Backgorund; Nutritional problems are often associated with less food, especially in infants. Government efforts to deal with nutritional problems among infants are by providing additional food. There are two factors that influence nutritional status, which are direct factors and factors that are irrelevant. Parental compliance behavior in educating their children and complying with government programs is one of the indirect factors that influence nutritional status. The prevalence of malnutrition in 2017 at Pucangsawit Community Health Center is 6.59%. Aim; This study aims to determine the relationship between adherence to toddlers' additional food consumption and changes in the nutritional status of children at the Pucangsawit Surakarta Health Center. Method; This type of research was observational with a cross sectional approach. Data collection was carried out for 90 days with 54 respondents taking samples using Systematic Random Sampling. The measurement of the independent variable is compliance by using the Comstock form and anthropometric measurements using tread scales, which are derived from nutritional status data with the help of the WHO anthrop program. Data were analyzed using Pearson Product Moment correlation test. Results; The average change in nutritional status was as much as 0.06 and for the average adherence, 64.09% was classified as non-adherent. After the PMT program the nutritional status of children under five rose by 18.5%, which remained at 74.1% and which rose by 7.4%. Test the correlation of PMT consumption compliance with changes in nutritional status of children obtained p = 0.037 (> 0.05). Conclusions; There is a relationship between adherence to toddlers' PMT consumption and changes in the nutritional status of children at the Pucangsawit Surakarta Health Center. ABSTRAKPendahuluan; Masalah gizi sering dikaitkan dengan pangan yang kurang terutama pada balita. Upaya pemerintah untuk menangani masalah gizi pada balita yaitu dengan memberikan makanan tambahan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu faktor secara langsung dan faktor secara tidak lagsung. Perilaku kepatuhan orang tua dalam mendidik anaknya dan mematuhi program pemerintah adalah salah satu faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi. Prevalensi gizi kurang tahun 2017 di puskesmas Pucangsawit sebesar 6,59%. 93Tujuan; Penelitian ini berutujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan konsumsi PMT balita dengan perubahan status gizi balita di Puskesmas Pucangsawit Surakarta. Metode; Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan selama 90 hari dengan 54 responden pengambilan sampel menggunakan Systematic Random Sampling. Pengukuran variabel bebas yaitu kepatuhan dengan menggunakan form Comstock dan pengukuran antropometri dengan menggunakan timbangan injak, dacin data status gizi dengan bantuan program WHO anthro. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil; Rata rata perubahan status gizi nya sebanyak 0,06 d...
Background: Chronic disease management program is a health service system that is carried out by means of a proactive approach which involves participants, health facilities and health BPJS for patients with chronic diseases. Diabetes mellitus is a chronic disease which in healing cannot be one hundred percent cured but can be controlled. From the preliminary survey, data was obtained from Gilingan Health Center, there were 53.33% of Diabetes Mellitus patients who were registered as Prolanis participants. Purpose: Purpose this study almed to determine the relationship between prolanis membership duration and nutritional knowledge and the level of DM patient's diet compliance at the Puskesmas Gilingan Surakarta. Method: this study is observational through cross sectional approach. Respondents in this study amounted to 43 people by sampling using simple random sampling. Measurement of membership duration using attendance attendance, measurement of nutritional knowledge level using a questionnaire, and measurement of diet compliance using a form recall 24 hour. Data were analyzed by Pearson Product Moment test. Result: The average length of participation of prolanis participants is active, namely 65.10%, the average level of nutrition knowledge is classified as good, namely 83.0%, and the average compliance of the patient's diet is categorized as obedient, namely 62.80%. Conclusion: Participation in becoming a prolanist member has a strong relationship in relation to nutritional knowledge and the level of compliance with diabetes mellitus patients ABSTRAK Pendahuluan: Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yang dilakukan dengan cara pendekatan proaktif yang pelaksanaanya melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS kesehatan untuk penderita penyakit kronis. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dalam penyembuhannya tidak dapat seratus persen sembuh tetapi dapat dikontrol. survei pendahuluan didapatkan data dari Puskesmas Gilingan terdapat 53,33% pasien Diabetes Melitus yang terdaftar sebagai peserta Prolanis. Tujuan: Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan lama kepesertaan Prolanis dengan pengetahuan gizi dan tingkat kepatuhan diet pasien DM di Puskesmas Gilingan Surakarta. Metode: penelitian ini bersifat observasional melalui pendekatan cross sectional. Responden penelitian ini berjumlah 43 orang dengan cara pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengukuran lama kepesertaan menggunakan absensi kehadiran penyuluhan, pengukuran tingkat pengetahuan gizi menggunakan Journal of The World of Nutrition
