The research was conducted from March to June 2015 during the rainy season and the Village were located in four Selatpanjang South Village, East Selatpanjang, Selatpanjang City and West Selatpanjang Tebing Tinggi District of Riau Kepulauan Meranti. The purpose of this study was to analyze the potential availability of rainwater, water needs population in the region Selatpanjang 2030, the development of rainwater harvesting systems and outlines the relationship with environmental, social and economic. The method used in this study was the observation by analyzing rainfall, debit mainstay, drainage coefficient (α), population projections, the ratio of the number of residents with clean water needs as well as rainwater harvesting design. The results showed that the potential of rainwater in the area amounted to an average Selatpanjang 1724.8 mm/year, of the four sub regions Selatpanjang rain water can be harvested amounted to 17.248 billion liters/year. The four village Selatpanjang region in 2030 amounted 49 471 inhabitants population in predicted, so, it is necessary to clean water for 534 286 800 liters for three months. So if managed and well developed, the rain water can meet the need of clean water Selatpanjang community throughout the year. How to manage it is by developing the rainwater harvesting system with a system of individual, communal for three families and communal for five families and build ponds to accommodate the run-off. Economically, the use of rainwater harvesting system is cheaper than buying water each summer, primarily communal system for three families. Socially aspects that bring positive habits and reduce conflicts between neighbors and the environment, with the principle of sustainable utilization of natural resources. The quality of rain water in Selatpanjang meets the criteria for clean water, so it can be used as a source of clean water.
This study aims to determine the physicochemical characteristics of herb powder from beluntas leaves (Pluchea indica L.). Beluntas leaves herb powder is made by proportion of beluntas leaves : tamarind which is 9:1, 8:2, 7:3. Beluntas leaves herb powder was analyzed by physicochemical characteristics which include: time dissolved in water, insoluble parts of water, water content, activity of Vitamin C and pH. The results of the study showed that the dissolved time of beluntas leaves herb powder in water averaged 92 seconds, the water insoluble part was 7.87%, the water content averaged 0.84%, Vitamin C activity averaged 2.53% and pH 4.59.
Produk permen jelly adalah makanan ringan yang dapat dikonsumsi mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sedangkan untuk bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan permen jelly ini sangat mudah untuk didapatkan terutama untuk air kelapa tua yang sangat melimpah. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk permen jelly yang terbuat dari air kelapa tua dengan dikombinasi dengan ekstrak jahe merah dan ekstrak jeruk lemon. Dimana dari tiga bahan tersebut dapat menghasilkan produk permen jelly herbal yang higienis dan menyehatkan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode (RAL) Rancangan Acak Lengkap, pengumpulan data dilakukan dengan analisis kuantitatif, penyebaran kuisioner, studi literasi. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, bahwa variasi penambahan ekstrak jeruk lemon mempengaruhi terhadap Vitamin C, pH, rasa mutu organoleptik. Selain itu waktu pemasakan dapat mempengaruhi terhadap kadar air,Vitamin C, pH, aroma, tekstur mutu organoleptik. Sedangkan penambahan ekstrak jeruk lemon dengan perlakuan 1% merupakan perlakuan terbaik berdasarkan kadar air, rasa dan tekstur organolaptik. Sedangkan penambahan ekstrak jeruk lemon 5% perlakuan terbaik terhadap Vitamin C, rasa, aroma, tekstur organoleptik.
