Di Indonesia target cakupan ASI eksklusif sebesar 80% dan target ini masih sulit dicapai. Cakupan ASI eksklusif di Sumatera Barat (75%), di kota Padang (70,7%) dan di puskesmas Andalas (55,17%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Andalas.Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas Andalas pada ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang berjumlah 90 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square, dianggap signifikan jika p<0,05.Hasil penelitian menunjukkan pemberian ASI eksklusif (21,1%), ibu berpengetahuan baik (48,9%), pendidikan menengah (51,1%), tidak bekerja (65,6%), tidak mengalami masalah pada payudara (51,1%), dan tertarik pada promosi susu formula (57,8%). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan (p=0,048) dan masalah pada payudara (p=0,000) dan tidak adanya hubungan antara pekerjaan (p=0,98) dengan pemberian ASI eksklusif. Terdapat kecenderungan semua ibu berpengetahuan rendah dan tertarik promosi susu formula tidak memberikan ASI eksklusifDari hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pendidikan dan masalah pada payudara dengan pemberian ASI eksklusif, tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif, terdapat kecenderungan semua ibu berpengetahuan rendah dan tertarik promosi susu formula tidak memberikan ASI eksklusif. Untuk peneliti selanjutnya bisa menambahkan variabel lain, untuk tenaga kesehatan agar lebih giat melakukan penyuluhan dan kepada masyarakat agar lebih banyak mengikuti penyuluhan.
Adverse Drug Reaction (ADR) atau Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) merupakan suatu persoalan kompleks bagi tenaga kesehatan. Anak-anak menjadi salah satu populasi yang beresiko mengalami reaksi ini. Belum sempurnanya perkembangan farmakologi dan sistem imun pada anak, kekurangan formulasi sediaan yang sesuai, penggunaan obat off-label, tingginya tingkat polifarmasi, paparan akibat penggunaan obat oleh ibu hamil atau melalui ASI dan kesulitan dalam berkomunikasi menjadi faktor resiko terjadinya ROTD pada anak. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang berinteraksi paling banyak dengan pasien dituntut untuk dapat mengenali dan berkontribusi dalam memantau dan melaporkan segala reaksi yang terjadi pada pasien akibat penggunaan obat, sehingga dilakukanlah penelitian untuk mengetahui pengetahuan perawat di bangsal rawat inap SMF Anak RSUP.DR.M. Djamil Padang terhadap kejadian, penanganan dan pelaporan ROTD di bangsal tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metoda kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara semi terstruktur terhadap 14 orang responden yang dipilih berdasarkan purposive sampling dan bersifat konservatif. Hasil penelitian menunjukan pengetahuan perawat yang bertugas di bangsal rawat inap SMF anak RSUP Dr.M.Djamil Padang tentang kejadian, penanganan dan pelaporan ROTD masih kurang. Keterbatasan pengetahuan perawat menyebabkan sangat sedikit sekali pelaporan kasus ROTD yang pernah dilaporkan sesuai dengan prosedur.
In Indonesia target of exclusive breastfeeding is 80% and this target is very difficult to accomplish. The scope of exclusive breastfeeding in West Sumatera (75%), in Padang (70.7%) and in the work area of Andalas Health Center (55.17%). This study aim is to determine factors associated with exclusive breastfeeding in the work area of Andalas Health Center. This type of study is analytic with cross sectional design.The participant of this study is 90 mothers who have infants 6-12 months in the work area of Andalas Health Center. Sampling was proportional random sampling. Data collected using questionnaires. Data analysis using univariate and bivariate with chi square test and significant if p value < 0,05. The study showed exclusive breastfeeding (21,1%), mother have a good knowledge (48.9%), secondary education (51.1%) , unemployed (65.6%), not having breast problem (51.1%), and interested in infant formula promotion (57.8%). The results of bivariate analysis showed a significant relationship between education (p=0.048) and breast problems (p=0,000) and no significant relationship between work (p=0.98) with exclusive breastfeeding. There is a tendency all mothers who have less knowledge and interested in infant formula promotion to not exclusive breastfeeding From the result of this study it can be conclude there is a significant relationship between education, and breast problems with exclusive breastfeeding, no significant relationship between work and exclusive breastfeeding, there is a tendency all mothers who have less knowledge and interested in infant formula promotion to not exclusive breastfeeding. For the next research can add other variables, for health workers to more diligent give counseling and for the community to follow more counseling.
