and in semicaptivity conditions. Seventy three vegetable species and two fungi species were recorded. It was registered also the consumption of ticks, salt, land, bricks and scats of another animals. The main vegetable parts consumed in order of importance were young leaves and outbreaks (green parts), fruit and flowers.
The births of brown brocket deer (Mazama gouazoubira) in a secondary lower montane forest called "yunga" in northwestern Argentina were compared with rainfall. Analyses were performed with rainfall and flower-fruit fall in an attempt to determine the possible importance of these seasonal variables in birthing. The births were not directly correlated with rainfall, but rather with the flower and fruit fall of exotic plant species. This may be related to favor the development of fawns, which eat the new and more digestible plant parts, accessible one month after their births. The non-seasonal births observed around the year could be related to the selection by the deer of some plant species that have been introduced into the region (Prunus, Morus and Psidium), have a longer fruiting span than the scarce native plant species.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kecemasan berbicara bahasa inggris sebagai bahasa asing. Penelitian ini secara khusus berfokus untuk menganalisis alasan ketidak terlibatan siswa dalam kegiatan berbicara dikelas bahasa inggris.Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan pendekatan kuantitaif . Data dikumpulkan melalui wawancara individual. Wawancara diberikan dalam bentuk pedoman wawancara semi-terstruktur yang didistribusikan melalui google docs dan disebarkan di salah satu flat form media sosial, mengingat karena pandemik Covid-19 yang belum selesai. Hasil pengumpulan dan analisis data dibuat menjadi beberapa tema. Hasil penelitian menunjukan bahwa keengganan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan berbicara di kelas bahasa inggris bukan tidak menyadari nilai belajar bahasa inggris, kemalasan, atau kurangnya minat dalam bahasa inggris, tetapi karena mereka tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki, takut akan evaluasi negatif dari rekan-rekan mereka, dan takut dibanding-bandingkan oleh rekan-rekan mereka.
Understanding the concept of Arabic syntax is a learning problem faced by the students. For that reason, this study aims to improve students' understanding of Arabic syntax. This study employed action research design by presenting six critical-reflective steps in efforts to improve students' understanding of Arabic syntax at a junior high school in West Java, Indonesia. Data were collected using interviews, observations, surveys, oral and written tests. The findings revealed that the understanding of Arabic syntax for first-year high school students regarding noun, verb, particle and sentence material improved well. This study confirms that through a series of critical-reflective steps, the students' understanding of the concept of Arabic syntax can be improved.
Keywords: Arabic Syntax, Arabic Learning, Non-native Speaker, Foreign Language
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti terkait analisis penerapan pembelajaran campuran di sekolah dasar sebagai suatu transisi pendidikan di era new normal, lebih lanjut penelitian ini juga mencakup perspektif guru, kesulitan yang ditimbulkan dari penerapan blended learning dan alat yang digunakan sebagi penunjang penerapan pembelajaran campuran. Sampel pada penelitian ini merupakan 30 tenaga pendidik dari berbagai sekolah di kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan desain studi kasus menggunakan metode pengambilan data yaitu survei untuk mengetahui alat dan platform digital yang digunakan saat penerapan pembelajaran campuran, dan wawancara semi terstruktur untuk mengetahui perspektif guru dan kesulitan yang dihadapi. Adapun analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan pengkodingan (reduksi data). Hasil penelitian menunjukkan blended learning memberikan pembelajaran yang lebih optimal di masa pandemi, salah satunya peningkatan pada mata pelajaran matematika. Kesulitan yang dialami terkait penerapan blended learning yaitu keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya kompetensi guru dalam berteknologi. Sedangan smartphone dan whatsapp menjadi alat dan platform digital yang paling banyak dipilih dan digunakan sebagai penunjang penerapan blended learning.
<p>Guru mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi tata surya kepada siswa sehingga siswa sulit memahami materi tata surya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran berbasis teknologi berupa chatbot agar bisa memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan model ADDIE. Uji coba media pembelajaran dilakukan pada 47 guru di lima Sekolah Dasar yang berlokasi di Sumedang, Jawa Barat. Dalam tahapan uji coba terbatas diperoleh hasil aspek materi yaitu 91.2% (sangat layak), tampilan 94.8% (sangat layak) dan fungsi yaitu 90% (sangat layak). Dalam tahapan uji coba lebih luas diperoleh hasil pada aspek materi 96.2% (sangat layak), tampilan 94,6% (sangat layak) dan fungsi 93.6% (sangat layak). Pada uji validasi di SD memperoleh hasil 82.8% (sangat layak) untuk materi, 86.4% (sangat layak) untuk tampilan dan 86% (sangat layak) untuk aspek fungsi. Pada validasi materi diperoleh hasil materi 88.9% (sangat layak) dan penyajian 90% (sangat layak). Pada validasi media diperoleh hasil tampilan 92% (sangat layak) dan fungsi 91% (sangat layak). Bersumber pada hasil penelitian, media pembelajaran chatbot berkategori sangat layak dan membuat guru dapat menyampaikan materi dengan mudah kepada siswa.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.