Kurangnya perencanaan yang baik merupakan faktor yang berpengaruh pada terlambatnya proses konstruksi. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat digunakan pendekatan konsep lean dalam perencanaan proyek yang bertujuan untuk meminimalisir waste dan mengidentifikasi resiko yang ada pada proyek pembangunan. Permasalahan dan tujuan yang di fokuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengidentifikasi dan mengurangi waste serta identifikasi resiko berdasarkan waste pada proyek konstruksi pembangunan gedung SMUN 1 Giri Banyuwangi dengan menggunakan konsep lean. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa waste yang berpengaruh dan berpotensi pada proyek yang digunakan adalah waiting dan difect. Waste waiting di sebabkan karena faktor keterlambatan material, keterlambatan penurunan dana, cuaca buruk dan alat/mesin yang sering rusak. Sedangkan waste difect disebabkan karena cuaca buruk dan alat/mesin yang sering rusak. Hasil penjadawalan dengan Critical Chain Project Management (CCPM) didapatkan waktu mengerjakan proyek adalah 131 hari dimana lebih cepat 29 hari dibandingkan dengan menggunakan penjadwalan eksisting selama 160 hari.
Kesulitan yang dialami oleh masyarakat desa Serampon didalam perencanaan masjid adalah bagaimana membuat desain masjid yang baik secara arsitektural dan fungsional, bagaimana merencanakan dan menghitung kekuatan strukturnya dan bagaimana perhitungan biayanya untuk pembangunannya. Sehingga keberadaan tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, diharapkan mampu merencanakan desain Masjid Baiturrahim. Tahapan pelaksanaan untuk kegiatan ini yaitu survei lapangan, melakukan kompilasi data pengukuran, analisis tapak dan ruang sirkulasi, pembuatan gambar perencanaan. Konsep desain menggunakan aspek arsitektural dengan mempertimbangkan pencahayaan, sirkulasi udara dan kondisi lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil perhitungan struktur untuk portal beton digunakan tulangan utama berdiameter 16 mm dan Sengkang 10 mm. Berdasarkan hasil perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) untuk Masjid Baiturrahim Desa Serampon membutuhkan biaya total sebesar Rp.895.478.000,00 Kata Kunci : masjid, desa Serampon, rencana anggaran biaya.
Suatu proyek bidang infrastruktur tentu mempunyai sasaran durasi pengerjaan yang wajib dilaksanakan dengan cepat serta tepat. Tetapi, pada faktanya selalu terdapat kendala yang membatasi pengerjaan proyek tersebut, salah satu pemicu terbentuknya keterlambatan dalam proyek bidang infrastruktur adanya kecelakan kerja. Pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Laboratorium DLH Banyuwangi tahap II pada pekerjaan struktur terjadi beberapa kasus kecelakaan kerja yaitu tertinjak benda tajam yang dengan presentase kejadian 23%, kejatuhan barang dari atas dengan presentase kejadian 24%, jatuh terpeleset/tersandung dengan presentase kejadian 16%, terbentur barang keras dengan presentase kejadian 21%, terkena runtuhan bangunan 11%, dan terjatuh dari ketinggian dengan presentase kejadian 5% yang menyebabkan beberapa risiko. Kemudian dilakukan minimalisir dengan menerapkan manajemen risiko bidang kesehatan dan keselamatan kerja (K3) menggunakan metode FMEA dan FTA. Saat menerapkan metode FMEA ditemukan bahwa menginjak benda tajam merupakan mode kegagalan dengan hasil RPN paling tinggi, yaitu 36. Saat menerapkan FTA ditemukan 2 top event, 4 intermediete event, dan 5 basic event. Adapun upaya perbaikan yang dilakukan, yaitu dilakukannya briefing SOP kepada seluruh pekerja yang berada dilokasi, menerapkan aturan kerja, dan pengawasan rutin.
Perkembangan proyek konstruksi saat ini semakin besar dan kompleks baik dari segi fisik maupun biaya. Pada hakikatnya suatu proyek mempunyai keterbatasan baik dari segi manusia, material, biaya ataupun alat. Dalam hal ini perencanaan dan pengendalian proyek diterapkan pada pembangunan Gedung Terminal Pariwisata Terpadu yang mempunyai tujuan untuk menghitung kinerja biaya dan waktu proyek. Salah satu altematif yang dapat digunakan dalam upaya pengendalian proyek ini adalah dengan metode "Earned Value". Konsep earned value merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengelolaan proyek yang mengintegrasikan biaya dan waktu. Berdasarkan hasil penelitian pada saat akhir peninjauan proyek pada minggu ke-20 kinerja jadwal proyek (SPI) adalah sebesar 1,19 yang artinya bahwa kinerja proyek lebih cepat dari rencana. Sedangkan dari segi kinerja biaya dapat disimpulkan bahwa biaya yang dikeluarkan lebih besar dari rencana hal tersebut ditunjukkan dengan nilai CPI sebesar 0,45. Kecenderungan kinerja proyek pada akhir peninjauan minggu ke-20, berdasarkan kondisi tersebut maka perkiraan biaya total yang akan dikeluarkan adalah sebesar Rp 13.463.188.080 dimana angka tersebut jauh lebih besar dari anggaran proyek sebesar Rp 12.904.970.242. Apabila ditinjau dari estimasi waktu penyelesaian proyek adalah 130 hari yang berarti lebih cepat dari waktu yang direncanakan yaitu sebesar 154 hari.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.