Puskesmas Pegambiran terletak di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang, memiliki lima kelurahan dengan angka komplikasi kehamilan sebesar 19,9% dan komplikasi neonatal 11,74% (tahun 2016). Tujuan umum yang akan dicapai adalah meningkatnya angka derajat kesehatan yang lebih baik pada ibu hamil, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah melalui kegiatan promotif dan preventif. Metode yang dipakai yaitu dengan melakukan survei dan wawancara, melakukan penyuluhan, demonstrasi perilaku hidup bersih dan sehat, pengukuran antropometri bayi, balita dan anak usia pra sekolah, observasi, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan hemoglobin dan konseling. Hasil yang didapatkan penyuluhan dan demonstrasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan pada anak usia pra sekolah di TK Alya Zahira dapat diikuti oleh semua siswa dan berjalan lancar. 98% siswa TK mampu melakukan demonstrasi perilaku hidup bersih sehat meliputi mencuci tangan, menyikat gigi dan menyebutkan jajanan sehat. Pengukuran antropometri bayi dan balita serta anak usia pra sekolah mayoritas didapatkan hasil berat badan menurut umur berada dalam batas normal, tinggi / panjang badan menurut umur berada dalam batas normal. 3,7% balita kurus dan pendek serta 1,2% balita mengalami keterlambatan berbicara, 1,2% balita dengan riwayat epilepsi serta perlu penanganan lanjutan sehingga dilakukan rujukan. 1,2 % balita dirujuk karena tidak mengenal warna. Semua ibu hamil (100%) memiliki kadar hemoglobin normal (10 g/dl) dan kondisi kehamilan sesuai dengan usia kehamilannya. Diharapkan adanya kegiatan pengabdian lanjutan dengan menerapkan model praktik kebidanan partnership (pendampingan) pada sasaran di atas untuk beberapa bulan sehingga mengetahui adanya perubahan pola perilaku untuk tindakan promotif dan preventif yang telah diberikan.
Latar belakang. Gangguan ginjal akut (GgGA) berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi di antara anak sakit kritis. Cystatin C adalah protease inhibitor yang menurut beberapa penelitian merupakan biomarker yang baik untuk mendeteksi gangguan ginjal akut pada anak sakit kritis.Tujuan. Mengetahui sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif cystatin C serum dan kreatinin serum dalam mendiagnosis gangguan ginjal akut pada anak sakit kritis.Metode. Penelitian potong lintang pada 70 subjek di HCU dan PICU RSUP. Dr. M. Djamil Padang dari Mei 2017 – Juni 2017. Subjek penelitian laki-laki 55,71%, median usia 16,50 bulan. Subjek dipilih dengan teknik konsekutif. Dilakukan pemeriksaan cystatin C serum dengan ELISA dan kreatinin dengan kolorimetrik. Baku emas menggunakan estimasi laju filtrasi glomerulus berdasarkan formula Schwartz. Gangguan ginjal akut terjadi bila terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus minimal 25% berdasarkan kriteria pRIFLE. Kurva receiver operating characteristic (ROC) digunakan untuk menilai cystatin C dan kreatinin dalam mendiagnosis GgGA.Hasil. Rerata cystatin C dan kreatinin serum pada GgGA 0,88±0,14 mg/L, 1,13±0,59 mg/dL berturut-turut. Tiga puluh tujuh pasien didiagnosis GgGA. Cut off point cystatin C serum 0,56 mg/L, sensitivitas 85,19%, spesifisitas 60,47%, nilai prediksi positif 57,50%, nilai prediksi negatif 13,33%. Cut off point kreatinin serum 0,95 mg/dL, sensitivitas 51,85%, spesifisitas 100%, nilai prediksi positif 100%, nilai prediksi negatif 23,21%.Kesimpulan. Cystatin C serum sensitif untuk mendiagnosis GgGA tetapi kurang spesifik.
