Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi normal yaitu kadar gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa melebihi 126 mg/dl. Dampak dari hiperglikemia yang ditimbulkan terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh. Pola makan yang tidak teratur sering terjadi pada masyarakat saat ini dan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif, salah satunya adalah penyakit diabetes mellitus. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pola konsumsi energi dan zat gizi makro pada penyandang diabetes mellitus dengan menggunakan estimated food record. Metode pengukuran pola konsumsi pangan energi dan zat gizi makro pada penelitian ini menggunakan kuisioner food record. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 20 orang penyandang diabetes. Penelitian ini dilakukan selama 14 hari dengan mencatat seluruh makanan utama dan makanan selingan yang dikonsumsi selama 24 jam. Hasil rata-rata pemenuhan energi, protein dan karbohidrat menujukkan kurang dari kebutuhan total ( kurang dari 80%). Hal tersebut dimungkinkan karena penyakit tersebut telah dialami responden dalam jangka waktu yang lama. Sehingga membuat penyandang diabetes mellitus terbiasa untuk membatasi konsumsinya. Untuk rata-rata pemenuhan lemak sudah mencukupi kebutuhan.
Chips made from kenikir leaves (Cosmos Caudatus Kunth.) and snakehead fish (Channa Striata) are a healthy alternative to processed food because they contain high quercetin and protein found in kenikir leaves and snakehead fish. The purpose of this study was to determine the effect of adding kenikir leaves and snakehead fish to the sensory (color, taste, texture, crunch and aroma) in chips.This type of research is an empirical research using an experimental research design with a completely randomized study design (CRD) consisting of Formula 1 (F1) and Formula 2 (F2). Data analysis using the Mann Whitney difference test in this organoleptic test used a panel of not as many as 21 panelists from the University of Muhammadiyah Gresik nutrition using a questionnaire. The treatments used were Formula 1 with a composition of kenikir leaves and snakehead fish (5:50) and Formula 2 with a ratio of (50:50). The results show that there are significant differences in terms of color, taste, and texture, but in terms of crispness and aroma there are no significant differences. Formula 1 has the most preferred results by consumers from Formula 2 in terms of color (4.2±0.5), taste (4.2±0.8) and texture (3.5±0.6) this is due to the addition of more kenikir leaves in Formula 2 can taste bitter and make the panelists less pleasant in taste, the composition of more kenikir leaves can also give the impression of a lot of green color and the processing of kenikir leaves with the oven process does not add to the blender which causes the texture to be a bit rough. The results showed that the best formula was Formula 1 with the composition of kenikir leaves and snakehead fish (5:50) which was preferred in terms of color, taste, texture. ABSTRAK Keripik berbahan utama daun kenikir (Cosmos Caudatus Kunth.) dan ikan gabus (Channa Striata) merupakan salah satu alternatif olahan pangan yang menyehatkan karna memiliki kandungan kuersetin dan protein yang tinggi yang terdapat pada daun kenikir dan ikan gabus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan daun kenikir dan ikan gabus terhadap karakteristik sensori (warna, rasa, tekstur, kerenyahan dan aroma) pada keripik. Jenis penelitian ini adalah penelitian empirik dengan menggunakan desain penelitian ekperimental dengan rancangan penelitian acak lengkap (RAL) yang terdiri dari Formula 1 (F1) dan Formula 2 (F2). Data dianalisis menggunakan uji beda Mann Whitney pada uji organoleptik ini menggunakan panelis tidak terlatih dengan 21 panelis mahasiswa gizi universitas muhammadiyah gresik dengan menggunakan kuisioner. Perlakuan yang digunakan adalah Formula 1 dengan komposisi daun kenikir dan ikan gabus (5:50) dan Formula 2 dengan perbandingan (50:50). Hasil menujukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari segi warna, rasa, dan tekstur, namun dari segi kerenyahan dan aroma tidak berbeda signifikan. Formula 1 memiliki hasil yang paling disukai oleh konsumen dari Formula 2 dari segi warna (4,2±0,5), rasa (4,2±0,8) dan tekstur (3,5±0,6) hal tersebut dikarnakan penambahan daun kenikir yang lebih banyak pada Formula 2 dapat menambah rasa pahit dan menjadikan panelis kurang menyukai rasanya, komposisi daun kenikir yang lebih banyak juga dapat memberikan kesan warna hijau tua serta proses pengolahan daun kenikir dengan proses dioven tidak diproses dengan diblender yang menyebabkan teksturnya agak sedikit kasar. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa formula terbaik yaitu Formula 1 dengan komposisi daun kenikir dan ikan gabus (5:50) yang lebih disukai dari segi warna, rasa, tekstur.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.