Kebudayaan sebagai konsep dasar dapat menjelaskan kaitan dengan gejala-gejala sosial dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kesehatan maupun non kesehatan yang terkait seperti pelayanan kontrasepsi dan keluarga berencana. Sehubungan dengan hal tersebut, gagasan-gagasan budaya dapat menjelaskan hubungan timbale balik antara gejala sosial dan pelayanan kesehatan (kalangie, 1994 dalam sirait (2012)).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai sosial budaya dengan penggunaan kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Bonjeruk Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita kawin usia dini yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Bonjeruk Kabupaten Lombok Tengah menggunakan teknik stratifide propotional random sampling. Data sebanyak 179 responden dengan menggunakan perhitungan jumlah sampel Lameshow. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Data dianalisis secara univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan menggunakan uji chi square dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis bivariat, variabel nilai sosial budaya signifikan berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi yaitu (p<0,05).
Kemajuan teknologi digital yang semakin pesat di seluruh negara-negara internasional harus diimbangi dengan kapasitas maupun pengetahuan sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola serta memanfaatkannya. Pemerintah Indonesia Abstrak Pendahuluan: Penggunaan teknologi dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti mempengaruhi kesehatan mata anak, masalah tidur, kesulitan konsentrasi, menurunnya prestasi belajar, perkembangan fisik, perkembangan sosial, serta perkembangan otak. Kemudahan mengakses informasi melalui teknologi digital membuat remaja banyak mengalami insomnia karena mengakses sosial media secara berlebihan. Tujuan Tujuan dari penelitian ini untuk melihat ada tidaknya hubungan antara penggunaan sosial media dengan kejadia insomnia pada siswa-siswi kelas X dan XI SMKN 1 Pringgabaya Lombok Timur. Metode: Penelitian menggunakan rancangan deskriptif analitik cross sectional dengan jumlah 280 sampel. Uji analisis yang digunakan adalah menggunakan uji stsistik Chi Square dengan tingkat kesalahan 5% dan bantuan SPSS 26. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami insomnia berat sebanyak 134 orang (47.9%), dan sebanyak 157 orang (56.1%) aktif menggunakan sosial media. Bnayaknya remaja yang mengalami insomnia salah satunya disebabkan oleh screen-time yang tinggi saat mengakses sosial media. Kesimpulan: terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan sosial media dengan kejadian insomnia pada siswa-siswi kelas X dan XI di SMKN 1 Pringgabaya Lombok Timur (p=0.004).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.