Sampah organik merupakan sampah yang mengandung kadar air tinggi dan mudak busuk. Peunumpukan sampah organik dapat mencemari lingkungan dan menjadi wabah penyakit. Salah satu cara untuk mengolah sampah organik adalah pembuatan pupuk kompos. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan kompos dilaksanakan di ranting Muhammadiyah Tirtonirmolo, Kasihan, Yogyakarta. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bagi anggota ranting Muhammadiyah Tirtonirmolo dalam pengolahan sampah organik. Kegiatan diawali dengan pemaparan melalui sosialisasi materi tentang sampah organik dan pupuk kompos secara umum kemudian dilanjutkan dengan pelatihan praktek pembuatan pupuk kompos dari sampah organik. Proses pembuatan kompos dilakukan dalam komposter 20 L menggunakan bioaktivator EM-4. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peserta dapat memahami teknik pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan baik yang ditunjukkan dengan persentase capaian ≥ 80%.
Penggunaan sabun cair semakin meningkat setelah banyak ibu rumah tangga yang meninggalkan sabun padat. Konsumsi sabun cair menambah pengeluaran rumah tangga. Minimnya pengetahuan dalam pembuatan dan bahan sabun cair menjadi masalah besar bagi masyarakat. Oleh karena itu, program pengabdian ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan melatih pembuatan sabun cair bagi anggota Nasyiatul Aisyiyah Bantul. Metode kegiatan terdiri dari sosialisasi materi pokok tentang sabun melalui zoom dan pelatihan pembuatan sabun cair melalui video tutorial. Tahapan produksi sabun cair terdiri dari persiapan bahan dan peralatan, pencampuran dan pengadukan semua bahan, kemudian sabun disimpan dalam botol dan didiamkan selama 24 jam. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta memahami teknik pembuatan sabun cair dengan persentase pencapaian sebesar 74%.
Anaerobic digestion of food waste is an encouraging technology for biogas production. Pretreatment of the substrate is needed to increase biodegradation. This study aimed to investigate the effect of alkali pretreatment and organic solvent pretreatment on biogas production. Physical pretreatment was also applied in this study. NaOH (0%, 2%, 4% and 6%) was used as alkali pretreatment. Ethanol (0, 2, 4 and 6%) was used as organic solvent pretreatment. The experiment was conducted in a 1 L batch digester under room temperature. Results showed that 0% NaOH generated the highest cumulative biogas yield of 46.1 mL/gVS. The best biodegradability of 37.5% was achieved in NaOH of 0%. The lower concentration of ethanol generated a higher biogas yield. The greatest cumulative yield of 41.5 mL/gVS was obtained at an ethanol concentration of 0% with a biodegradability of 33.84%. Statistical analysis proved that alkali pretreatment and organic solvent pretreatment had no significant effect on biogas production (p>0.05). Physical pretreatment had a significant effect (p<0.05) with the highest cumulative yield of 58.2 mL/gVS. The kinetic model proved that the modified Gompertz was a suitable model for predicting and simulating the kinetics of anaerobic digestion from food waste (R 2 > 0.9).
Biogas promises bioenergy to be developed as a renewable fuel to reduce the fossil energy crisis. Biogas raw material can be derived from tofu liquid waste. Biogas is processed by anaerobic digestion. This study aimed to develop a simulation of the kinetic model variations of biogas production from tofu liquid waste. The results showed that the ascending limb of the exponential equation had a greater coefficient (R2 = 1) than the ascending limb of the linear equation (R2 = 0.9574). The descending limb of the linear equation had a better coefficient (R2 = 0.9574) than the descending limb of the exponential equation (R2 = 0.95). The Gaussian model had the greatest R2 of 0.9937. Logistic growth had the greatest coefficient (R2 = 0.9951) compared to modified Gompertz (R2 = 0.9817) and exponential rise to maximum (R2 = 0.9852) in the simulation of cumulative biogas production. The fit model for kinetic biogas production from tofu liquid waste is Gaussian Model.Abstrak: Biogas merupakan salah satu bioenergi yang menjanjikan untuk dikembangkan dalam mengurangi krisis energi fosil. Bahan baku biogas dapat berasal dari limbah cair tahu yang diolah secara anaerobic digestion. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan variasi model simulasi kinetika produksi biogas dari limbah cair tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan eksponensial untuk grafik kenaikan memilki koefisien yang lebih besar (R2 = 1) dibandingkan grafik kenaikan dengan persamaan linier (R2 = 0,9574). Grafik penurunan pada persamaan linier memiliki nilai koefisien lebih besar (R2 = 0,9574) dibandingkan grafik penurunan pada persamaan eksponensial (R2 = 0,95). Model Gaussian menghasilkan nilai koefisien tertinggi R2 = 0,9937. Logistic growth menghasilkan nilai R2 terbesar (0,9951) dibandingkan modified Gompertz (R2 = 0,9817) dan exponential rise to maximum (R2 = 0,9852) pada simulasi produksi biogas kumulatif. Model yang paling cocok untuk kinetika produksi biogas dari limbah cair adalah model Gaussian.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.