Kajian tentang pendidikan multikultural, kaitannya dengan penguatan paham moderasi di pesantren penting dilakukan, mengingat Pendidikan Islam di berbagai lembaga pendidikan ditengarai belum mencapai pada substansi penghayatan nilai keagamaan dan praktik keagamaan pluralis-multikultural. Fenomena tersebut sangat berpengaruh pada tumbuhnya sikap ekslusif dan fanatisme buta, bahkan cenderung “radikal” bagi anak didik. Sistem pendidikan integralistik, humanis, toleran dan moderat di negara kita, sebenarnya telah ada sejak dulu yaitu pondok pesantren. Oleh karena itu, penelitian tentang pendidikan multikultural dalm penguatan paham moderasi dengan mengambil kasus yang terjadi di Ma’had Aly PPSS Situbondo ini penting dilakukan. Penelitian ini menghasilkan temuan, bahwa penerapan pendidikan multikultural dilakukan melalui dua cara, yaitu: Pertama internalisasi nilai, tahap additive level (penambahan) dan tahap transformative level (perubahan). Kedua pola transformasi dimensi nilai, meliputi: (1). Conten Integration (integrasi budaya); (2). The Knowladge Construction Process (Konstruksi budaya dalam pengetahuan); (3) An equality of Pedagogment (penyesuaian metode pembelajaran); (4). Culturally Sensitive Teaching Strategies; (interaksi dalam pengajaran); dan (5). Prejudice Reduction in Instructional.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.