Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan antara kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP pada pembelajaran matematika. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengklarifikasi dan membangun pemahaman dalam rangka mengambil kesimpulan yang sesuai dan membuat keputusan terbaik, sedangkan kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan untuk menyampaikan ide matematika baik secara lisan maupun tertulis. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN 1 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2017/2018, sedangkan sampel yang digunakan adalah kelas VII A dan VII B yang berjumlah 56 siswa. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik Purposive Sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah Tes. Teknik Analisis Data yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Berdasarkan Uji Korelasi Spearman diperoleh nilai signifikasi 0,00 < 0,01 sehingga Ho ditolak dan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP pada pembelajaran matematika.
Abstract-Curriculum 2013 appointed by the government since 2015 uses a scientific approach to the mathematics learning in the classroom. The scientific approach is used to introduce students to the variety of mathematical problem to be solved. It makes students to be familiar in reasoning to solve mathematical problem. Based on this consideration, the aim of this study is to find out students' who have high learning achievement thinking profile in solving mathematical problem based on reasoning in terms of gender. This study was conducted by using explorative qualitative method. The sample of the study were students of SMPN 13 Banjarmasin. The result of this study indicated that (1) the male subject can understand the problem, devise and implement a plan to solve a problem poorly, not look back and has a give up sprit; (2) the female subject can understand the problem, devise and implement a plan to solve a problem very well, looking back, and structure thinking perfectly.
Kemampuan pemecahan masalah adalah hal yang penting dimiliki oleh siswa dikarenakan adanya perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk dapat memecahkan berbagai masalah yang terdapat di lingkungannya. Pemecahan masalah matematika memiliki berbagai strategi pemecahan, salah satunya menggunakan strategi membuat diagram. Materi yang relevan dengan strategi tersebut di kelas 7 adalah himpunan. Dalam materi himpunan siswa dapat memecahkan masalah dengan menggunakan diagram Venn. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subyek penelitian yaitu siswa SMP kelas 7 yang terdiri dari 2 orang yaitu 1 siswa yang memiliki nilai di atas KKM dan 1 orang siswa yang memiliki nilai di bawah KKM. Teknik pengumpulan data menggunakan dengan tes dan non tes (dokumentasi dan wawancara). Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, menyajikan data, interpretasi data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) subjek yang berada di atas KKM dapat menyelesaikan masalah dengan benar dengan membuat diagram, dan (2) subjek yang berada di bawah KKM tidak dapat menyelesaikan masalah dengan benar dan tidak dapat membuat gambar.
No abstract
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan matematika siswa, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika, serta hubungan antara kecemasan dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Kebun Bunga 4 Banjarmasin, sedangkan sampel yang terambil adalah siswa kelas VIA. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa (1) tingkat kecemasan siswa tergolong kurang cemas; (2) kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika tergolong sangat tinggi; dan (3) terdapat hubungan antara kecemasan dengan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika.
AbstrakDiawali dari nilai geometri siswa Indonesia yang berada dibawah rata-rata Internasional pada TIMSS 2011, maka peneliti tertarik untuk menyelidiki tingkat berpikir geometri siswa dengan menggunakan instrumen tes yang dibuat oleh Van Hiele. Tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui tingkat berpikir geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele secara keseluruhan (2) untuk mengetahui tingkat berpikir geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele jika ditinjau dari jenjangnya (3) untuk mengetahui tingkat berpikir geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele jika ditinjau dari jenis kelamin. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Banjarbaru. Sampel penelitian ini sebanyak 90 siswa yang terdiri dari 45 siswa laki-laki dan 45 siswa perempuan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat berpikir geometri siswa secara keseluruhan yaitu sebanyak 8% siswa masih berada pada tingkat 0, 32% berada pada tingkat 1, 40% berada pada tingkat kedua, 1% berada pada tingkat ketiga, 0% berada pada tingkat keempat dan kelima, serta 19% tidak dapat ditempatkan, (2) Tingkat berpikir geometri siswa kelas 9 lebih baik dibandingkan siswa kelas 7 dan 8. (3) Tingkat berpikir geometri siswa perempuan lebih baik dibandingkan siswa laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti menyarankan bahwa (1) perlunya perbaikan dalam pembelajaran geometri di dalam kelas untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa yang masih rendah. (2) Perlu dilakukan wawancara lebih mendalam untuk menelusuri proses berpikir geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele.Kata Kunci: berpikir geometri, van hiele. PendahuluanMatematika merupakan salah satu pelajaran yang terdapat pada sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Salah satu cabang ilmu yang
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran problem posing berbasis kearifan lokal Kalimantan Selatan. Metode penelitian ini adalah pretest and posttest two group design. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas 7A dan 7B di SMPN 1 Banjarbaru. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian mengindikasikan (1) tidak terdapat pengaruh pembelajaran problem posing berbasis kearifan lokal Kalimantan Selatan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa; (2) tidak terdapat pengaruh pembelajaran berbasis kearifan lokal Kalimantan Selatan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa; (3) secara deskriptif pembelajaran problem posing berbasis kearifan lokal Kalimantan Selatan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dalam kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa.
No abstract
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.