AbstrakKesulitan mahasiswa menyelesaikan tugas akhir sering menjadi beban bagi mahasiswa itu sendiri dan menjadikan beban tersebut sebagai pikiran negatif yang nantinya akan menimbulkan kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitafif kolerasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan seluruh mahasiswa STIkes Payung Negeri Pekanbaru dari berbagai jurusan dengan jumlah populasi 272 mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir dengan 162 sampel. Alat ukur faktor dosen pembimbing, teman sebaya dan lingkungan menggunakan kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti dan dilakukan uji validitas dan reabilitas, sedangkan alat ukut kecemasan menggunakan State and Trait Anxiety Inventory (STAI) yang terdiri dari 20 pertanyaan. Penelitian ini dianalisis menggunakan komputer dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dosen pembimbing, teman sebaya dan lingkungan dengan ansietas mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir dengan p value < 0,05. Penelitian ini merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecemasan mahasiswa saat menyelesaikan tugas akhir. AbstractThe difficulties when preparing the thesis by students often perceived as a heavy burden, consequently the perceived difficulties develop into a negative attitude that can eventually cause anxiety. The purpose of this study is to determine the factors affecting students' anxiety to preparing the thesis at STIKes Payung Negeri Pekanbaru. This study is a correlation quantitative study with cross sectional approach. The population in this study is 272 students and using stratified random sampling to 162 samples in STIKes Payung Negeri Pekanbaru. Lectures , peers and environtmenr measured using questionners made by researcher, and anxiety measured by State and Trait Anxiety Inventory (STAI). The analysis used frequency distribution and Chi Square test. The results of this study are, the are significant relationship between lecturers (p value= 0,001), peers (p value= 0,000), environment (p value= 0,018), with anxiety with all p value <0.05. The next researcher must find how to reduce student anxiety to face their thesis.
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah tak terkontrol.Tujuan penelitian ini adalah untukMenganalisa Gambaran Tanda dan Gejala Resiko Perilaku Kekerasan pada pasien di RSJ Tampan ProvinsiRiau.Penelitian ini dilakukan terhadap 16 responden dengan teknikeccidental sampling.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian desain deskriptif.Variabel dependen diukur menggunakan lembar observasi tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan yang disusun peneliti dengan 10 item pernyataan didapatkan hasil observasi muka merah dan tegang (ya 15, tidak 1), mata melotot/ pandangan tajam (ya 15, tidak 1), mengepalkan tangan (ya 16), mengatup rahang dengan kuat (ya 12, tidak 4), bicara kasar (ya 16), suara tinggi, menjerit atau berteriak (ya 16), mengancam secara verbal dan fisik (ya 14, tidak 2), melempar atau memukul benda/orang lain (ya 13, tidak 3), merusak barang atau benda (ya 7, tidak 9), tidak mempunyai kemampuan untuk mengontrol kemampuan perilaku kekerasan (ya 6, tidak 10). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaTanda dan gejala yang sering muncul pada orang dengan resiko perilaku kekerasan yaitu : mengepalkan tangan, bicara kasar, suara tinggi, menjerit atau berteriak Kata kunci: tanda dan gejala, perilaku kekerasan SIGN AND SYMPTOMP ANALYSIS OF VIOLENCE BEHAVIOUR FOR SCHIZOPHRENIA PATIENTS ABSTRACTViolent behavior is a condition in which a person commits an act that can be physically harmful, both to himself and others, accompanied by anger and uncontrollable nervousness. The aim of this study was to analyze the description of signs and symptoms of the risk of violent behavior in patients at Tampan Hospital in Riau Province. This study was conducted on 16 respondents with eccidental sampling techniques. This research is a quantitative research with descriptive design research design. Variable. The dependent variable was measured using observation sheets of signs and symptoms of risk of violent behavior compiled by the researcher with 10 statement items obtained from the observation of red and tense face (yes 15, no 1), eyes glaring / sharp eyes (yes 15, no 1), fist ( yes 16), firmly jaws closed (yes 12, no 4), rough talk (yes 16), high voice, scream or scream (yes 16), verbally and physically threatening (yes 14, no 2), throw or hit objects / other people (yes 13, no 3), damaging goods or objects (yes 7, no 9), do not have the ability to control the ability of violent behavior (yes 6, no 10). The results of this study indicate that signs and symptoms that often appear in people at risk of violent behavior, namely: clenching fists, talking roughly, high voices, screaming or screaming. Recommendations for future researchers to be able to conduct further research so that they can examine what therapies can be done in patients at risk of violent behavior. Keywords: signs and symptoms, violent behavior
