Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Hingga saat ini malaria masih menjadi masalah kesehatan global yang utama karena sering menimbulkan KLB, berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat mengakibatkan kematian. Insiden malaria pada penduduk Indonesia tahun 2013 menurun dibanding tahun 2007 tetapi di Papua Barat mengalami peningkatan tajam. Hal ini menempatkan Papua Barat di posisi ke-3 propinsi dengan prevalensi malaria tertinggi setelah Papua dan Nusa Tenggara Timur dan Kota Sorong menjadidaerahdengan jumlah penderita malaria tertinggi di Propinsi Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan perilaku masyarakat terhadap kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong. Hipotesis penelitian yaitu status gizi dan perilaku masyarakat berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain case-control study. Variabel independen adalah status gizi, penggunaan kelambu, penggunaan obat anti nyamuk, dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari, sedangkan variabel dependen adalah kejadian malaria.Sampel adalah penderita malaria sebanyak 144 yang terdiri dari 72 kasus dan 72 kontrol. Kasus adalah penderita malaria sedangkan kontrol bukan penderita malaria, dengan matching menurut umur dan jenis kelamin. Teknik penarikan sampel untuk kelompok kasus yaitu simple random sampling dan kelompok kontrol yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan menggunakan checklist. Uji statistik bivariat menggunakan Odds Ratio dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi, penggunaan kelambu, penggunaan obat anti nyamuk dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong tahun 2016. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih besar agar diketahui seberapa besar variabel tersebutmempengaruhi kejadian malaria, karena seperti yang kita ketahui bahwa penyakit malaria merupakan interaksi dari berbagai faktor yang berhubungan dengan status gizi dan perilaku termasuk penggunaan kelambu, obat anti nyamuk dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS adalah lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011.Masih banyak masyarakat yang belum tahu teknis mendapatkan pelayanan sesuai dengan aturan main BPJS Kesehatan. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional terhadap kepuasan pasien rujukan luar Papua di wilayah kerja BPJS kota Sorong Tahun 2018.Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pasien BPJS Di Wilayah Kerja BPJS Kota Sorong. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel titik jenuh.Hasil penelitian menunujukkan permasalahan pasien BPJSdi wilayah kerja BPJS Kota Sorong yaitu masalah rujukan yaitu rujukan berjenjang yang cukup ribet, ruang inap yang sering penuh, sistem kerja yang lambat yaitu ketidaktahuan sistem informasi online dan antrian panjang akibat sistem kinerja yang lambat, kurangnya sosialisasi, serta lambatnya proses verifikasi klaim yang diajukan fasilitas kesehatan pada BPJS Kesehatan.
Latar Belakang :Imobilisasi merupakan suatu keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan gerak fisik baik aktif dan pasif memiliki dampak pada sistem tubuh,bila tidak dilakukan rehabilitasi medik ROM. Keluarga merupakan system pendukung utama memberi pelayanan langsung pada setiap keadaan, rehabilitasi awal berupa latihan ROM pasif sebagai upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan berperan dalam meningkatkan kesehatan keluarga yang nantinya dapat digunakan oleh keluarga di rumah setelah pasien pulang dari rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Rom (Range Of Motion) Terhadap Pengetahuan Keluarga Pada Pasien Imobilisasi Di Ruang Rawat Inap Rsud Kabupaten Sorong tahun 2017. Objektif :pengaruh keluarga pasien yang di berikan pendidikan kesehatan tentang rom(rangeof motion) terhadap pengetahuankeluarga pada pasien imobilisasi. Metode :Jenis penelitian ini adalahkuantitatif survey analitik dengan menggunakan desain kuasi eksperimen. Jumlah sampel 30 responden yang di lakukan pada keluarga pasien imobilisasi menggunakan incidental sampling. Hasil Penelitian:Hasil uji statistik menggunakant-testrelated samples Terlihat nilai p (uji t) = 0,300 > 0,05 maka hipotesis nihil diterima. Kesimpulan :Tidak terdapat pengaruh antara pendidikan kesehatan rom terhadap pengetahuan keluarga pasien imobilisasi
As we all know, medical personnel always deal with patients and most people in hospitals. Without using standard PPE, patients can potentially become infected with the virus and vice versa and become carriers of the virus to those around them. Until now, there is still many medical personnel who use non-standard PPE while they are at the forefront of handling the Covid-19 virus. