The essential oil of Massoia (Massoia aromatica Becc., Lauraceae) bark is a potential immunomodulator in vitro. This study evaluated the potential immunomodulatory effects of Massoia bark infusion on the nonspecific immune response (phagocytosis) of Wistar rats. For the in vitro assay, macrophages were treated with the freeze-dried infusion at the concentrations of 2.5, 5, 10, 20, or 40 µg/mL media. For the in vivo assay, two-month-old male Wistar rats were divided into five groups. The baseline group received distilled water at the dose of 1 mL/100 g body weight (BW), with the herbal product containing Phyllanthus niruri extract that was administered as the positive control at the dose of 0.54 mL/rat. The treatment groups received the infusion at a dose of 100, 300, or 500 mg/100 g BW. Treatments were given orally every day for 14 days. The ability of macrophage cells to phagocyte latex was determined as phagocytic index (PI), and it was observed under microscopy with 300 macrophages. The in vitro study revealed that the phagocytic activity of the infusion-treated macrophages significantly increased in comparison with that of the control macrophages in a concentration-dependent manner. Among all of the treatment concentrations, the concentration of 40 µg/mL provided the highest activity with a PI value of 70.51 ± 1.11%. The results of the in vivo assay confirmed those of the in vitro assay. The results of the present study indicate that Massoia bark can increase the phagocytic activity of rat macrophage cells.
Breast cancer is reported to rank fifth among all types of cancer with a case of death of 6.6%. In the Central Kalimantan region, early examinations of cancers including breast cancer were carried out and 247 tumors in the breast were identified (1.76%). Kelakai (Stenochlaena palustris) as one of the typical plants of Kalimantan which contain natural chemical constituents has been reported to be effective as an anti-inflammatory and antioxidant, so that with this potential can be developed to overcome diseases associated with it, one of them is breast cancer. This study aimed to examine the cytotoxicity of MCF-7 breast cancer cells using ethanol extract. The cytotoxicity assay of kelakai extract against MCF-7 cells conducted in vitro by the MTT reduction method. The variation of concentration used is 1000; 500; 250; 125; 62.5; 31.5; and 15.625 µg/ml, doxorubicin as a positive control was performed in a concentration of 1 μg / ml. The results of the cytotoxicity assay showed that the kelakai extract had a toxic effect on MCF-7 cells with an IC50 value of 493.57 µg / ml.
Pendahuluan: Dalam beberapa dekade terakhir terjadi peningkatan kasus penyakit kronis dan penuaan dini yang menjadi beberapa faktor kunci dalam mempengaruhi kesehatan pada masyarakat. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai penyebab, namun yang menjadi faktor utamanya adalah jumlah radikal bebas yang melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisirnya. Antioksidan memiliki peran penting sebagai faktor pelindung kesehatan karena dapat menetralisir dan melindungi sel dari adanya radikal bebas. Daun jarak merah telah dilaporkan memiliki aktivitas yang baik sebagai antioksidan. Kandungan kimia dari tanaman ini berupa antraquinon, flavonoid, saponin, tannin dan terpenoid. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan dari ekstrak daun jarak merah dengan metode DPPH. Metode: Sampel diekstraksi menggunakan etanol 70% dengan metode maserasi. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) menggunakan pembanding Vitamin C. Masing-masing pengujian menggunakan variasi konsentrasi larutan. Untuk ekstrak daun jarak merah menggunakan variasi konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100 µg/ml, sedangkan untuk vitamin C menggunakan variasi konsentrasi 10, 15, 20, 25, dan 30 µg/ml. Absorbansi masing-masing larutan uji diukur menggunakan Spektrofotometer pada Panjang gelombang 515 nm. Hasilnya dilaporkan sebagai nilai IC50. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 ekstrak daun jarak merah dan vitamin C masing-masing yaitu 47,81 dan 14,99 µg/ml. Nilai ini menunjukkan bahwa ekstrak daun jarak merah memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat (IC50 <50 µg/ml). Kesimpulan: Ekstrak daun jarak merah menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 adalah 47,81 µg/ml sehingga memiliki potensi besar sebagai antioksidan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bahan baku obat tradisional.
Kalimantan merupakan pulau di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya. Pengetahuan mengenai pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhan telah diwariskan dari generasi ke generasi pada etnis asli Kalimantan. Salah satu tumbuhan khas Kalimantan yang berkhasiat sebagai obat tradisional adalah kelakai. Kelakai sangat lazim dikonsumsi oleh masyarakat dan sangat mudah ditemukan disekitar rumah. Kelakai telah dilaporkan efektif sebagai antibakteri. Perlu dilakukan edukasi mengenai potensi kelakai sebagai obat tradisional antibakteri. Berbagai program telah dilaksanakan sebagai upaya dalam pengendalian penggunaan antibiotik dengan tujuan mencegah terjadinya resistensi antibiotik. Program ini salah satunya adalah melalui edukasi. Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat mendukung kegiatan pengendalian penggunaan antibiotik secara berlebihan sehingga menyebabkan resistensi melalui pemanfaatan kearifan lokal khas Kalimantan tengah. Sasaran pada kegiatan ini adalah pelajar di MAN Kota Palangka Raya. Metode pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan interaktif dan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Di akhir materi, pelaksana kegiatan memberikan formular evaluasi untuk menilai bentuk dan metode pelaksanaan kegiatan, serta masukan dan saran perbaikan untuk kegiatan selanjutnya. Evaluasi ini memuat 10 pernyataan dan setiap peserta berhak memberikan satu jawaban diantara pilihan “setuju”, “netral” atau “tidak setuju”. Secara keseluruhan, kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar. Media yang dipersiapkan memadai dan dapat memfasilitasi seluruh peserta untuk dapat menerima materi dengan baik. Sebagian besar peserta dapat memahami materi dengan baik dan berkomitmen untuk lebih mencintai kekayaan alam yang ada di Kalimantan Tengah. Di akhir kegiatan, Guru Pembina menyampaikan rasa terima kasih atas materi yang disampaikan dan berharap bahwa kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan Kembali.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.