Perlakuan body shaming adalah pengalaman yang di alami individu ketika kekurangan di pandang sebagai sesuatu yang negatif oleh orang lain dari bentuk tubuhnya.Efek dari perlakuan body shaming bisa membentuk citra diri positif ataukah negatif dari seorang tersebut..Tujuan penelitian ini untuk mengatahui hubungan perlakuan body shaming dengan citra diri pada mahasiswa STIKes Payung Negeri Pekanbaru. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desian penelitian korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross- Sectional. Sampel penelititan teridiri dari 103 Mahasiswa. Metode pengambilan sample adalah purposive sampling. Penelitian ini dimulai tanggal 01-03 mei 2018. Analisis yang digunakan adalah uji statistik Chi- Square. Hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue = 0,036, hal ini berarti berarti nilai p<0,05 sehingga Ho ditolak, artinya terdapat hubungan signifikan antara perlakuan body shaming dengan citra diri pada mahasiswa STIKes Payung Negeri Pekanbaru, dan nilai OR (Odds Ratio) sebesar 0,343 dengan CI (Confidence Interval) 0,136-0,865. Rekomendasi penelititan ini adalah memberikan intervensi untuk mengurangi perlakuan body shaming pada remaja untuk meningkatkan citra diri. Kata kunci : Perlakuan body shaming, Citra diri. RELATIONSHIP BETWEEN BODY SHAMING TREATMENT WITH SELF-IMAGE STUDENTS ABSTRACTThe treatment of body shaming is an experience experienced by the individual when deficiency is seen as something negative by others of his or her body shape. The effect of the body shaming treatment can form a positive self-image or negative of a person.. The purpose of this study to knowing relationship treatment of body shaming with self-image at STIKes Payung Negeri Pekanbaru students. This type of research was quantitative with the descriptions of correlation research using Cross-Sectional approach. The research sample consisted of 103 Students. with purposive sampling. Tehnique this research was started on 01-03 May 2018. The analysis used Chi-Square statistical test. The result of statistical test is p value = 0.036, it means p value <0,05 so ho is rejected, it means there is a significant correlation between body shaming treatment with self image of STIKes Payung Negeri Pekanbaru student, and OR (Odds Ratio) value equal to 0.343 with CI (Confidence Interval) 0,136-0,865. This research recommendation is to provide intervention to reduce the body shaming treatment in adolescents to improve self-image. Keywords: Body shaming treatment, Self image
ABSTRAKAnsietas adalah masalah umum yang terjadi pada mahasiswa yang sedang menjalani praktik klinik di rumah sakit. Seringkali ansietas menyebabkan performa praktik mahasiswa menjadi menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan Thought Stopping (TS) untuk mengurangi ansietas mahasiswa keperawatan saat melaksanakan praktik klinik di rumah sakit. Peneltian ini menggunakan desain quasy experiment with control group. Terdapat 37 reponden sebagai kelompok kontrol, dan 37 responden sebagai kelompok intervensi. Intervensi TS dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tngkat kecemasan pada kelompok kontrol dan intervensi dengan p value 0,049. Perbedaan nilai mean antara kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan TS adalah 10,703. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan kecemasan sebelum dan sesudah diberikan TS dengan p value 0,000 (p value < 0,05). Penelitian ini diharapkan bisa menjadi panduan mahasiswa secara mandiri untuk mengatasi kecemasannya selama menjalani praktik klinik.
The phenomenon that occurs in adolescents is about the use of coping mechanisms that affect mental emotional conditions, due to the many behavioral deviations that occur in adolescents such as saying harshly to the teacher even to hitting the teacher and fighting between groups which is one of the emotional mental disorders. The purpose of this study was to determine the mental emotional state of adolescents in SMP Pekanbaru. This type of research is quantitative using descriptive design. The samples in this study were 216 people with stratified random sampling technique. The measuring instrument used was the Strenght And Difficulties Questionnaire (SDQ) Questionnaire to measure mental emotional states. This study uses univariate analysis. Adolescent mental emotional conditions as many as 78 people (36.1%) adolescents experience mental emotional conditions abnormal category, as many as 76 people (35.2%) adolescents with mental emotional conditions are normal categories, and as many as 62 people (28.7%) adolescents experience mental emotional state of the borderline category.