Dilated cardiomyopathy (DCM) is a heart muscle disorder defined by the presence of a dilated and poorly functioning left ventricle in the absence of abnormal loading conditions (hypertension, valve disease) or ischaemic heart disease sufficient to cause global systolic impairment. A 5 years old and 6 months old girl with unremarkable cardiac history hospitalized for congestive heart failure due to dilated cardiomyopathy concomitant with acute rheumatic feverandsporadic hereditary spherocytosis.Acute rheumatic fever diagnosed based on the presentation of carditis, fever, high erythrocyte sedimentation rate, C-Reactive Protein (+), and antistreptolysin titer O (+).DCM was diagnosed after echocardiography. Sporadic hereditary spherocytosis was diagnosed based on anamnesis of pale and jaundice, splenomegaly on physical examination, hemolytic anemia, reticulocytosis, spherosit (+). Both parents reveals normal hematologic finding and the osmotic resistance test showed increasing of osmotic fragility. Prognosis of this patient remains worse because of inadequateleft ventricle-right ventricle (LV-RV) function and highly increasing The N-terminal prohormone of brain natriuretic peptide (NT-proBNP) level.
Prevalence of asthma increased especially in children in the urban city regarding increasing air pollution, such as Padang city. There were two differences age groups affected by asthma, aged 6-7 years and 13-14 years based on International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) and performed in 2008 in Padang City. This study aimed to find any increasing asthma prevalence in two age group of children. A crosssectional study conducting at several elementary schools (6-7 years) and junior high school (13-14 years) in Padang during August-November 2016 by cluster sampling. We used a questionnaire of ISAAC to determine asthma. About 822 subjects were recruited. The asthma prevalence on age 6-7 years and 13-14 years were about 12.97% and 9.5%, respectively. At least one of parents subjects in both age groups have an atopic history only in mother about 11.72% and only in father about 9.73%. The prevalence of asthma in Padang was 11,19%, and atopy is a significant risk factor for developing asthma.
Early complementary foods in breastfed infant usually emerged by maternal perception of insufficient milk supply, breast milk content and maternal body composition. This early cessation will be affected to non-exclusive breastfeeding in first 6 months. In Indonesia, studies on breast milk were limited. Measurement of sufficient breast milk content and its correlation to maternal body mass index (BMI) aimed in this study to improve maternal confidence in maintaining exclusive breastfeeding. A cross-sectional study was conducted in several Public Health Centre in Padang, West Sumatera. Breast milk of mid-feed expression of one side breast from 145 breastfeeding mothers at 17-210 days postpartum was collected at 9:00 a.m. to 11:00 a.m. Total energy was analyzed using a MIRIS® human milk analyzer, which was based on a mid-infrared transmission spectroscopy technique. We measured the weight and height of mothers for calculating BMI. Statistical analyses were carried out using statistical software. A p-value <0.05 was considered as statistically significant. Breast milk energy was 67,21+11,76 kcal/dl. The mean maternal BMI was 24.17+ 6,35 kg/m2. There was no significant association between lactation period with breast milk energy, fat, carbohydrate and protein content. (p=0.486, p=0.137, p=0.712, p=0.338, respectively). There was no significant association between breast milk energy, fat, carbohydrate, and protein content to maternal BMI. (p=0,568, p=0,115, p=0.095, p=0,150, respectively). Breast milk content was constant during seven months of the lactation period. Breast milk content was not associated with maternal BMI.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.