Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia. PTM juga mendominasi penyebab kematian di Indonesia terutama di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan menginisiasi program intervensi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat untuk mengendalikan faktor risiko PTM di Indonesia, khususnya pada daerah pedesaan di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion dan wawancara mendalam. Informan penelitian adalah tokoh masyarakat dan kader kesehatan sejumlah 23 orang. Analisis data menggunakan metode tematik content analysis. Proses promosi keehatan melalui pemberdayaan mayarakat untuk pencegehan PTM di Dusun Modinan adalah sebagai berikut : 1) membangun kepercayaan masyarakat melalui pertemuan dengan tokoh masyarakat membahas tentang PTM; 2) meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pertemuan kader kesehatan dan melakukan FGD; 3) mengembangkan program promosi kesehatan; 4) mengorganisasikan kegiatan promosi kesehatan tentang “Perilaku Cerdik” meliputi : cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup dan kelola stres; 5) inisisasi untuk pemeliharaan program. Kesimpulannya promosi kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu strategi untuk mencegah faktor risiko PTM. Adanya keterlibatan tokoh masyarakat, persepsi dan pengetahuan yang positif tentang PTM dari kader kesehatan menentukan keberhasilan program.
Penyakit Tidak Menular (PTM) pada remaja dipicu oleh pola hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan siap saji, kurang konsumsi sayur dan buah, minuman bersoda, kurang aktivitas fisik, pernah merokok, dan mengonsumsi alkohol. Menurut hasil survei kesehatan global berbasis sekolah, diketahui bahwa gaya hidup remaja saat ini berisiko terhadap penyakit tidak menular. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran faktor risiko PTM pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel 60 orang. Penelitian dilakukan pada SMA N 10 YK dan SMK/SMF INDONESIA. Pengumpulan data faktor risiko PTM menggunakan kuesioner secara online. Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif.Hasil penelitian yaitu konsumsi sayur dan buah sebagian besar masuk dalam kategori buruk yaitu <5 porsi per hari sebanyak 51 (85%). Konsumsi minuman bersoda sebagian besar masuk kategori baik (tidak pernah) sebanyak 33 (55%). Konsumsi makanan cepat saji sebagian besar masuk kategori buruk (hampir tiap hari dan setiap hari) sebanyak 49 (81,7%). Aktivitas fisik sebagian besar masuk kategori tidak berisiko yaitu aktifitas fisik minimal 60 menit sehari selama ≥ 3 hari seminggu sebanyak 31 (51,7%) dan sebagian besar tidak merokok sebanyak 46 (76,7%). Faktor risiko PTM yang berisiko pada remaja yaitu kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi makanan cepat saji.
Corona virus 19 (COVID-19) menjadi permasalahan di semua belahan dunia. Keyakinan individu tentang ancaman COVID-19 dan manfaat berperilaku sehat dapat mempengaruhi praktiknya dalam mencegah COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi keseriusan dan manfaat berperilaku dengan praktik hidup sehat yang dapat mencegah individu dari infeksi COVID-19. Penelitian dilaksanakan di D.I. Yogyakarta menggunakan rancangan penelitian cross sectional study. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan google form melalui media sosial. Teknik sampel concecutive dan snowball yang diambil dari tanggal 30 Juni – 8 Juli 2020. Jumlah sampel sebanyak 122. Kriteria inklusi yaitu berusia 15-65 tahun, memiliki handphone dengan aplikasi Whatsapp dan bersedia mengisi google form. Analisis data dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan penelitian confidence interval 95% (α = 0,05). Lebih dari separuh (62.2%) responden memiliki persepsi keseriusan positif dan sebagian besar (86.1%) memiliki persepsi manfaat positif. Hanya separuh (50.8%) responden memiliki perilaku pencegahan baik. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi keseriusan pencegahan COVID-19 dengan perilaku pencegahan p = 0.816 (p>0.05). Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat pencegahan dengan perilaku pencegahan COVID-19 p = 0,049. Penelitian ini tidak dapat membuktikan teori health belief model bahwa individu yang merasa terancam terhadap suatu penyakit, akan mempraktikkan perilaku pencegahan. Hal ini diduga karena adanya faktor x misalnya faktor desakan ekonomi.
Jumlah mahasiswa yang merokok sebanyak 20 orang (12.3%) sementara proporsi perokok laki-laki 4 kali lebih besar dibanding perokok wanita dan semua perokok mempunyai keinginan berhenti merokok. Pada kelompok laki-laki, terdapat 15 orang (32.6%) yang merokok sementara pada kelompok perempuan ada 5 orang (4.3%) yang merokok.
INTRODUCTION Tobacco control policies in Indonesia are still limited. This study aims to describe the process of the implementation of the smokefree home (SFH) program in rural areas in Indonesia and to conduct a preliminary evaluation of its implementation. METHODS The development of SFH (or Rumah Bebas Asap Rokok) applies the theory of diffusion of innovation with the following stages: innovation, dissemination, adoption, implementation, and evaluation. The preliminary evaluation of the SFH program used an observational method combined with a cross-sectional survey. The population of this study was all houses in Karet hamlet, in Bantul district, Yogyakarta province with 378 houses as population, from which 196 houses were selected as sample using the proportional random sampling technique. Quantitative data analysis used multiple linear regression in Stata 15.1. RESULTS SFH is a community-based tobacco control innovation program that began with a community declaration. Preliminary evaluation after one-year implementation showed that 55% and 45% of respondents were smokers and non-smokers, respectively. Among smokers, 95%, 78% and 56% reported not smoking near pregnant women, children, and nonsmokers, respectively. Moreover, 52% of respondents reported having a front-door ashtray, and 46% reported guests not smoking; among nonsmokers, the corresponding values were 56% and 60%. CONCLUSIONS SFH implementation has an impact on the community's smoking pattern. Awareness of smokers to protect women and children from secondhand smoke is very high. While the results are promising, more political and resource support is needed from the local and national policymakers to support SFH initiatives.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.