<span>The study was to examine the implementation of child-friendly school (CFS) in a public elementary school. This study employed a single case study method, as P</span><span lang="IN">ublic </span><span>E</span><span lang="IN">lementary </span><span>S</span><span lang="IN">chool of</span><span>Ragunan 01 is the unit of research analysis. The school has been <span>declared as a child-friendly school since 2015. The quantitative data generated, however, were only used to see the percentage of the characteristics of CFS model. Thus, the data were gathered through observation, questionnaires and interviews to obtain more comprehensive empirical data. The questionnaire was distributed to all teachers and 15 class coordinators of students’ parents to obtain data about the</span> implementation of CFS. Interviews were conducted with several important multi-stakeholders identified. The results showed that thirteen characteristics of the CFS had been implemented well with a percentage value above 95%. It indicates that this school has been able to realize the CFS model following its principles. Besides, the school has met the requirement of the six essential components of CFS adapted according to Indonesian educational contexts. It indicates that the implementation of CFS is in accordance with the concept of UNICEF but with some differences.</span>
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran talking stick terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMK Grafika Yayasan Lektur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif eksperimen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas XA sebagai kelas eksperimen dan kelas XB sebagai kelas kontrol. Pada uji validitas instrumen menggunakan korelasi biserial dengan 25 butir soal pilihan ganda dengan 15 butir soal valid an 10 butir soal yang tidak valid. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi daripada hasil belajar yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional, dari analisis data diperoleh rata-rata kelas eksperimen 87,16 dan kelas kontrol 66,85, (2) hasil pengujian hipotesis yang diperoleh thitung>ttabel yaitu 2,107>2,002 pada taraf signifikan α=0,05. Hal tersebut berarti hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dan dinyatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran talking stick terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMK Grafika Yayasan Lektur. Kesimpulannya bahwa terdapat pengaruh dari model pembelajaran talking stick terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMK Grafika Yayasan Lektur.Kata kunci: model pembelajaran talking stick, hasil belajar AbstractThis study aims to determine the effect of the talking stick learning model on student learning outcomes in class X history subjects at the SMK Grafika Foundation for Literature. The research method used was an experimental quantitative research method. The sample used in this study is class XA as an experimental class and class XB as a control class. In the validity test the instrument uses biserial correlation with 25 multiple choice questions with 15 valid items and 10 invalid items. Data analysis techniques used were normality test, homogeneity test and hypothesis testing using t test. The results showed that: (1) there were differences in learning outcomes that were treated using the talking stick learning model higher than learning outcomes that were treated using conventional learning models, from the analysis of the data obtained an experimental class average of 87.16 and a control class 66, 85, (2) the results of testing the hypothesis obtained tcount> ttable is 2.107> 2.002 at a significant level α = 0.05. This means that the hypothesis in this study can be accepted and it is stated that there is an effect of the talking stick learning model on student learning outcomes in class X history subjects at SMK Grafika Literature Foundation. The conclusion that there is an influence of the talking stick learning model on student learning outcomes in classs X history subjects at SMK Grafika Literature Foundation.Keywords: talking stick learning model, learning outcomes
ABSTRAKSeiring dengan perkembangan zaman, dalam rangka menyiapkan generasi muda dan menghindari dekadensi moral menghadapi tantangan Era Globalisasi untuk mempertahankan identitas indonesia, maka diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Pengenalan museum sebagai pusat informasi kesejarahan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran sejarah. Museum sangat berperan terhadap upaya peningkatan kesadaran sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengenalan museum untuk memberikan informasi kesejarah dalam upaya meningkatkan kesadaran sejarah. Di harapkan peran museum menjadi maksimal dalam menyampaikan informasi kesejarahan). kenyataan yang sering terjadi didalam pengelolaan museum berbeda sekali dengan apa yang diharapkan. Seringkali museum tidak diminati oleh masyarakat dikarenakan museum tersebut tidak menarik dan monoton dalam membnerikan informasi kesejarahan. Hal ini terlihat dari jumlah pengenjung museum yang tidak begitu banyak. ABSTRACTAlong with the development of the era, in order to prepare the young generation and avoid moral decadence facing the challenge of Globalization Era to maintain the identity of Indonesia, it is necessary steps to overcome it. The introduction of the museum as a historic information center is expected to increase historical awareness. The museum plays an important role in increasing the awareness of history. This study aims to determine the extent to which the introduction of the museum to provide historical information in an effort to increase historical awareness. In expecting the role of the museum to be maximal in conveying historical information). the fact that often occurs in the management of the museum is very different from what is expected. Often the museum is not sought by the public because the museum is not interesting and monotonous in providing historical information. This can be seen from the number of museum visitors who are not so much.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi eksistensi kesenian wayang ajen di Bekasi Timur, mengetahui makna dalam kesenian Wayang Ajen, mengetahui tujuan Sanggar Wayang Ajen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yakni wawancara, dokumentasi, observasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Kesenian Wayang Ajen di Bekasi Timur lahir dengan tafsir baru dan cara-cara modern. Nama Wayang Ajen di ambil dari kata Ajen yang artinya menghargai, tujuannya bermaksud untuk menghargai segala aspek kesenian yang ada seperti seni musik, seni tari, seni drama. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keberadaan Sanggar Wayang Ajen bisa diterima oleh masyarakat karena memiliki warna baru dalam memberikan pertunjukan wayang, dengan cara tersebut Wayang Ajen bisa bertahan di tengah persaingan dengan budaya populer saat ini. Oleh karena itu Sanggar Wayang Ajen ini harus tetap melakukan perkembangan dalam hal kesenian agar selalu bisa diterima oleh masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana eksistensi kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta dan bagaimana rangkaian kesenian Sintren di Tanjung Kerta dan mengetahui bentuk pemanfaatan kesenian Sintren. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan prosedur pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara, dokumetasi, dan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta merupakan kesenian tradisional yang menunjukkan aktivitas tarian diiringi dengan musik menggunakan alat musik gendang, kendi dan seorang sinden menyanyikan lagu-lagu Sunda seperti Sulasih Sulandana dan turun sintren dalam mengiringi seorang penari. Kesenian Sintren juga digunakan sebagai hiburan masyarakat di sela-sela aktivitas sore hari di kampung Tanjung Kerta, selain itu dapat juga dijadikan alat untuk meminta hujan, keberkahan, karena menjadi bagian dari nilai-nilai tradisi di kampung Tanjung Kerta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta masih dilestarikan oleh masyarakat kampung Tanjung Kerta.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.