AbstrakMahasiswa keperawatan mempunyai pengalaman kecemasan ketika melakukan praktik klinik di rumah sakit. Kecemasan yang sangat parah bisa menyebabkan penurunan perfoma dan bisa membahayakan pasien. Walaupun mahasiswa sudah mempersiapkan diri dengan baik, namun ternyata terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecemasan, termasuk lingkungan rumah sakit. Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara lingkungan rumah sakit dengan kecemasan mahasiswa keperawatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain deskriptif korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 73 responden yang merupakan mahasiswa keperawatan yang sedang menjalankan praktik klinik di rumah sakit. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan data diambil selama bulan Juli 2017. Variabel kecemasan dalam penelitian ini diukur menggunakan DASS 21 dengan mengambil bagian kecemasan sedangkan kuesioner untuk variabel lingkungan rumah sakit adalah rancangan peneliti dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini menggunakan analisis chi square. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan rumah sakit dengan kecemasan mahasiswa keperawatan (p value=0,045). Rekomendasi: Penelitian ini merekomendasikan untuk melanjutkan penelitian untuk mengatasi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di rumah sakit.Kata kunci: kecemasan, lingkungan rumah sakitHOSPITAL ENVIRONMENT AND ANXIETY LEVEL IN STUDENTS WHEN DOING CLINICAL PRACTICESAbstractNursing students have experiences of anxiety when doing clinical practices in a hospital. Very severe anxiety can decrease performance and endanger patients. Although students have prepared themselves well, there are several factors causing anxiety, including hospital environment. Objective: This research aims to identify the correlation between hospital environment and anxiety in nursing students. Methods: This research is a quantitative research using descriptive correlation design and using cross sectional approach. The samples were 73 respondents who were nursing students conducting clinical practices in the hospital. Samples were taken using accidental sampling and data was collected during July 2017. The anxiety variable was measured using DASS 21 by taking the anxiety section. Questionnaire for hospital environment variable was made by researcher and its validity and reliability had been tested. Data were analyzed using chi square. Results: The results of this research indicated that there was a significant correlation between hospital environment and anxiety in nursing students with p value=0.045. Conclusion: This research recommends that further research should be conducted to overcome anxiety in students when conducting clinical practices in the hospital.Keywords: Anxiety, hospital environment
Coronavirus (COVID-19) is a virus that infects the respiratory system. The Corona pandemic affects the Indonesian economy from trading, investment, and tourism. It gives a big impact on low economic society. A society that is not able to adapt to the effect will be vulnerable to stress. The role of the medic is important to socialize coping to prevent stress on society. This research was aimed to find out the effect of coping socialization towards the coping improvement in preventing stress on low economic society that is affected by COVID-19 in Bancah Lesung. This is quantitative research with a quasi-experiment. 144 samples were used chosen by a purposive sampling technique. This research was done in July 2020. The questionnaire is used as the instrument and the data were analyzed by univariate and bivariate analysis, the data then were tested by the Wilcoxon method. It is found that p-value = 0.000 which means that there are effects of coping promotion towards increased stress on low economic society in Bancah Lesung. It is recommended that the next researchers continue research regarding coping and include other variables such as using health education with video to improve coping.
Gagal jantung merupakan penyebab kematian yang utama di dunia maupun Indonesia. Pasien gagal jantung memerlukan pemantauan terhadap keadaan sirkulasinya, salah satu nya adalah tanda- tanda vital. Tanda – tanda vital terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan dan MAP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tanda- tanda vital pada pasien gagal jantung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini melibatkan sebanyak 50 responden pasien gagal jantung. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tekanan darah diukur dengan menggunakan spigmomanometer, denyut jantung dan frekuensi pernafasan diukur dengan penghitungan langsung oleh peneliti. Analisa data yang digunakan adalah uji univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata – rata tekanan darah sistolik pasien gagal jantung sebesar 133.58 mmHg dan tekanan darah diastolik pasien gagal jantung sebesar 86.5 mmHg. Rata – rata MAP pasien gagal jantung adalah 101.6 mmHg. Rata – rata nadi pasien gagal jantung adalah 91.7 kali/menit. Rata- rata frekuensi pernafasan pada pasien gagal jantung adalah 23.24 kali/menit. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tanda-tanda vital pada pasien gagal jantung berada dalam rentang normal. Kata Kunci: tanda- tanda vital, gagal jantung
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.