Limbah plastik masih menjadi salah satu permasalahan utama pada lingkungan di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu alternatif penanganan limbah plastik adalah dengan mengkonversi limbah plastik menjadi bahan bakar minyak dengan metode pirolisis. Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada temperatur tinggi tanpa adanya oksigen. Pada penelitian ini, dilakukan proses pirolisis pada limbah plastik HDPE dengan reaktor berbahan stainless steel yang telah dirancang untuk menghasilkan bahan bakar minyak, sebesar 460 ml dan 1846,5 ml minyak dan dengan variasi temperatur kondensasi 26°C dan 17°C. Proses pirolisis limbah plastik dilakukan pada temperatur rata-rata pemanasan 606,9°C dan 640,6°C. Sehingga, menghasilkan efisiensi dari reaktor 27,93% untuk temperatur kondensasi 26°C dan 66,34% untuk temperatur kondensasi 17°C. Berdasarkan perbandingan karakteristik bahan bakar minyak hasil pirolisis dengan standar bahan bakar solar (SNI 06-4131-1996) dijelaskan bahwa bahan bakar minyak yang dihasilkan mendekati dengan spesifikasi SNI. Karakteristik bahan bakar meliputi, indeks setana, yaitu 53,9, kandungan sulfur, sebesar 0,05 %wt, dan nilai kalor yang tinggi, yaitu 11,179 kkal/kg yang menunjukkan kualitas yang baik dari pemanasan bahan bakar. Namun, viskositas sebesar 1,188 mm²/s, berat jenis sebesar 777,2 kg/m³, dan flash point di bawah-5°C menunjukkan pelumasan dan regulasi keamanan yang kurang baik jika digunakan pada mesin.
Interstage heating merupakan suatu konsep pengembangan yang dilakukan pada pembangkit listrik sistem double flash, pada paper ini dilakukan analisis termodinamika terhadap model pemangkit double flash yang menggunakan interstage heating (Superheating, Reheating dan Mixture-heating) dengan parameter tinjauan adalah daya output dan exergi. Analisi termodinamika khususnya daya output dilakukan dengan meninjau pembangkit secara keseluruhan, sedangkan analisis exergi difokuskan pada bagian heat exchanger yang digunakan untuk interstage heating. Pada penelitian ini dilakukan variasi temperatur reservoir (180C-220C) dengan temperatur dead steate adalah 25C. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa interstage heating dapat menjadi konsep yang konstruktif atau destruktif, konstruktif untuk tipe reheating dan mixture heating karena mengalami kenaikan daya output dan exergi, destruktif untuk tipe superheating karena mengalami penurunan daya output dan exergi, konstruktif dan destruktif ini dititik beratkan penyebabnya pada proses transfer panas yang terjadi di heat exchanger, secara keseluruhan tipe interstage heating terbaik adalah tipe mixture heating dengan kenaikan daya output rata-rata sebesar 7.6% dan exergi rata-rata sebesar 1.1% saat dibandingkan dengan sistem double flash.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.