Masyarakat yang tinggal di Lereng Pegunungan Anjasmoro wilayah Kabupaten Mojokerto mulai banyak yang menanam kopi. Belum ada data jenis kopi dan kualitas atau mutu kopi yang ditanam oleh masyarakat menarik untuk dilakukan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskripstif dengan survey sampling, meneliti karakteristik susut bobot, fisik dan kimiawi biji kopi (coffee bean) yang dihasilkan perkebunan kopi rakyat di lereng Pegunungan Anjasmoro wilayah Kabupaten Mojokerto. Karakter fisik meliputi diameter geometric, sphericity, luas permukaan dan volume. Karakter kimia meliputi pH, kadar air, dan total asam. Varietas kopi di lokasi penelitian ada tiga jenis, yaitu Robusta, Exelsa dan Robusta stek dengan exelsa. Susut Berat/bobot buah kopi selama penjemuran sebesar 42,16%, saat kulitnya dipecah susut sebesar 46,84% dan saat proses penyangraian susut sebesar 45,79%. Diameter geometric jenis Robusta 13,80 cm3 dan jenis exelsa 11,75 cm3. Sperisitas biji kopi jenis robusta rata-rata 218,94 sedangkan jenis Exelsa 192,48. Luas permukaan kopi jenis Robusta rata-rata 16,04 cm2 dan jenis Exelsa 12,85 cm2. Volume rata-rata kopi jenis Robusta 0,021 cm3 dan kopi jenis Exelsa 0,016 cm3. pH rata-rata kopi jenis Robusta sebesar 6,79 dan jenis Exelsa sebesar 6,57. Total Asam rata-rata total asam jenis Robusta sebesar 0,15 % sedangkan Exelsa 0,11%. Kadar air kopi jenis Robusta sebesar 10,63% dan Exelsa sebesar 11,56%.
Cabai merupakan tanaman yang memiliki komponen antioksidan yang tinggi, seperti asam askorbat, total fenol, dan pigmen karotenoid. Vitamin C dikenal dengan asam askorbat, merupakan vitamin yang larut air dan diperlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan dalam tubuh. Pengukuran kandungan vitamin C penting dilakukan, untuk mengetahui kandungan vitamin C pada bubuk cabai. Metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan vitamin C dengan menggunakan uji iodimetri. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Two Way-ANOVA dengan taraf signifikansi 5%. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel perlakuan. Variable pertama adalah 4 varietas cabai yaitu cabai rawit merah, keriting, dorset naga dan carolina reaper. Variable kedua adalah lama pengeringan, dengan 3 level pengeringan yaitu 6 jam, 7 jam dan 8 jam. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh nilai rerata tertinggi vitamin C pada R1 (Cabai rawit merah) selama T3 (8 jam) sebesar 4,5 %, kadar air 1,959 gram dengan rendemen 20,6 % dan rerata terendah vitamin C pada R1 (Cabai rawit merah) selama T1 (6 jam) sebesar 1,2 %, kadar air 1,971 gram dengan rendemen 20,2 %.
Minuman herbal celup merupakan minuman yang terbuat dari bagian tanaman selain dari tanaman teh (Camelia sinensis) yang dikemas dalam kantong celup. Salah satu inovasi yang dapat digunakan sebagai minuman herbal celup adalah daun kenikir yang hanya biasa dikonsumsi sebagai lalapan sayur. Karena aroma dan rasa daun keniki kurang disukai, maka ditambahkan daun stevia sebagai penambah rasa dan aroma manis. Penelitian ini bertujuan uuntuk mengetahui karakteristik organoleptik pada minuman herbal daun kenikir dengan penambahan daun stevia. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan variasi suhu pengeringan (60℃ dan 70℃) dan penambahan daun stevia kering (10%, 20%, dan 30%). Analisis yang dilakukan dengan ANOVA Two Ways menggunakan Microsoft Excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan kesukaan secara keseluruhan pada perlakuan suhu pengeringan 60℃ dan penambahan daun stevia 20% dengan penerimaan keseluruhan biasa
Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan plastik dan pengaruhnya terhadap kadar air dan kadar abu chips porang kering. Pemilihan media plastik sebagai alat pengering karena mudah diperoleh dan harga murah sehingga para petani bisa membuatnya sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu eksperimental irisan chip porang dengan ketebalan 1 mm, 2 mm dan 3 mm. Masing-masing sampel di jemur secara konvensional dan menggunakan media plastik. Selama proses pengeringan, suhu di dalam media plastik dan lingkungan di ukur tiap 2 jam sekali. Setelah chip porang kering dilakukan pengukuran terhadap kadar air dan kadar abu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan chip porang menggunakan media plastik sangat efektif, karena lebih cepat kering. Kadar air chip porang yang dikeringkan menggunakan media plastik lebih kecil dari pada dikeringkan secara konvensional. Kadar abu chip porang yang dikeringkan menggunakan media plastik lebih besar dari pada dikeringkan secara konvensional.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.