Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi barisan ditinjau dari Adversity Quotient (AQ). Kemampuan pemecahan masalah memiliki 4 indikator yaitu: 1) mengidentifikasi masalah, 2) merumuskan masalah, 3) melaksanakan strategi, dan 4) memverifikasi solusi. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Subjek penelitian terdiri dari 30 Siswa kelas XI IPA 1 SMA Kesatrian 1 Semarang yang telah diajarkan materi barisan. Kemudian dipilih subjek berdasarkan tipe AQ yaitu Climber, Camper dan Quitter. Teknik pengumpulan data menggunakan angket AQ, tes kemampuan pemecahan masalah, dan wawancara. Teknik analisis data penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa bertipe Climber mampu memenuhi seluruh indikator dari 4 indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu indikator 1, 2, 3, dan 4. Siswa bertipe Camper mampu memenuhi 3 dari 4 indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu indikator 1, 2, dan 3. Siswa bertipe Quitter hanya mampu memenuhi 1 indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu indikator 2. Analysis of students' problem-solving abilities in solving word problem sequence in terms of adversity quotientAbstractThe purpose of this qualitative research was to describe the students' problem-solving abilities in solving word problems in the sequences material in terms of Adversity Quotient (AQ). Problem-solving has four indicators namely: 1) overcoming the problem, 2) formulating the problem, 3) implementing the strategy, and 4) verifying the solution. The study was conducted in the even semester of the 2018/2019 academic year. The research subjects consisted of 30 students of class XI IPA 1 of Kesatrian 1 Semarang High School who had taught the sequences material. Then the subject was chosen based on the type of AQ namely climber, camper and quitter. Data collection techniques using the AQ questionnaire, the problem-solving test, and interview. The data analysis techniques of this study include data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that students of the climber type were able to meet all the indicators of the four indicators of problem-solving namely indicators 1, 2, 3, and 4. Students of the camper type were able to fulfill three from four indicators of problem-solving namely indicators 1, 2, and 3. Students' quitter type were only able to meet one indicator of problem-solving, namely indicator 2.
Terdapat keterbatasan sumber belajar siswa dan sarana pembelajaran yang terdapat di SMP Negeri 1 Kendal. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui apakah media pembelajaran matematika SMP berbasis android berorientasi <em>UoS</em> pada materi lingkaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah <em>kuantitatif</em>. Penentuan sampel menggunakan teknik <em>purposive sampling</em> dengan pertimbangan nilai <em>pretest </em>terendah yaitu kelas VIII G sebanyak 30 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran Matematika SMP berbasis android berorientasi UoS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
One way to form an optimal stock portfolio is to use the mean-variance efficient frontier (MVEF) method. However, the MVEF method is susceptible to changes in input. An optimal stock portfolio formation method has been developed to overcome this problem, known as the Resampled Efficient Frontier (REF) method. The REF method is a refinement of the MVEF method. REF is done by generating data repeatedly using the Montecarlo simulation. The parameters needed to form a stock portfolio using REF are the average input return μ and the covariance variance matrix Σ. The calculation results show that the weight of the REF portfolio is not negative (there is no short selling strategy). The Sharpe ratio of the REF portfolio is also higher than the MVEF. A larger Sharpe ratio indicates that the REF portfolio has a better performance compared to MVEF. However, empirically based on a case study simulation, the MVEF method experienced a smaller loss compared to the REF method.
Trigonometri merupakan pelajaran yang bersifat abstrak. Agar ma- teri yang bersifat abstrak menjadi mudah dipahami diperlukan suatu me- dia pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran trigonometri adalah media animasi. Efek animasi pada media animasi membuat media tersebut menjadi lebih menarik se- hingga mampu menarik perhatian mahasiswa. Pemanfaatan media ani- masi dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan, minat, serta meningkatkan motivasi mahasiswa. Penggunaan media animasi mampu merangsang kegiatan belajar mahasiswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang diberikan. Selain itu, penggunaan media ani- masi juga dapat menjelaskan materi yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga membantu mahasiswa dalam memahami pelajaran trigonometri. Hal ini berakibat pada meningkatnya hasil belajar mahasiswa pada kelas yang pembelajarannya menggunakan media animasi. Dengan demikian penggunaan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa Tadris Matematika IAIN Walisongo Semarang.
