinya soal tes buatan guru tersebut masih dianggap mampu dijawab oleh siswa. Sedangkan secara individu, latihan menyusunan butir soal juga terdiri dari 10 butir soal yang berbeda dengan dikerjakan kelompok. Hasilnya; 1) guru PJOK se-Kecamatan Leihitu sudah mengetahui dan memahami cara penyusunan instrumen tes pengetahuan, sikap dan ketrampilan. 2) 73,33% guru PJOK sudah menguasai cara menganalisis butir soal kualitatif dan kuantitatif. 4) Guru PJOK sudah menguasai cara menganalisis tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda, uji validitas dan reliabilitas butir soal secara manual sebesar 60% ada 9 guru, dan secara komputasi excel hanya 13,33% yaitu 2 guru saja. Sedangkan 4 guru lainnya belum mampu menganalisis baik secara manual maupun melalui komputasi program excel. 5) 73,33% guru PJOK sudah mampu mengembangkan butir soal
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektifitas pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri 1 Leihitu Barat. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi metode apa yang tepat dalam mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Metode Penelitian yang digunakan menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) perencanaan materi yang disiapkan sudah sesuai dengan silabus dan RPP, 2) realita proses pembelajaran jigsaw yang dilaksanakan oleh guru, berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya, 3) pengalaman belajar yang dilakukan oleh utusan dari masing-masing kelompok belajar sama sekali tidak berjalan sesuai dengan prosedur pembelajaran. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode jigsaw belum efektif karena guru pendidikan jasmani (penjas) belum memahami dengan baik prosedur pembelajaran jigsaw. Hal ini terbukti dengan pembagian kelompok belajar yang tidak sesuai dengan jumlah materi.
The aims of this research are: 1). To find out the description of implementation, obstacles, and solutions from HOTS-based learning, 2). To find out how teachers implement HOTS in the learning process. The subjects of this study were 21 PJOK teachers in Central Maluku District, Maluku Province at the senior high school level. This research is a type of experimental research using a quantitative descriptive approach to the survey method. Instruments used for data collection namely Questionnaire with a rating scale in a rubric using a Likert scale.Based on the results of the research and data analysis, it shows that: 1) In the implementation of PJOK learning in high schools in Central Maluku district, Maluku Province, there are several obstacles in the application of learning. 2) The implementation of HOTS-based PJOK learning in junior high schools in Central Maluku Regency was in the adequate category with a score of 71.43% or only 15 teachers implemented HOTS-based learning with all the limitations.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.