Kemajemukan merupakan kekayaan dan modal sosial yang sangat baik. Pada sisi lain, kemajemukan memiliki potensi konflik laten yang dapat mengancam keamanan, dan perdamaian di masyarakat. Sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat pluralisme yang kompleks, Papua ditinggali oleh berbagai suku asli Papua dan suku yang berasal dari luar Provinsi Papua. Dalam artikel ini, peneliti menguraikan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) yakni Kodam XVII Cenderawasih dan Lantamal X Jayapura. Kedua institusi yang merupakan institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam bertanggung jawab menciptakan situasi kondusif di masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi komunikasi antar budaya oleh TNI sebagai wujud kemanunggalannya dengan rakyat, yaitu: smart-power, yang terdiri dari Soft power diterapkan kepada pihak non bersenjata, sedangkan hard power diterapkan kepada kelompok sipil yang bersenjata. Strategi komunikasi antar budaya dilakukan dengan pendekatan agama, budaya, dan kesetaraan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi Kodam XVII Cendrawasih dan Lantamal X Jayapura.
Penelitian ini akan mengkaji tentang potensi dan pengelolaan sumberdaya laut masyakarat pesisi. Tujuan dari pembangunan sumberdaya laut berkelanjutan adalah: Dalam perspektif bertujuan untuk menyiapkan wilayah pertahanan laut dan kekuatan pendukungnya secara dini dalam rangka memenangkan peperangan. Dalam perspektif kepentingan masyarakat bertujuan untuk membantu mengatasi kesulitan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat maritim. Dalam perspektif kepentingan TNI bertujuan untuk tercapainya tugas pokok TNI Angkatan Laut, dalam meningkatkan pertahanan negara. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis implikasi pembangunan sumberdaya laut berkelanjutan Dalam Meningkatkan sistem tata kelola maritim. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dari para informan yang ditetapkan dan selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis kualitatif.
Indonesia’s characteristics as an archipelagic state along with the increase of traditional and non-traditional threats in Indonesia require the ownership of military amphibious aircraft to oversee its maritime territories and perform logistics distribution to remote areas with minimum accessibility, especially its outermost islands. This study applied a combination of analytic hierarchy process (AHP), Political, Economic, Social, Techonology, Environment, and Legal (PESTEL) and Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) analysis to conduct a structured, systematic, measurable, and comprehensive decision-making process for selecting military amphibious aircraft and prescribe strategic recommendations on the acquisition plan. By using 3 criteria, 14 sub-criteria, and 3 alternative aircraft models, the results of AHP analysis showed that the Beriev Be-200 aircraft are the most preferred aircraft by the Indonesian users. The results of PESTEL-SWOT analysis show that good diplomatic relations between Indonesia and the manufacturer’s country of origin, users’ support to the plan, and user’s ability to adapt in operating and maintaining the aircraft support this decision. Meanwhile, limited fiscal capacity and domestic aircraft maintenance facilities/depots, as well as the risk of spare parts scarcity, have to be addressed for Indonesia to acquire its own military amphibious aircrafts.
<div><p class="Els-history-head">Based on the fact that as an archipelago, Indonesia shares borders with neighboring countries in Southeast Asia. With a large number of territorial borders of Indonesia and other countries, it has resulted in various cooperative relationships or various border problems between Indonesia and these neighboring countries. The purpose of this study was to determine the form of defense diplomacy and its analysis to include the Tanjung Datu Phase as the Indonesia-Malaysia Outstanding Boundary Problem (OBP). The writing method used is qualitative, wherein in this analysis, the writer does not make calculations. The findings of this study are the subject of Indonesia's defense diplomacy to include the Tanjung Datu Phase as OBP Indonesia-Malaysia, namely the national regional coordination committee (Pankorwilnas), Directorate of Topography of the Army, Ministry of Defense, Ministry of Home Affairs, and Outstanding Boundary Problem (OBP). Meanwhile, the object of Indonesia's defense diplomacy to include the Tanjung Datu Phase as OBP Indonesia-Malaysia is in the form of Indonesia's goal, namely as the implementation of national interests in achieving its territorial sovereignty, and this is included in the scope of the defense.</p></div>
Seiring dengan perkembangan lingkungan strategis saat ini, peran arsip sebagai alat bukti yang sah, bahan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemerintahan serta pertahanan negara masih belum dipahami dengan baik. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sekali pulau, di satu sisi menjadi modal bagi pembangunan dan kemajuan Indonesia, namun disisi lain, juga dapat menimbulkan ancaman bagi kedaulatan negara dan keutuhan NKRI. Kita mengenal sistem pertahanan negara yaitu bersifat semesta. Tugas menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI sejatinya merupakan hak sekaligus kewajiban seluruh komponen bangsa dan seluruh lapisan masyarakat, serta meliputi seluruh aspek termasuk dalam bidang kearsipan. Permasalahan yang ingin dijawab dalam kajian ini adalah (1) Bagaimana menyadarkan seluruh aspek bangsa akan pentingnya arsip? (2) Bagaimana mengelola arsip untuk kepentingan pertahanan negara? (3) Usaha apa yang bisa dilakukan untuk melestarikan arsip?. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analisis dengan membandingkan antara konsep dan teori yang bersumber pada studi kepustakaan, seperti peraturan perundang-undangan, literatur, jurnal, media massa, dan sebagainya untuk dianalisis secara mendalam. Kesimpulan dari kajian ini adalah bahwa arsip memiliki kedudukan sebagai instrumen pertahanan negara, maka dari itu diperlukan penanganan, pemberdayaan serta penanaman sejak dini akan pentingnya arsip.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.