Era dekade saat ini telah terjadi banyak perubahan mendasar pada berbagai sektor, antara lain ekonomi, teknologi, dan politik. Bahkan krisis ekonomi yang belakangan terjadi telah menekan banyak organisasi untuk memikirkan kembali prioritas -prioritas mereka. Oleh karena itu, terdapat dorongan untuk melakukan pembentukan kembali bisnis dan teknologinya. Terjadi perubahan besar dalam pekerjaan saat ini, yaitu dari peralihan dari sektor manufaktur dan pertanian menjadi industri jasa dan telekomunikasi. Faktor -faktor pendorongnya, antara lain kian menipisnya sumber daya alam dan bahkan beberapa negara tidak memilikinya. Sebaliknya, terdapat perkembangan pesat di sektor teknologi. Penemuan produk-produk teknologi baru telah menyebabkan produk teknologi lama menjadi usang, tidak terpakai lagi karena digantikan dengan yang baru tersebut. Contohnya personal computer (PC) digantikan dengan telepon pintar (smart phone). Selanjutnya telepon pintar digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya pelayanan publik on line. Fenomena di atas adalah sebuah inovasi disruptif yang diciptakan oleh Clay Christensen pada tahun 1997. Inovasi disrupsi juga berdampak terhadap Sumber Daya Manusia dalam Manajemen (MSDM). Paradigma bar adalah sebuah pemimpinial yang berbasis teknologi modern, khususnya aplikasi komputer dan internet karena lebih praktis, efisien dan efektif. Disamping itu, penggunaan teknologi tersebut bertujuan untuk menghadapi kompetisi di sektor ketenagakerjaan di ASEAN, sebagai konsekuensi MEA, maupun menyongsong SDM di Abad ke-21. Saat ini peringkat SDM Indonesia berada pada urutan ke lima setelah negara Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand. Melalui inovasi disrupsi diharapkan dapat menghadapi kedua tantangan tersebut. Selain itu, inovasi disrupsi merupakan sebuah tantangan karena memunculkan sebuah paradigma baru, yaitu MSDM yang berbasis teknologi dan inovatif serta pembentukan SDM yang kompeten di bidangnya.
Good public administration services are the main thing in running a quality government. Therefore, ethics is a major part of maintaining the quality of public administration services, especially in the era of Industry 4.0 which needs to also apply ethics in using technology. The purpose of this study is to examine the formation and implementation of ethics in public administration in the era of government innovation disruption due to technological development and disruption. This research uses a qualitative approach with descriptive analysis method which is sourced from various literature both primary and secondary, then an analysis of the various literature is carried out. Descriptive analysis results show that technology has become an indispensable need in government, in various fields and activities. Where, the disruption of the technology also impacts on various government innovations that really need ethics, especially on public services to avoid mal-administration. The impact of this research is knowledge of the importance of awareness of implementing ethics in public administration services in the era of technological disruption to improve the quality of government services.
The implementation of bureaucratic reform in Indonesia is not optimal and faces various obstacles. At present, public services demand excellent service and meet public satisfaction. The obstacles are rigid bureaucracy, incompetent bureaucrats or apparatuses, not professional, and there are technological gaps. Rapid technological development, such as digital technology and big data, has not been responded to positively by most bureaucrats. Big Data has a great potential for improving bureaucratic and public services. With a qualitative method and a waterfall software development life cycle, this article provides the design of a bureaucracy sentiment analysis application which implements Big Data technology for analyzing the opinions about bureaucratic service in Indonesia. This is for the purpose that the bureaucratic services can be improved based on societal opinion. The results of the experiment using RapidMiner showed that sentiment analysis as a Big Data technique for bureaucratic service based on societal opinion can be used to evaluate performance better.
Sejak bergulirnya program keluarga berencana di Indonesia, sudah banyak membuahkan hasil dan pengaruh yang signifikan terhadap pengendalian dan pertumbuhan penduduk. Indikasi yang terlihat dalam implementasi kebijakan tentang program kampung keluarga berencana belum efektif diantaranya sarana lingkungan yang kumuh, pencapaian kontrasepsi jangka panjang masih rendah, kegiatan bina keluarga yang belum maksimal, kurangnya evaluasi dan pelaporan serta kurang maksimalnya koordinasi dari instansi terkait, keterbatasan jumlah pengelola/penyuluh, partisipasi masyarakat masih rendah serta keterbatasan sarana pendukung, kurangnya pembinaan terhadap institusi masyarakat, kurangnya sosialisasi keluarga sejahtera, dan respon dari pengelola program belum maksimal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang berarti bahwa penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang dialami dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Jenis pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah studi kasus. Implementasi kebijakan tentang program kampung keluarga berencana menuju keluarga sejahtera di Kabupaten Cirebon belum terwujud, disebabkan oleh faktor content of policy (isi kebijakan) dan context of implementation (konteks implementasi) yang belum maksimal. Strategi yang efektif untuk dapat mengoptimalkan implementasi kebijakan tentang program kampung keluarga berencana menuju terwujudnya keluarga sejahtera di Kabupaten Cirebon adalah cenderung ke strategi deversifikasi atau strategi ST, dimana dalam strategi ini menggunakan atau memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman yang dihadapi, dengan inovasi menambah program lain supaya tidak jenuh.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.