AbstrakFilm elektrokromik mempunyai spektrum transmisi yang dapat berubah secara reversibel apabila diberi tegangan listrik. Perubahan ini mengganti keadaan tidak tembus cahaya (opaque) ke keadaan bening (transparent) atau sebaliknya, sehingga film dapat digunakan untuk mengatur pancaran cahaya. Dalam makalah ini dilaporkan studi tentang film polianilin sebagai salah satu bahan aktif elektrokromik. Dalam keadaan reduksi, warna film kuning transparan dan dalam keadaan oksidasi hijau sampai biru. Divais elektrokromik yang dibuat terdiri atas lapisan kaca konduktif − film polianilin − elektrolit − kaca konduktif dengan melibatkan larutan 1.0M H 2 SO 4 . Pengukuran rapat arus menghasilkan voltamogram untuk beberapa kecepatan perubahan tegangan, sedangkan karakteristik optik diukur dengan spektroskopi UV-Vis. Untuk memeriksa sifat pengaturan cahaya, diturunkan harga intensitas pancaran matahari yang melewatinya. Diperoleh bahwa dalam keadaan reduksi, 70% pancaran menembus divais, sedangkan dalam keadaan oksidasi, pancaran tersebut tinggal 11%. Hasil pengujian reversibiltas menunjukkan bahwa umur pakainya di atas 5.000 siklus. AbstractStudy on Electrochromic Effect of Polyaniline Film. The light transmission factor of an electrochromic film changes reversibly with the application of an electrical voltage. Thereby the transparent film becomes reversibly opaque so that it may be used to control light transmission. In this paper the results of a study on polyaniline film as an electrochromic active material is reported. Polyaniline looks yellow transparent in the reduced state and turns to green-blue at its oxidized state. The electrochromic device considered in this paper was fabricated in planar configuration of ITO glass − polyaniline film − electrolyte − ITO glass which involved 1.0M H 2 SO 4 solution. The measurement of the current density yields voltamograms for several values of the rate of voltage change, while the optical characteristics were measured with ultraviolet-visible spectroscopy. To inspect the light control properties, the intensity of solar radiation propagating through the device was derived. It is found that in its reduced state, the device transmits 70% of the incoming radiation, while in the oxidized state only 11% of the radiation is left. The result of recycling test indicated that film is stable over 5,000 cycles.
Based on observations, the tender price is below 80% of the HPS (Provisional Estimated Price). With the bid price being quite far from the HPS (Provisional Estimated Price), it raises questions about the credibility of the print calculation experts. This study uses a quantitative method, namely analyzing the price disparity of the HPS (Provisional Price Estimate) offering and the price disparity of each company's printing components to the average survey price of printed components. Based on the analysis results, the average supply disparity value is 30.17% and Company C (PT C) has the highest disparity value of 73.41%. A high bid price disparity indicates that the auction is relatively fair and there are no rules in determining bidder prices. The very high disparity in the value of molded components at Company C (PT C) indicates an alleged monopoly on the price of molded components.
Pembangunan “SDM (Sumber Daya Manusia) Unggul, Indonesia Maju” pada tubuh kepolisian melalui transformasi menuju Polisi Republik Indonesia (Polri) yang Presisi diantaranya adalah menjadikan polisi yang unggul memiliki perilaku kebangsaan. Untuk penguatan perilaku kebangsaan tersebut, kepolisian daerah Papua Barat melakukan pembinaan dan pelatihan bagi Bintara Remaja asal Papua Barat dengan pendekatan Experiential Learning (EL) selama satu bulan. Dari Binlat ini diharapkan tidak hanya memiliki rasa jati diri bangsa yang kuat, tetapi menjadi polisi yang memiliki kompetensi sosial kultural sebagai aparatur negara. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis ketercapaian perilaku kebangsan terhadap nilai-nilai jati diri bangsa sesuai kurikulum yang digunakan dengan menganalisis korelasi dan faktor pembentuk perilaku kebangsaan. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner, instrumen observasi, wawancara, dan dokumentasi serta dianalisis menggunakan teknik kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Instrumen kuesioner dan lembar observasi sebelum digunakan dilakukan ujiketerbacaan kepada pejabat dan staf Markas Besar Polri, pakar psikologi dan evaluasi Pendidikan, sehingga reliabilitas instrumen diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,899. Sampel sebanyak 165 orang yang diperoleh dengan menggunakan metode simple random sampling, sedangkan untuk perolehan data kualitatif dilakukan wawancarai dengan Kepala SPN, 1 orang observer, dan 1 orang instruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian perilaku kebangsaan dengan pendekatan metode EL mempunyai korelasi yang signifikan dengan kategori korelasi cukup. Binlat ini juga telah menghasilkan perilaku Kebangsaan pada kategori sudah mengajak orang lain untuk berperilaku sesuai jati diri bangsa.
