Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran struktural think pair share (TPS) yang diterapkan dalam pembelajaran matematika mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode quasi-experiment untuk mengumpulkan data menggunakan tes komunikasi matematis. Sampel dalam penelitian adalah siswa SMP kelas VII semester genap di Kabupaten Sumedang. Sampel berasal dari dua kelas. Satu kelas digunakan untuk kelompok kontrol sebanyak 25 siswa; satu lagi untuk kelompok eksperimen sebanyak 28 siswa. Pada kelompok kontrol, siswa hanya diajarkan dalam lingkungan belajar dengan menggunakan ekpositori sedangkan kelompok eksperimental dipelajari melalui model pembelajaran TPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) terdapat perbedaan pencapaian kemampuan komunikasi matematis secara signifikan antara siswa yang belajar dengan TPS dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran ekspositori; 2) peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen (TPS) lebih baik daripada kelas kontrol (expository). Implikasi pendekatan pembelajaran TPS adalah dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk melatih kerja sama siswa. Penerapan pembelajaran TPS guru harus memperhatikan alokasi waktu, membimbing dan mengarahkan aktivitas siswa dan tahapan-tahapan dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam belajar matematika.
Abstrak : Penelitian ini berfokus pada upaya untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditinjau berdasarkan pembelajaran dan kemampuan awal matematis (KAM) siswa. Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan populasi adalah seluruh siswa kelas X salah satu SMK Swasta di Sumedang. Sampel diambil dua kelas dari sebelas kelas X secara purposive. Sampel yang terlibat sebanyak 64 siswa, 31 siswa kelas eksperimen dan 33 siswa kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Analisis data menggunakan uji t, uji Mann-WhitneyU, dan uji ANOVA dua jalur dengan interaksi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan:(1) secara keseluruhan dan tiap kategori KAM, tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang belajar dengan PBM dan ekspositori; (2) tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor KAM terhadap pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Kata kunci: pembelajaran berbasis masalah (PBM), pemecahan masalah matematis. A. PENDAHULUANDalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tetapi dalam kenyataannya, diakui bahwa kritik-kritik sering muncul tentang sistem pendidikan yang sering berubah dan tidak seimbang, kurikulum yang kurang tepat dengan mata pelajaran yang terlalu banyak dan tidak berfokus pada halhal yang seharusnya diberikan, dan lain sebagainya (Tayibnapis, 2008: 1). Mengenai kurikulum pendidikan, khususnya di Indonesia terus dikaji dan diperbaharui demi tercapainya tujuan pendidikan sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian yang tinggi dalam berbagai bidang, termasuk bidang matematika.Berdasarkan Kurikulum 2013 yang saat ini sedang berjalan, diharapkan pendidikan di Indonesia akan lebih meningkat. Tidak hanya meningkatkan kualitas hasil belajar tetapi kualitas proses belajar siswa. Kemendikbud (2014: 4) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi yang sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif Symmetry
This study aims to describe the STEM approach to improve student learning outcomes in Voltaic Cell learning which was carried out in the form of action research. The research subjects were 27 students in class XII MIPA SMAN 2 Takengon, Central Aceh. The research data was obtained from the competency test at the end of each cycle. Study result data were analyzed using statistical tests (data normality test, Kolmogorov Smirnov), and comparative tests. The results of the student competency test showed that the increase in learning outcomes in the first cycle was better when compared to the previous year's learning outcomes. The test results of the second cycle experienced an increase of 6% when compared to cycle 1. The normality test showed that the data was not normal, so the comparison of the two cycles was tested using nonparametric statistics using the Mann-Witney test. The test results showed that the learning outcomes of students in cycles one and two were significantly different with a significance of 0.003 (P0.05). So it can be concluded that the application of STEM-based learning has been able to improve student learning outcomes at SMAN 2 Takengon on the Voltaic Cell concept.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.