Rajungan merupakan komoditas penting dan bernilai tinggi yang pemanfaatannya berpotensi tidak berkelanjutan jika menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Di sisi lain, pandemi covid-19 memberikan pengaruh pada pola permintaan rajungan. Riset ini bertujuan menganalisis dinamika pemanfaatan rajungan, dan mengkaji implementasi aturan terkait pengelolaan rajungan. Riset dilakukan di Kabupaten Cirebon pada bulan Juli 2022. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap 30 responden nelayan rajungan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menganalisis status pemanfaatan rajungan pascapandemi covid-19, menjelaskan fakta implementasi aturan terkait pengelolaan rajungan di lapangan. Hasil riset menjelaskan bahwa nilai rajungan yang tinggi telah mendorong nelayan untuk menggunakan berbagai cara agar mendapatkan hasil tangkapan rajungan yang banyak. Penggunaan alat tangkap garuk/trawl dasar makin berkembang dan masif karena efektif dan efisien meskipun cenderung kurang ramah lingkungan. Berbagai permasalahan minimnya pengawasan menjadi salah satu pendorong semakin berkembangnya alat tangkap yang kurang ramah lingkungan seperti garuk yang dapat mengancam keberlanjutan sumber daya rajungan ke depannya. Kebijakan optimalisasi pengawasan berupa pengawasan dan pengendalian baik dari ranah penangkapan ikan maupun pascapanen diharapkan dapat mereduksi penggunaan alat tangkap yang kurang ramah lingkungan. Pembatasan penggunaan alat tangkap rajungan baik dari sisi jumlah armada, alat tangkap, periode penangkapan diharapkan juga bisa dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik alat tangkap dan tren hasil per unit tangkapan/catch per unit effort (CPUE). Title: The Dynamics of Blue Swimming Crab Catch After the Covid-19 Pandemic in the Coastal Area of Cirebon RegencyBlue swimming crab is an essential and high-value commodity that has the potential to be unsustainable in its utilization if using non-environmentally friendly fishing gear. On the other hand, the Covid-19 pandemic has impacted the pattern of crab demand. This research aims to analyze the dynamics of crab utilization and examine the implementation of regulations related to crab management. The study was conducted in Cirebon Regency in July 2022. Data collection was carried out through interviews with 30 crab fishermen respondents. Data analysis was carried out descriptively by analyzing the status of crab utilization after the Covid-19 pandemic, explaining the facts of the implementation of rules related to crab management in the field. The research results show that the high value of the crab has encouraged fishermen to use various methods to get a lot of crab catches. For example, the use of dredge net is growing and massive because it is effective and efficient, although it tends to be less environmentally friendly. On the other hand, various problems with the lack of supervision have become drivers for developing less ecologically friendly fishing gear, such as raking, which can threaten the sustainability of crab resources in the future. The policy of optimizing supervision in the form of surveillance and control both from the fishing and post-harvest realms is expected to reduce the use of less environmentally friendly fishing gear. Restrictions on the use of crab fishing gear in terms of the number of fleets, fishing gear, and fishing period are also expected to be carried out by considering the characteristics of the fishing gear and the yield trend per unit catch/catch per unit effort (CPUE).
Permintaan benih bening lobster (BBL) untuk keperluan budi daya baik ekspor maupun dalam negeri masih terus meningkat. Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu penghasil BBL di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik sosial ekonomi nelayan BBL dan permasalahan usaha penangkapan BBL serta mengkaji peluang pengembangan pemanfaatan BBL di Banyuwangi. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei pada tahun 2020 di Kabupaten Banyuwangi. Analisis data dilakukan secara deskriptif menjelaskan karakteristik sosial ekonomi dan permasalahan dalam usaha penangkapan BBL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan BBL pada umumnya berpendidikan rendah dan mempunyai sumber mata pencaharian selain usaha penangkapan BBL. Usaha penangkapan BBL memberikan nilai manfaat ekonomi yang tinggi bagi nelayan. Saat ini, kebijakan larangan ekspor BBL berakibat pada terbatasnya pasar BBL hasil tangkapan. Pengembangan budi daya lobster secara masif diharapkan dapat mendorong pengoptimalan BBL sehingga memberikan nilai tambah yang dapat dinikmati oleh nelayan BBL maupun pembudi daya dan pelaku usaha terkait lainnya. Selanjutnya, kebijakan pemanfaatan BBL yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan membatasi jumlah nelayan BBL yang dapat melakukan penangkapan. Sebagai salah satu bentuk manajemen pengelolaan sumber daya perikanan lobster, kebijakan open closed season penangkapan BBL bisa menjadi salah satu opsi kebijakan yang dilakukan, terutama pada saat produksi BBL rendah.Title: Utilization of Puerulus Seed for Economic Activity of Banyuwangi Coastal CommunitiesThe demand for puerulus (BBL) for export and domestic cultivation increases. Banyuwangi Regency is one of the BBL producers in Indonesia. This research aims to analyze the socio-economic characteristics of BBL fishers, analyze the problems of BBL fishing efforts, and assess development opportunities for the use of BBL in Banyuwangi. The data collection method was done through surveys conducted during 2020 in Banyuwangi Regency. Data analysis was done descriptively explaining socio-economic characteristics and issues to capture BBL. The results showed that BBL fishers are generally poorly educated and have a source of livelihood and BBL fishing efforts. Therefore, BBL capture efforts provide high economic benefit value for fishers. Currently, the BBL export ban policy results in limited BBL catchment markets. Thus, the development of massive lobster cultivation is expected to encourage BBL optimization to provide added value that can be enjoyed by BBL fishermen as well as farmers and other related business actors. Furthermore, sustainable BBL utilization policies can be done by limiting the number of BBL fishers who can make arrests. As a form of lobster fishery resource management, the BBL’s open-closed season fishing policy can be one of the policy options carried out, especially when BBL production is low.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.