Meningkatnya Corona Virus Disease-19 (Covid-19) di Indonesia membuat pemerintah pusat maupun daerah mengeluarkan kebijakan Belajar dari Rumah (BDR) melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020. Kebijakan BDR bertujuan untuk untuk mengurangi kegiatan di sekolah tetapi menggunakan kurikulum yang bermakna. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat keterlaksanaan belajar dari rumah (BDR) dikaitkan dengan kegiatan belajar mengajar. Pengumpulan informasi, data, wawancara, dan forum group discussion dilakukan pertemuan melalui daring seperti video conference dan media sosial lainnya. Kajian evaluasi implementasi kebijakan BDR dianalisis terhadap aspek Context, Input, Process, dan Product. Responden terdiri dari unsur dinas Pendidikan provinsi, sekolah, orang tua dan siswa. Responden sebanyak 2.862 orang terdiri dari 60 orang unsur dinas Pendidikan, 284 kepala sekolah, 861 guru, 677 orang tua siswa, dan 980 siswa. Hasil evaluasi untuk setiap aspek kebijakan menunjukkan bahwa: 1) Context, pengambil kebijakan di daerah yang telah menindaklanjuti berupa surat keputusan Gubernur dan program BDR sebanyak 78,33%, 2) Input, sekolah telah melakukan penyiapan infrastruktur sebanyak 17% dan tingkat kemampuan guru sebanyak 41,64%, 3) Process, pembelajaran yang dilakukan secara daring sebanyak 49,56%, dan 4) Product, guru yang telah melakukan penilaian terhadap hasil pembelajaran sebanyak 88%. Berdasarkan hasil evaluasi implementasi kebijakan BDR bahwa proses pembelajaran dari rumah telah dilakukan secara maksimal, namun terdapat faktor-faktor pembelajaran yang tidak berjalan dengan baik karena terbatasnya handpone, kompetensi guru dalam menggunakan aplikasi masih rendah, dan masih terdapat sekolah tidak memiliki jaringan internet. Implementasi pada tingkat pemerintah Provinsi telah dilakukan secara efektif dan efisien, namun pada tingkat satuan Pendidikan masih ditemukan pembelajaran secara daring belum merata.
The development of "Superior Human Resources, Advanced Indonesia" in the police institution through the transformation to the Republic of Indonesia Police (Polri) which is precise includes making superior police officers who have national behavior by strengthening the eleven values of national identity. To strengthen this national attitude, the West Papuan Regional Police Office conducted the development and training program for young non-commissioned officers (NCOs) from West Papua using the Experiential Learning (EL) approach for one month. From this activity, it is expected the participating NCOs will not only have a strong sense of national identity but also become police officers who have sociocultural competence as a state apparatus. This study aims to reveal the achievement of national behavior on the values of national identity according to the curriculum used by analyzing the correlation and factors that form national behavior. The data were collected using a questionnaire and through observation, interviews, and documentation, and were analyzed using quantitative and qualitative descriptive techniques. Before being used, the questionnaire and observation sheet readability was validated by officers and staff of the Indonesian National Police Headquarters, psychologists, and educational evaluation experts, resulting in a Cronbach Alpha value of 0.899. The research sample was 165 people, established using the simple random sampling technique, while for the acquisition of qualitative data, interviews were conducted with the Head of the National Police School, one observer, and one instructor. The results showed that the achievement of national behavior with the EL method approach had a Spearman Rank correlation of the eleven factors formed was 0.5 (0.853 and 0.853), and the factor analysis was able to summarize 62.10% of the eleven variables. This evaluation shows that the significant nature of the faith and mutual cooperation of the participants and the benefits have succeeded in increasing the behavior of the character of nationality in the category of inviting others.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.