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of education on the attitudes and behavior of using PPE for Health Workers when treating COVID-19 patients by adopting the Covid-19 Outbreak PPE Technical Guidelines. This type of research is a quasi-experimental design (Quasi Experiment) (one group pretest-posttest design). The sample in this study were health workers who worked in the COVID-19 room at the Sele Be Solu Hospital, Sorong City, aged 25-50 years, with more than 15 years of work experience. The sample amounted to 48 people divided into 24 respondents, each with a simple random sampling technique. In this study, the researcher conducted a pre-test on the respondents using a questionnaire compiled based on the technical guideline for the COVID-19 outbreak. Furthermore, respondents were given technical guidelines and explained the contents of the technical procedures. After one week, the researcher conducted a post-test by providing a questionnaire and observing PPE use during work. The ethics committee has approved this research of the Health Polytechnic of the Ministry of Health, Sorong number DM.03.05/6/051/2021. Data analysis used paired sample t-test. The statistical test results showed that there were differences in attitudes and behavior in the two groups with a significance value of 0.013 and 0.001 respectively after education by adopting the Covid-19 Outbreak PPE Technical Guidelines Book. This study found that education using technical instructions (juniors) on the use of personal protective equipment (PPE) improved nurses' attitudes and behavior in the use of PPE during the treatment of COVID-19 patients. Keywords: Personal Protective Equipment, Attitude, Behavior, PPE Technical Guidelines ABSTRAK Seperti kita ketahui tenaga medis selalu berhadapan dengan pasien dan sebagian besar orang di rumah sakit. Tanpa menggunakan APD yang standar dapat berpotensi terinfeksi virus dari pasien dan kebalikannya menjadi pembawa virus kepada orang disekitarnya. Sampai waktu ini masih banyak tenaga medis yang memakai APD tidak standar sementara mereka menjadi garda terdepan dalam penanganan virus Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas edukasi terhadap sikap dan perilaku penggunaan APD Tenaga Kesehatan saat perawatan pasien COVID-19 dengan mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19. Jenis penelitian desain eksperimen semu (Quasi Eksperimen) (one group pretest-posttest design). Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bekerja di ruangan covid-19 RSUD Sele Be Solu Kota Sorong dengan usia 25 – 50 Tahun, Pengalaman bekerja lebih dari 15 Tahun. Sampel berjumlah 48 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 24 responden dengan teknik simple random sampling. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pre test pada responden menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan buku juknis wabah covid-19. Selanjutnya responden diberikan buku juknis dan menjelaskan tentang isi buku juknis tersebut. Selang waktu 1 minggu kemudian, peneliti melakukan post test dengan memberikan kuesioner serta mengobservasi penggunaan APD selama bekerja. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komisi etik Poltekkes Kemenkes Sorong nomor DM.03.05/6/051/2021. Analisis data menggunakan Uji paired sampel t test. Hasil uji statistic menunjukan terdapat perbedaan sikap dan perilaku pada kedua kelompok dengan nilai signifikansi masing-masing 0.013 dan 0.001 setelah edukasi menggunakan mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19. Penelitian ini menemukan bahwa edukasi menggunakan Petunjuk teknis (juknis) penggunaan alat pelindung diri (APD) mampu meningkatkan sikap dan perilaku perawat dalam penggunaan APD selama perawatan pasien covid-19. Kata kunci: Alat Pelindung Diri, Sikap, Perilaku, Juknis APD
Arthritis or commonly called rheumatism is a disease that attacks the joints and surrounding structures. Rheumatic disease in the community is often considered a trivial disease because it does not cause death, but if not treated quickly rheumatism can make limbs function abnormally, starting from bumps, stiff joints, difficulty walking, even lifelong disability. Objective: to find out there is a relationship between rheumatoid arthritis pain and independence of Activity daily living (ADL) in the elderly. Research Methods: This study used a quantitative research design with a cross sectional approach to reveal the relationship between independent variables (Rheumatoid Arthritis pain) and the dependent variable of Independent Activity daily living (ADL) at the same time and once a measurement. Statistical tests using chi-square consisted of 33 respondents. Results: From the results of the chi-square statistical test obtained p value = 0.047 (p <0.05) there was a relationship between rheumatoid arthritis pain and the independence of the elderly in the puskesmas classaman city of Sorong. Conclusion: There is a relationship between Rheumatoid Arthritis pain and the degree of independence in carrying out daily life activities in the elderly in the working area of the Sorong City Community Health Center (p value = =, 047) Keywords: Rheumatoid Pain Arthritis; Elderly ADL Bibliography: 2002 – 2017
ABSTRAKProses menua merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam fase kehidupan. Lanjut usia adalah orangyang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut. Perubahan ini dapatberlangsung mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total.Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkanpenurunan peranan peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya sehinggadapat meningkatkan bantuan orang lain. Lanjut usia yang tetap aktif baik secara fisik, mental ataupun sosial akan memiliki kepuasanyang tinggi dalam hidup.Tujuan Penelitian adalah untuk untuk mengeksplorasi pengalaman lansia dalam mengelola kebutuhan sehari-hari yang efisien,interaksi dengan orang lain demi mencapai kepuasan dalam hidup.