The Outer Membrane Protein (OMP) of Vibrio alginolyticus cell wall was administered intramuscularly (IM) to the tiger shrimp (Penaeus monodon Fab.) at 10, 20, 30 μg/kg bw. After 14 days infection, the tiger shrimps were challenged with 107 bacterial density of Vibrio harveyi for 24 hours. The total haemocyte count (THC), differential haemocyte count (DHC) and amount of total protein plasma (TPP), superoxide dismutase and protease enzyme activity were monitored. The results showed that intramuscular administration of OMP enhanced an immunomodulatory effect and protection against V. harveyi. The beneficial effect of OMP on the tiger shrimp is dose-dependent and OMP-20 μg/kg bw is an optimal dose after two times of boosters for 14 days against V. harveyi infection.
AbstrakIkan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) merupakan komoditi ikan air tawar asal Thailand yang berkembang pesat di Indonesia. Permintaan ikan patin yang cukup tinggi menuntut ketersediaan benih yang terus berkelanjutan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan stok benih di pasaran melalui pengembangan teknik pembenihan. Teknik pembenihan adalah suatu tahapan kegiatan dalam budidaya bertujuan untuk menghasilkan benih dan sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya, yaitu pembesaran atau pemeliharaan. Pemberian tanah liat diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan pemijahan ikan patin siam karena tanah liat mampu mencegah telur ikan patin saing menempel. Percobaan ini menggunakan pemijahan buatan dengan penyuntikan hormon HCG dan ovaprim dan penggunaan tanah liat. Percobaan pembenihan ikan patin siam dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2016 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Di akhir percobaan ini diperoleh hasil laju fertilisasi 78,93% dan laju penetasan sebanyak 84%, sedangkan laju fertilisasi pada kontrol lebih rendah dibawah perlakuan yaitu 70,19% sedangkan untuk laju penetasan sebanyak 70,09% AbstractPatin Siam (Pangasianodon hypophthalmus) is a commodity of freshwater fish from Thailand originally which is growing rapidly in Indonesia. The high demand for the patin siam needs the availability of seeds to increase seed stock in the market through hatchery. The hatchery is an activity in cultivation that that aims to produce seeds. The provision of clay is expected to increase the success of spawning of Siamese catfish. This experiment uses artificial spawning with HCG and ovaprim hormone injections. Experiments of Siamese catfish hatchery were carried out from July to September 2016 at the Sukamandi Fish Breeding Research Institute (BPPI), Subang, West Java. At the end of this study resulted in 78,93% in Fertilization Rate and 84% in Hatching Rate while in control 70,19% in Fertilization Rate and 70,09% in Hatching Rate.
AbstrakPerairan Wonorejo merupakan salah satu daerah penghasil kepiting bakau di Surabaya. Namun perairan ini berpotensi mengalami pencemaran logam berat akibat aktivitas yang ada di daratan. Tembaga (Cu) merupakan salah satu jenis logam berat yang mencemari perairan Wonorejo dan jika dalam jumlah besar menyebabkan kerusakan hati organisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam berat tembaga pada kepiting bakau dan mengetahui keamanan pangan hasil tangkapan kepiting bakau di Sungai Wonorejo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2018 dengan pengambilan sampel di tiga stasiun dengan waktu setiap minggu selama tiga kali. Analisis logam berat tembaga (Cu) pada kepiting bakau (Scylla sp.), air dan sedimen dilakukan di Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Metode penelitian menggunakan metode observasi yang dilakukan di perairan dan tambak di Wonorejo Surabaya. Sampel daging kepiting bakau, air dan sedimen diuji menggunakan alat Atomic Absoption Spectrophotometry (AAS). Hasil kandungan kadar logam berat tembaga (Cu) pada kepiting bakau di Sungai Wonorejo pada stasiun 1 dan 2 yaitu 0,008 mg/kg dan pada stasiun 3 yaitu 0,002 mg/kg dimana nilai kadar ini masih berada di bawah ambang batas baku mutu logam berat Cu pada kepiting yaitu 20 mg/kg.AbstractWonorejo river as one area in Surabaya that has produce mud crab and potentially has heavy metal pollution caused by human activities. Copper (Cu) is on the heavy metals that pollute in the waters Wonorejo. Copper in large quantities can damage the liver. This research was conducted in April 2018 samples taken at three stations. Analysis of heavy metals copper (Cu) in samples of water, sediment, and meat of mud crab (Scylla sp.) is done in Laboratory Nutrition Department of Public Health, Universitas Airlangga. Other research methods of observation methods conducted in coastal areas and pond.Wonorejo Surabaya. Heavy metal testing of copper in samples of water, sediment, and meat of mud crab use Absorption Atomic Spectrophotometry (AAS). Results Cu content of heavy metal levels in the meat of mud crab in the Wonorejo river for site 1 and 2 was 0,008 mg/kg and for site 3 was 0,002 mg/kg. This shows the copper content in the meat of mud crab is under the allowable quality standards for copper of 20 mg/kg.
Sungai Jerowan merupakan anak sungai Bengawan Solo yang digunakan oleh masyarakat dalam aktivitas bidang pertanian maupun perikanan. Selain itu pada beberapa titik masih terdapat masyarakat yang menggunakan sungai tersebut untuk melakukan kegiatan MCK dan pembuangan limbah rumah tangga, peternakan dan pertanian yang mengakibatkan bertambahnya beban pencemar di air sungai. Studi komunitas ikan diperlukan sehubungan dengan kondisi perairan Sungai Jerowan sebagai aspek pengelolaan sumber daya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan jenis sebaran dari ikan di daerah aliran Sungai Jerowan. Dengan menggunakan metode survei yang dilakukan pada tiga stasiun dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan hasil komposisi dari ikan yang ditemukan di Sungai Jerowan terdiri dari terdiri atas 6 spesies yaitu ikan Betok (Anabas testudineus), ikan Belanak (Liza subviridis), ikan Keting (Mystus micrachantus), ikan Wader (Rasbora argyrotaenia), ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis), ikan Gatul (Gambusia affinis). Stasiun 1 memiliki nilai keanekaragaman rendah dan pola sebaran ikan termasuk pemencaran individu yang cenderung acak, stasiun 2 memiliki nilai keanekaragaman rendah dengan pola sebaran termasuk pemencaran individu yang cenderung berkelompok dan stasiun 3 memiliki nilai keanekaragaman rendah dengan pola sebaran termasuk pemencaran individu yang cenderung merata. Nilai parameter kualitas air pada setiap stasiun dapat dikatakan layak untuk pertumbuhan dan kehidupan ikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyerapan kuning telur ikan maanvis (Pterophyllum scalare) pada pertumbuhan larva. Usaha komoditas ikan hias mulai diminati oleh masyarakat, termasuk jenis ikan Maanvis. Indonesia menjadi salah satu eksportir ikan hias ke luar negeri. Ikan maanvis merupakan ikan yang dapat dibudidayakan dengan pemijahan alami. Pemberian pakan yang tepat dapat mengurangi cost dalam usaha pembenihan dalam fase larva. Pengamatan dilakukan terhadap embrio ikan maanvis umur 0 hari dengan parameter volume kuning telur dan panjang larva dilakukan selama 8 hari, diamati setiap 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan volume kuning telur yang berkurang diimbangi dengan pertambahan panjangnya ukuran larva. Pada penelitian ini terdapat hubungan laju penyerapan kuning telur dengan pertambahan panjang ukuran larva.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.