Background: Patients with type-2 Diabetes Mellitus (DM) need support from their families to perform self-care to prevent complications; however, not all families have effective support. Family empowerment is a family-based strategic intervention which can improve family support to those patients.Purpose: This study aimed to determine the effects of family empowerment on increasing family support in patients with type 2 DM.Methods: This study used a quasi-experiment with non-equivalent control group design. Forty-six respondents were recruited using a consecutive sampling technique and assigned to the control and intervention groups. Respondents in the intervention group were given family empowerment intervention by visiting their homes four times, for 120 minutes each. In contrast, the control group was given the intervention of standard booklets. The Hensarling Diabetes Family Support Scale (HDFSS) was used to observe the family support on both groups. Data were analyzed by independent t-test.Results: Results showed that there was a significant difference between the intervention and the control group with t=7.86 and p-value of 0.00. There were mean differences of 2.29 and 0.28 between the intervention and the control group, respectively.Conclusion: Family empowerment affected family support in patients with type-2 DM. Based on this study, it is recommended that the health workers advocate and encourage the family in the planning management of patients with diabetes mellitus.
Latar Belakang: Penyakit kulit menjadi penyakit dengan prevalensi yang tinggi di Dunia dan Indonesia, salah satu penyakit kulit yang paling banyak diderita adalah penyakit skabies, penyakit skabies banyak menyerang Negara tropis seperti Indonesia dan tempat dengan penduduk padat seperti pondok pesantren, oleh karenanya santri berisiko tinggi untuk terkena skabies, hal ini karena pengetahuan santri terkait personal hygine yang masih rendah, salah satu dampak skabies adalah gatal – gatal dan ruam kulit yang dapat menurunkan harga diri santri oleh karenanya butuh dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan yaitu dengan meningkatkan harga diri santri, fenomena ini yang melatar belakangi penelitian ini. Tujuan: Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dalam mempengaruhi harga diri penderita skabies di pondok pesantren. Metode: Penelitian berdesain Quasi Experimen Design : pre test and post test non equivalen control group dengan jumlah sampel 122 responden dengan masing – masing kelompok baik intervensi atau kontrol 61 responden, purposive sampling menjadi cara pengambilan sampel, data dianalisa dengan uji t. Hasil: Berdasakan uji t menunjukan bahwa pendidikan kesehatan secara signifikan dapat mempengaruhi harga diri penderita skabies dengan nilai p 0,000. Kesimpulan : Pendidikan kesehatan secara signifikan dapat meningkatkan harga diri santri.
ABSTRAKFungsi kognitif pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, lingkungan dan aktifitas fisik sehingga berdampak penurunan fungsi kognitif yang bersifat progresif. Sebagai pusat daya berfikir otak juga memerlukan perawatan yaitu dengan melakukan gerakan sederhana yang diikuti oleh berbagai macam komponen fungsi otak seperti penglihatan, imaginasi, pendengaran dan emosi. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan senam otak ataupun senam vitalisasi otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas senam otak dan senam vitalisasi otak dalam meningkatkan fungsi kognitif lansia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain quasi eksperimental pre and post test without control group. Pengumpulan data menggunakan kuesioner MMSE. Jumlah responden sebanyak 34 lansia dengan tehnik consecutive sampling dengan menggunakan uji simple paired t-test, Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji statistik dengan simple paired t-test pada kelompok senam otak diperoleh nilai p-value 0,000 (p value <0,050), sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan antara fungsi kognitif pada kelompok senam otak sebelum dan sesudah perlakuan. Uji Wilcoxon pada kelompok senam vitalisasi otak diperoleh nilai p value 0,000 (p value <0,050), sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan antara fungsi kognitif pada kelompok senam vitalisasi otak sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil uji statistik Mann Whitney diperoleh nilai p value 0.004 (p value <0,050), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antara fungsi kognitif pada kelompok senam otak dengan kelompok senam vitalisasi otak. Ada perbedaan yang bermakna antara fungsi kognitif pada kelompok senam otak dengan kelompok senam vitalisasi otak di Unit Rehabilitasi sosial Pucang Gading Semarang (p value <0,050). ABSTRACTThe cognitive function of the elderly is influenced by several factors such as age, sex, education and physical activity so that it can impact the decreasing of progressive cognitive function. As power center of thinking, brain requires to be taken care by making a simple movement that followed by various of the brain function components like vision, imagination, hearing and emotion. The objective of this study is to find the difference of effectiveness of brain gymnastics and brain vital-
1Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Diabetes adalah salah satu gangguan kesehatan yang bersifat kronis dan paling berdampak psikologis pada pasien dan sering dikaitkan dengan dengan beberapa gangguan kejiwaan. Pasien dengan diabetes dua kali lebih beresiko memiliki status kecemasan,depresi dan masalah psikologis yang serius. Tekanan psikologis pasien yang mengalami diabetes militus sering dikaitkan dengan kesejahteraan spiritual dan kepatuhan religus. Terbatasnya informasi yang berkaitan dengan spiritualitas pasien dan keluarga serta adanya pandangan yang berbeda dalam menafsirkan spiritualitas dan religiusitas menjadikan kurang optimal dalam meningkatkan kesejahteraan spiritual pasien yang pada akhirnya dapat membantu pasien meningkat kualitas hidupnya. spiritualitas dan religiusitas dapatlah dibedakan bagaimana pasien diabetes yang mengalami masalah spiritualitas dan pasien yang mengalami maslah religiusitas, karena keduanya memiliki konsep dan dimensi yang berbeda.Kata Kunci : Diabetes Militus, Religiusitas, Spiritualitas. SPIRITUAL AND RELIGION CONCEPT IN NURSING FOR DIABETIC MELITUS PATIENTS ABSTRACT PENDAHULUANTumbuh kembang manusia adalah merupakan proses yang berjalan seumur hidup yang ditandai dengan pola pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikis dan variasi interaksi yang meliputi semua dimensi kebutuhan manusia. Dimensi pertumbuhan dan perkembangan meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosial, kulktural dan spiritual. Setiap individu akan mengalami pola tumbang yang relatif sama. Pada perjalanan tugas pertumbuhan dan perkembangan manusia akan dihadapkan pada masalah kesehatan, masalah sakit dan penyakit. Pada kondisi sakit individu dihadapkan pada
Schoolchildren are assets for the Indonesian state, and in order to accomplish this, school health unit, or UKS, must be developed and maintained. However, in order for UKS to succeed, it needs the assistance of all essential stakeholders, including students, throughout its implementation. As a result, the effective implementation of UKS necessitates a cadre of students who serve as one of the spearheads. Indirectly, health cadres serve as role models for promoting health in the school community and environment. The objective of empowering health cadres is to ensure the success of the UKS program and to promote school health. This practice also attempts to enhance all students' knowledge, attitudes, and behaviors. The service approach entails empowering the community via the formation of Pelopor Siswa Duta Kecil (SiDuCiL), a non-profit organization dedicated to promoting health through the training of school health cadres. As a consequence of this activity, "SiDuCiL" school cadres have been formed, who are school students' pioneers in implementing health promotion in schools.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.