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang disajikan secara deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Sampel padapenelitian ini berjumlah 10 repsonden. Instrument penelitian menggunakan kuisioner yaitu wawancara mendalam. Tehnik pengumpulandata yaitu data primer dan sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia dalam kegiatan aktivitas sehari-hari lansia setiap harinya dapat dilakukan sendiri,lansia mampu mengerjakan kebutuhan sehari harinya dengan baik, di waktu senggang banyak kegiatan positif yang dapat respondenkerjakan, dan lansia mampu mengerjakan kebutuhan sehari harinya dengan baik.Kesimpulan bahwa dari hasil penelitian yaitu Kegiatan aktivitas sehari-hari lansia setiap harinya dapat dilakukan sendiri,begitu juga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kunjungan ke keluarga, tidak ditemukan kendala dan lansia mampu melakukandengan baik, secara umum dalam efisiensi melaksanakan pemenuhan kebutuhan sehari – hari yang dilakukan oleh lansia yang ada di GPIDiaspora Sorong semuanya berjalan secara efisien dimana lansia mampu mengerjakan kebutuhan sehari harinya dengan baik, dalamberinteraksi sosial, di waktu senggang banyak kegiatan positif yang dapat mereka kerjakan, juga sering berinteraksi dengan tetangga,namun, dalam hal mengunjungi keluarga, informan mengatakan sering dikunjungi oleh keluarga mereka, dalam hal ini adalah anakmereka yang beda rumah. Informan sering mengikuti kegiatan gereja, namun jika merasa tidak enak badan / sakit, informan tidakmengikuti kegiatan tersebut. Informan mengatakan bahwa tidak ada kendala dalam pemenuhan kebutuhan aktifitas sehari – hari,terutama dalam hal materi, secara umum informan lansia yang ada di GPI Diaspora Sorong semuanya merasa puas dalam hidup danselalu bersyukur. Lansia mampu mengerjakan kebutuhan sehari harinya dengan baik.Kata Kunci : Self Management Activity Daily Living, Efisiensi, Interaksi Sosial, Kepuasan LansiaDaftar Pustaka : 2000 – 2013ABSTRACTThe aging process is a natural and unavoidable condition in the life phase. The elderly are people whose biological systemsundergo structural changes and functions due to their advanced age. This change can take place smoothly so as not to causeincompetence or can occur very real and result in total disability. Increasingly one's age, it will decline especially in the field of physicalability, which can lead to decreased role of social role. This results in the occurrence of disruptions in the sufficient needs of life so as toincrease the help of others. Elderly who remain active both physically, mentally or socially will have a high satisfaction in life.The purpose of the study is to explore the elderly experience in managing the daily needs of an efficient, interaction withothers in order to achieve satisfaction in life.This research uses qualitative method which presented descriptively with phenomenology approach. The sample in thisstudy amounted to 10 repsonden. The research instrument uses questionnaires that is in-depth interview. Data collection techniques areprimary and secondary data.The results showed that the elderly in everyday activities of elderly every day can be done alone, elderly able to do theirdaily needs well, in the leisure time many positive activities that can respondents do, and elderly able to do their daily needs well.Conclusion that from the research result that activity of daily activity of elderly every day can be done by themselves, soalso in fulfilling daily need and visit to family, not found obstacle and elderly able to do well, in general in efficiency fulfillment of dailyneeds fulfillment - day conducted by elderly in GPI Diaspora Sorong all run efficiently where elderly able to do their daily needs well, insocial interaction, in leisure time many positive activities they can do, also often interact with neighbors, but, in terms of visiting family,informants said frequent visits by their families, in this case their different children's homes. Informants often follow church activities,but if they feel unwell, the informant does not follow the activity. Informants said that there are no obstacles in meeting the needs ofdaily activities, especially in terms of materials, in general the elderly informants who are in GPI Diaspora Sorong all feel satisfied in lifeand always grateful. Elderly able to do their daily needs well.Keywords: Self Management Activity Daily Living, Efficiency, Social Interaction, Elderly SatisfactionBibliography: 2000 - 2013
Imobilisasi yang lama dapat memperburuk status fungsional pasien. Keluarga mempunyai peranan penting dalam pencegahan imobilisasi yang terlalu lama salah satunya latihan range of motion. Oleh sebab itu, pengetahuan keluarga harus ditingkatkan demi pelaksanaan range of motion yang sesuai standar yang berakibat pada perbaikan status fungsional pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pendidikan dan pelatihan tentang range of motion terhadap pengetahuan keluarga pasien imobilisasi. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan one-group pretest–posttest design pada 30 anggota keluarga pasien yang dianjurkan melaksanakan imobilisasi. Teknik sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Standar operating procedure, video gerakan range of motion (ROM), kuesioner sosiodemografi dan lembar observasi digunakan dalam penelitian ini. Analisa data yang digunakan adalah paired t-test. Hasil uji statistik menunjukan bahwa nilai signifikan p-value = 0,300>0.005. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata antara pengetahuan dan praktik rom keluarga pasien sebelum dan setelah diberikan materi dan latihan ROM pada imobilisasi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.