Kemiskinan sebagai salah satu masalah kesejahteraan sosial yang sejak dulu hingga kini masih menjadi agenda utama pembangunan dunia. Bentuk kemiskinan yang mendasar adalah perampasan kesejahteraan. Kemiskinan sering dialami oleh negara berkembang (developing countries) dan hingga kini masih berpusat di wilayah pedesaan seperti yang dialami Indonesia. Oleh karena itu PT Nestle selaku bagian dari sektor privat yang memiliki kewajiban untuk mendukung dan membantu memecahkan permasalahan terkait kemiskinan yang dialami oleh negara. Wujud dari upaya tersebut adalah dengan mendukung dan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Sapi Perah Budi Luhur yang dianggap satu-satunya strategi untuk mengurangi kemiskinan. Mengapa harus sapi perah? karena semakin meningkatnya kebutuhan susu yang dibutuhkan manusia dalam rangka human investment. Kelompok Budi Luhur adalah salah satu kelompok peternak sapi perah yang berhasil di wilayah Jawa Timur. Keberhasilan yang dicapai tentu tidak lain juga berkat bantuan dan peran dari PT Nestle yang berpartisipasi aktif mendukung kegiatan pemberdayaan yang mereka lakukan. Oleh karena itu menarik dilihat lebih dalam mengenai bagaimana pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PT Nestle melalui Kelompok Sapi Perah Budi Luhur. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif agar hasil yang didapat lebih dalam dan tajam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa pemberdayaan yang dilakukan PT Nestle selama ini menghasilkan dampak yang positif khususnya bagi para peternak sapi perah dan dalam rangka mengurangi kemiskinan dan pengangguran di wilayah pedesaan. Namun, bentuk program pemberdayaan yang diberikannya selama ini masih sebatas pemberian bantuan berupa subsidi peralatan untuk mendukung kegiatan bisnis persusuan.
<br /><table class="data" width="100%"><tbody><tr valign="top"><td class="value"><p>This study discusses how the Relocation impacts the economic condition in terms of financial expenditure in Kampung Pulo, East Jakarta. The economy is a fundamental factor in how villagers do not want to move into vertical housing, the spending of only about Rp.50,000 – Rp.100,000 per month is spent on electricity, and they have many rented house . This research is descriptive research using qualitative approach. The results of this study found that the expenditure of their kampung pulo into a large around Rp.600.000 - Rp.700.000 per month which is not balanced with income causing expenditure to be a burden, this is because villagers do not have the ability to cap-ture business, trade, and owned capital None, this study also reveals the larger arrears that are not paid by citizens and the potential for mutual influence between citizens not to pay. Therefore, the residents of the towers need to be given economic coaching so that they can be self-sufficient, by themselves they will suffice their needs as well as the awareness that their living expenses should be their responsibility and develop thinking of improving decent and prosperous living conditions.</p></td></tr></tbody></table>
AbstrakKemiskinan adalah masalah yang tidak ada habisnya dibahas dari generasi ke generasi. Apalagi pascakrisis moneter dan ekonomi yang meningkatkan jumlah penduduk miskin di Indonesia secara cukup drastis. Artikel ini mencoba membahas masalah kemiskinan secara multidimensi, yang merupakan cara pandang yang digunakan dalam pendekatan pembangunan sosial, yaitu melihat permasalahan dari dimensi mikro, mezzo maupun makro. Di samping itu, artikel ini memberikan tawaran alternatif strategi jangka panjang yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia. Strategi tersebut juga meliputi strategi untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui perubahan yang dilakukan pada dimensi makro, mezzo dan mikro, seperti telah diuraikan sebelumnya. AbstractPoverty is one of many problems that always been discussed from generation to generation. Especially, after the monetary and economic crisis where the number of people who live below poverty line was increased rapidly. This article will discuss the Poverty problems from the multi-dimensional standpoint which has been adopted by the social development approach. This approach view problem from the micro, mezzo and macro dimensions. After discussing several roots of poverty, this article will suggests an alternative strategy which can be undertaken in order to reduce the number of Indonesian people who live below the poverty line. This strategy also include the strategy to improve the existing condition by changing the micro, mezzo, and macro dimensions which has been analysed before.
Pariwisata menjadi sektor yang menarik dan menjanjikan untuk dikembangkan. World Travel and Tourism Council memperkirakan bahwa pariwisata menyumbang hingga 10,4% dari produk domestik bruto global dan 313 juta pekerjaan atau 9,9% dari global employment pada tahun 2017. Kondisi ini dimanfaatkan Desa Tamansari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang menjadikan desa wisata sebagai ujung tombak penggerak ekonomi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak pengembangan ekonomi lokal melalui community based tourism terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Tamansari. Metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, sedangkan pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dengan 30 informan yang terdiri dari pemerintah daerah, organisasi ekonomi lokal dan masyarakat lokal. Hasil penelitian menunjukkan dampak yang positif, pertama, dampak Pengembangan Ekonomi Lokal terhadap perilaku kerja, yaitu memanfaatkan Teknologi Informasi, peluang kerja dan alternatif kompensasi yang lebih baik, fokus memilih keahlian pekerjaannya, investasi di sektor pariwisata. Kedua, dampak terhadap pengelolaan keuangan keluarga, yaitu terdapat simpanan keuangan, operasional, dan investasi. Ketiga, dampak pengembangan ekonomi lokal terhadap peningkatan ekonomi keluarga, yaitu terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder keluarga. Keempat, dampak pengembangan ekonomi lokal terhadap perubahan perilaku stakeholder di komunitas, yaitu terdapat pemikiran positif, yaitu komunitas sudah sadar wisata, melakukan inovasi, sikap tidak mudah menyerah dan memiliki komitmen berusaha. Kemudian pemikiran negatif, yaitu ketergantungan akan pariwisata, sebagian pembangunan destinasi merusak ekosistem dan meningkatnya harga tanah. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka dapat disampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan lebih berdampak positif, di mana ada kemajuan pola pikir ekonomi lokal, bertambahnya mata pencaharian baru serta peningkatan pendapatan dan pengelolaan keuangan.
<p>This article discusses about the process of community development included in planning, program implementation, and evaluation of behavior change program in women community in child feeding. The application of these processes were based on the result of community problems, needs, and capitals through participatory planning. It mapped on quality of life assessment scheme which related on malnourished children of 6-24 months old in urban poor families. This research conducted by action research method which based on analysis result of look 1 phase. This article discusses about think, act, and look 2 phases. Think phase describes planning process included formulating the aim, strategy, and intervention program. Act phase describes the implementation of social marketing program. Look 2 phase describes the results of community behavior change in 3 (three) behavior variations, i.e. continued adoption, process of adoption, and continued rejection related to the supporting and inhibiting factors within them.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.