<p>Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh pembelajaran berbasis masalah terstruktur terhadap kemampuan penalaran matematis mahasiswa Pendidikan Matematika UIN Walisongo Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian <em>Posttest Comparations Group Design</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Semester I Pendidikan Matematika UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2014/2015 yang berjumlah 97 mahasiswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah tes uraian. Data penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan uji-t (<em>independent sample t-test</em>). Uji-t dilakukan untuk mengetahui perebedaan kemampuan penalaran matematis mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai t hitung adalah 2,994 dan t tabel 1,671. Karena t hitung lebih dari t tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terstruktur terhadap kemampuan penalaran matematis mahasiswa. </p>
<p>Trigonometri merupakan pelajaran yang bersifat abstrak. Agar ma- teri yang bersifat abstrak menjadi mudah dipahami diperlukan suatu me- dia pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran trigonometri adalah media animasi. Efek animasi pada media animasi membuat media tersebut menjadi lebih menarik se- hingga mampu menarik perhatian mahasiswa. Pemanfaatan media ani- masi dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan, minat, serta meningkatkan motivasi mahasiswa. Penggunaan media animasi mampu merangsang kegiatan belajar mahasiswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang diberikan. Selain itu, penggunaan media ani- masi juga dapat menjelaskan materi yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga membantu mahasiswa dalam memahami pelajaran trigonometri. Hal ini berakibat pada meningkatnya hasil belajar mahasiswa pada kelas yang pembelajarannya menggunakan media animasi. Dengan demikian penggunaan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa Tadris Matematika IAIN Walisongo Semarang.</p>
Tujuan penelitian ini ialah mengetahui karakteristik kemampuan literasi matematika peserta didik kelas IX berdasarkan gaya belajar menurut David Kolb. Penelitian ini menggunakan pendekatan deksriptif analitis dengan subjek penelitian peserta didik kelas IX A SMP 4 Pemalang tahun pelajaran 2019/2020. Hasil riset menyatakan bahwa Subjek Diverger Tinggi, Sedang dan Bawah mampu menyelesaikan permasalahan literasi matematika level 2, 3 dan 5. Subjek Assimilator Atas mampu menyelesaikan permasalahan literasi matematika level 2, 3, 4, 5 dan 6. Assimilator Tengah tuntas pada level 2, 3, 5 dan 6. Subjek Assimilator Bawah hanya tuntas pada level 2, 3, dan 5. Subjek Converger Atas mampu menyelesaikan literasi matematika level 2, 3, 4, 5, dan 6. Subjek Converger Tengah tuntas pada level 2, 5 dan 6 kemudian kurang mampu pada level 3. Converger Bawah tuntas pada level 2 dan 3 kemudiann kurang mampu pada level 4. Subjek Accomodator Atas mampu menyelesaikan permasalahan literasi matematika level 3, 4, 5, dan 6 kemudian kurang mampu pada level 2. Accomodator Tengah tuntas pada level 2 dan 3. sedangkan Accomodator Bawah hanya mampu menyelesaikan soal level 2 dan kurang mampu menyelesaikan permasalahan literasi matematika level 3.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan agar dapat memperkuat kompetensi profesional dan pedagogis guru matematika melalui pemanfaatan software MAPLE dalam pembelajaran matematika. Selain itu, dapat membuat siswa tertarik terhadap pelajaran matematika. Subjek dampingan pada kegiatan pengabdian ini adalah guru-guru matematika SMA/SMK/MA se Kecamatan Ngaliyan. Berdasarkan hasil pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa guru-guru matematika merasakan manfaat yang nyata dari pemanfaatan software MAPLE. Guru merasa terbantu dengan adanya software MAPLE ini. Selama proses pembelajaran, siswa fokus memperhatikan penjelasan guru. Siswa merasa senang belajar matematika.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.