Penelitian ini bertujuan mengetahui tafsir religiositas alam dalam kumpulan puisi Hujan Meminang Badai karya Tri Astoto Kodarie. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah tujuh puisi dengan tema alam dalam kumpulan puisi Hujan Meminang Badai, di antaranya “Sajak dari Perkampungan Nelayan”, “Mengantar Jenazah di Saat Hujan Tengah Hari”, “Episode dari Tengah Hutan”, “Nyanyian Pagi dari Desa”, “Dermaga”, “Selat Makasar”,dan “Tembang Nelayan Dinihari”. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa teknik simak baca catat dan teknik studi pustaka. Penelaahan karya sastra menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand de Saussure. Hasil temuan menunjukkan empat bentuk religiositas alam, yaitu alam sebagai pusat kehidupan, alam sebagai pengingat kematian, alam sebagai realitas spiritual, dan alam sebagai sumber penghidupan.
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan penggunaan Kalimat Imperatif pada Pidato Nadiem Makarim dalam channel Kemendikbud RI serta rekomendasi sebagai Bahan Ajar Teks Pidato Persuasif di SMP. Pendekatan yang digunakan dengan deskriptif kualitatif dengan analisis Teknik Bagi Unsur (BLU). Jenis kalimat imperatif yang digunakan meliputi (1) kalimat imperatif halus terdapat beberapa penanda kalimat yaitu kata coba, tolong, dan silakan. (2) Kalimat imperative permintaan ditandai dengan kata mohon. (3) Kalimat imperatif ajakan menggunakan penanda kata ayo, mari. (4) Kalimat imperatif larangan ditandai oleh kata jangan. Direkomendasikan penggunaan kalimat imperatif halus, Kalimat imperative permintaan, Kalimat imperatif ajakan dan Kalimat imperatif larangan sebagai bahan ajar teks pidato persuasif Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta menambahkan kalimat imperative pemberian izin, kalimat imperative sebagai anjuran dan kalimat imperative sebagai selamat. Kesimpulan penelitian ini terdapat empat kalimat imperatif dalam pidato Nadiem Makarim yang dapat dijadikan rekomendasi bahan ajar teks pidato persuasif serta dapat ditambah dengan imperative pemberian izin, kalimat imperative sebagai anjuran dan kalimat imperative sebagai selamat yang tidak terdapat pada pidato Nadiem Makarim
This study aims to describe the spelling errors contained in the online news text on Instagram Cikampek Info. These spelling errors include: capitalization errors, word usage errors and punctuation errors. The subject of this research is online news text as much as 32 data. The object of this study is to analyze aspects of language errors. This research method uses a descriptive qualitative method. The results of this study are recommended as teaching materials for junior high school. In this study, it has been described above regarding Indonesian language errors that occur in writing. The form of writing that is packaged in online news on internet or online media, namely the Instagram social media account @Ckpinfo which was published in August 2021. There are several mistakes in Indonesian in terms of spelling. These errors include: 1) the use of letters, including 5 capital letters and 14 italics errors; 2) word writing, including 7 base words, affixes (prefixes, inserts, suffixes and combinations of prefixes and suffixes) 4 errors, 4 rearrangements, 3 combined words, 4 prepositions, 4 particles 2 errors, abbreviations and acronyms of 6 errors, and numbers and numbers of 7 errors; 3) use of punctuation marks, including periods (.) for 5 errors, commas (,) for 7 errors, and hyphens (-) for 1 error. These errors were found in 32 news issues in August 2022.
Penelitian ini dilakukan karena ditemukannya hal menarik pada teks berita Instagram Tempodotco yang selalu terdapat penggunaan proses morfologis pada bagian isi berita dan pada bagian judul selalu menggunakan proses morfologis reduplikasi. Sehubungan dengan itu peneliti menganalisis salah satu teks berita Instagram Tempodotco tentang polemik KPK. Teks berita tersebut dikaji dengan menggunakan teori proses morfologis Wibowo yang menganggap bahwa morfologi ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya, dalam bahasa Indonesia meliputi afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan abreviasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yaitu mendeskripsikan data hasil penelitian. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan, teknik baca dan teknik catat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat proses morfologis yang meliputi afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan abreviasi. Afiksasi merupakan imbuhan yang ditambahkan pada kata dasar, di antaranya prefiks (awalan), sufiks (akhiran), konfiks (awalan dan akhiran), dan kombinasi afiks. Kemudian proses reduplikasi yaitu pengulangan pada kata dasar tedapat reduplikasi jenis dwilingga dan reduplikasi jenis dwilingga berimbuhan. Selanjutnya proses komposisi yang merupakan pemajemukan kata kompositum jenis sintesis. Lalu proses abreviasi yaitu pemendekan kata terdapat abreviasi jenis singkatan. Tidak hanya terdapat proses morfologis, pada teks berita tersebut juga terdapat satu kata tidak baku yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.