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa ditandai oleh berbagai perubahan emosi, psikis dan perubahan fisik. Perubahan fisik akan membuat remaja mulai memperhatikan bentuk tubuhnya sehingga muncul persepsi body image Persepsi body image negatif (ketidakpuasan terhadap tubuh) akan mengurangi asupan lemak. Persepsi body image negatif rentan terjadi pada remaja putri karena penambahan lemak tubuh. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan persepsi body image dengan asupan lemak dan komposisi lemak tubuh pada siswi di MAN 2 Surakarta. Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 52 siswi. Data persepsi body image diperoleh menggunakan MBSRQ–AS (Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire–Appearance Scale). Data asupan lemak diperoleh menggunakan formulir SQFFQ (Semi Quantitative Food Frequency) selama 1 bulan terakhir. Data komposisi lemak tubuh diperoleh menggunakan BIA (Bioelectrical Impedance Analysis). Hasil sebanyak 51,9% subyek memiliki persepsi body image positif, sebanyak 76,9% subyek memiliki asupan lemak baik dan sebanyak 67,3% subyek memiliki komposisi lemak tubuh kategori sedang. Tidak ada hubungan persepsi body image dengan asupan lemak (p value 0,666). Tidak ada persepsi body image dengan komposisi lemak tubuh (p value 0,169). Kata Kunci: Asupan Lemak, Komposisi Lemak Tubuh, Persepsi Body Image.
Beberapa faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi balita yaitu pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, dan besar keluarga. TFC merupakan program pemerintah yang diselenggarakan dengan tujuan untuk mengurangi angka gizi buruk dan kurang pada balita. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional terdapat 30 responden diperoleh dengan teknik simple random sampling dengan uji statistik Rank Spearman. Responden dengan pendapatan perkapita kurang (60%) dan pendapatan perkapita cukup (40%), pendidikan ibu <9 tahun (50%) dan pendidikan ibu >9 tahun (50%), pengetahuan ibu kurang (50%) dan pengetahuan ibu cukup (50%), besar keluarga kategori kecil (80%) dan besar keluarga kategori besar (20%). Responden balita dengan status gizi kurang (60%) dan status gizi buruk (40%). Nilai p value dari analisis hubungan antara status gizi terhadap pendapatan perkapita, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, dan besar keluarga masing-masing adalah 0.634, 0.522, 0.348, dan 0.738. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan perkapita, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, dan besar keluarga dengan status gizi balita yang mengikuti TFC.Kata Kunci: faktor tidak langsung, TFC, status gizi, balitaFaktor tidak langsung, TFC, Status gizi, Balita
Pandemi COVID-19 mengubah segala aktivitas individu, termasuk mahasiswa. Kehidupan mahasiswa sangat rentan mengalami masalah psikososial. Psikososial adalah hubungan dinamis dan saling mempengaruhi antara aspek psikologis seseorang dengan aspek sosial disekitarnya. Permasalahan yang dihadapi mahasiswa di masa pandemi, memaksa mereka untuk beradaptasi untuk menanggulangi masalah yang timbul. Perubahan perilaku makan secara negatif menjadi metode coping yang sering digunakan saat menghadapi permasalahan psikososial yang terjadi. Perubahan perilaku makan dapat memengaruhi jumlah asupan zat gizi yang masuk kedalam tubuh dan menentukan tingkat asupan energi dan protein seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan energi, protein dan profil psikososial di masa pandemi COVID-19 (studi kasus pada mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan penyebaran kuesioner dan wawancara secara daring. Data asupan energi dan protein diperoleh dengan formulir semi kuantitatif FFQ selama 6 bulan terakhir dan masalah psikososial diukur dengan kuesioner masalah psikososial yang berisi 19 item pernyataan. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan variabel. Hasil analisis menunjukkan Pola konsumsi makanan mahasiswa Gizi UMS di masa pandemi COVID-19 sebagian besar dalam kategori baik 51,8 %. Asupan energi pada mahasiswa termasuk kategori kurang ada sebanyak 58,8%. Asupan protein pada mahasiswa termasuk kategori lebih ada sebanyak 50,9%. Masalah psikososial pada mahasiswa di masa pandemi COVID-19 termasuk kategori sedang ada sebanyak 55,3%. Sebagian besar mahasiswa Prodi Ilmu Gizi UMS memiliki pola konsumsi makan kategori baik, asupan energi kurang, asupan protein lebih dan masalah psikososial kategori sedang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.