Evaluasi. Dalam pengelolaan obat di puskesmas sering terjadi adanya berlebih atau kurang nya stok obat dan adanya obat rusak atau kadaluarsa yang masih ditemukan di gudang penyimpanan obat. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai manajemen pengelolaan obat di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Cibuaya dan Mengidentifikasi Efisiensi Penyimpanan Obat di Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Cibuaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, dan Penanggung Jawab Gudang Obat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2022, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam. Hasil persentase perhitungan penelitian ini yaitu pengelolaan obat sebesar 86% dengan kategori sangat baik, Sarana dan Prasarana gudang Penyimpanan Obat sebesar 79% dengan kategori baik, dan Proses Penyimpanan Obat sebesar 85% dengan kategori sangat baik, hasil ini menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan obat yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Cibuaya sesuai dengan ketentuan.Kata Kunci: manajemen pengelolaan obat, puskesmas, sediaan farmasi.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat karena intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi dapat menimbulkan berbagai permasalahan dan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan jumlah dan pola penggunaan antibiotik pada pasien di salah satu rumah sakit pemerintah di Kota Bandung. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pengambilan data secara retrosfektif. Data penggunaan antibiotik pada tahun 2010 diperoleh dari rekapitulasi pengeluaran instalasi farmasi dari bulan Januari-Desember 2010. Pengambilan data dilakukan dari bulan Juni-Juli 2011 di salah satu rumah sakit umum pemerintah tipe B. Data yang diperoleh kemudian diolah dan diklasifikasikan. Pengolahan data penggunaan antibiotik dilakukan dengan metode ATC/DDD dan segmen DU 90%. Hasil penelitian penggunaan antibiotik pada tahun 2010 adalah 95719,01 DDD. Antibiotik yang masuk pada segmen DU 90% ada 5 golongan (penisilin, sefalosporin, kuinolon, makrolida dan sulfonamida). Pola penggunaan antibiotik pada caturwulan ke-1 yang memenuhi segmen DU 90% yaitu penisilin, sefalosforin, kuinolon, dan makrolida. Pada caturwulan ke-2 dan caturwulan ke-3 ada lima golongan antibiotik yang masuk dalam segmen DU 90% yaitu penisilin, sefalosforin, kuinolon, makrolida, dan sulfonamida. Penelitian menyimpulkan bahwa pada caturwulan ke-1 hingga caturwulan ke-3 terjadi peningkatan persentase penggunaan dan jumlah golongan antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU 90%.
Ketika seseorang sakit, khususnya sakit dengan keluhan yang ringan. Masyarakat cenderung melakukan pengobatan sendiri terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk pergi ke profesional. Tindakan pengobatan ini antara lain mencakup tindakan seseorang untuk mendapatkan obat, menggunakan obat, menyimpan obat dan membuang obat. Menyimpan obat di rumah adalah perilaku dalam upaya swamedikasi dan pengobatan dari penyakit kronis. Penyimpanan obat yang tidak tepat dapat memicu penggunaan obat yang tidak rasional, pemborosan sumber daya kesehatan, dan risiko kesehatan manusia yang mana merupakan dampak yang buruk. Melakukan penyimpanan obat yang telah disesuaikan dengan ketentuan yang tertera pada masing-masing obat merupakan langkah penyimpanan obat yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana penyimpanan obat pada masyarakat di kecamatan Bekasi Utara untuk menghindari penyimpanan obat yang kurang tepat. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan digunakan instrumen berupa kuesioner, data yang diambil dari bulan februari-april. Sebanyak 166 responden memenuhi kriteria dibandingkan dengan cara penyimpanan obat menurut BPOM dengan didapati hasil yaitu 83 (50,0%) responden melakukan penyimpanan obat dengan baik dan 83 (50,0%) responden menyimpan obat dengan kurang baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.