Abstrak -artikel ini akan mengeksplorasi masalah lichen terkait dengan fungsinya sebagai bioindikator. Beberapa kriteria dikemukakan untuk bisa mengarahkan bahwa lichen memang layak untuk dijadikan bioindikator lingkungan khususnya mengenai kualitas udara. Polusi udara dapat mempengaruhi kondisi tumbuhan termasuk lichen secara fi siologis. Beberapa jenis lumut kerak dilaporkan dapat menjadi bioindikator yang peka terhadap pencemaran udara. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas tentang lichen dari sisi morfologi, anatomi dan habitat serta keterkaitan lichen dengan polusi udara khususnya polusi yang disebabkan oleh pencemaran kendaraan bermotor. Berdasarkan atas substrat tempat tumbuhnya, lichen dibagi menjadi -Corticolous (lichen yang tumbuh di permukaan pohon), Follicolous (lichen yang tumbuh di permukaan daun), Saxicolous (lichen yang tumbuh di permukaan batu), Terricolous (lichen yang tumbuh di tanah), dan Musicolous (lichen yang tumbuh dengan lumut). Beberapa jenis lichen yang dapat dijadikan bioindikator pencemaran udara misalnya Parmelia, Hypogymnia dan Strigula selain itu masih ada jenis -jenis lichen lainnya yang terdeteksi sebagai indikator di daerah yang tercemar seperti Buelia punctata, Laurera bengaulensis, Lecanora PENDAHULUAN LichenDi dunia ini ada sekitar 20.000 spesies alga. Sebagian besar berada di daerah tropis sebagai wilayah dengan tingkat keragaman organisme yang tinggi. Lichen merupakan tumbuhan yang mampu hidup di daerah ekstrem di permukaan bumi. Mereka dapat tumbuh di permukaan tanah, bebatuan, pepohonan bahkan permukaanpermukaan benda buatan manusia.Mereka ada di tempat yang jarang ada organisme yang mampu hidup di sana seperti puncah gunung, padang pasir, dan daerah kutub Di samping itu, lichen seringkali tumbuh di pohon dan semak -semak sebagai epifi t, mereka tidak mengambil makanan dari organisme yang ditempelinya akan tetapi mengambil makanan dari atmosfer. Lichen sangat beragam ukuran, warna dan bentuk. Mereka juga mampu berubah warna selama musim hujan ketika terbilas oleh
Abstrak-Agroforestri adalah suatu sistem pengelolaan lahan yang lestari dengan cara memadukan hasil dari tanaman pangan termasuk di dalamnya pohon-pohonan dengan tumbuhan hutan untuk meningkatkan hasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis vegetasi pada sistem agroforestri di Desa Surajaya Kabupaten Pelamalang Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif dengan melakukan penjelajahan keseluruh lokasi penelitian dan pengambilan sample secara purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan cara menjelajahi areal hutan dan mencatat setiap jenis vegetasi baru. Hasil penelitian yang ditemukan menunjukkan bahwa ditemukan sebanyak 19 jenis vegetasi tanaman berbeda, yang dibagi kedalam jenis vegetasi tanaman holtikultura dan non holtikultura.
Penelitian ini tentang keanekaragaman makrozoobentos di pesisir pantai Desa Panggung Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara yang dilaksanakan pada Maret – April 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman makrozoobentos. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam penentuan lokasi stasiun penelitian dan pembuatan plot mengunakan metode line transect. Stasiun penelitian terdiri dari dua stasiun yakni Stasiun I dan Stasiun II. Hasil Penelitian di temukan 6 spesies makrozoobentos terdiri dari 2 jenis dari Classis Bivalvia (Fillum Mollusca) yaitu spesies Anadara granosa dan Scrobicularia plana, 2 jenis dari Classis Gastropoda (Fillum Mollusca) yaitu spesies Turritella nivea dan Quoyia decollata, 1 jenis dari classis Crustacea (Fillum Arthropoda) yaitu Penaeus indicus, dan 1 jenis dari Classis Polychaeta (Fillum Annelida) yaitu Arenicola marina. Komposisi spesies, kepadatan populasi, kenanekaragaman dan keseragaman dari komunitas makrozoobentos bahwa stasiun I lebih tinggi dari stasiun II. Terlihat pada hasil indeks keanekaragaman (H’) makrozoobentos di stasiun I (1,52) dan stasiun II (1,47). Kedua stasiun mengindikasikan bahwa keanekaragaman rendah dan kondisi kualitas lingkungan perairan dalam keadaan setengah tercemar. kualitas perairan laut di sekitar pesisir pantai desa Panggung kecamatan Kedung kabupaten Jepara membutuhkan perhatian untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
<span>Pterydophyta epifit merupakan jenis tumbuhan paku- pakuan yang hidup menempel ada tumbuhan lain. Metode survei <span>diaplikasikan pada penelitian ini untuk pemilihan/penentuan lokasi pengambilan sampel. Penelitian ini bertujuan untuk<span>menganalisis jenis – jenis Pterydophyta epifit yang berlokasi di sekitar kawasan wisata Air Terjun Jumog Karanganyar. <span>Metode yang diaplikasikan pada penelitian ini adalah <span><em>purpossive sampling </em><span>melalui penjelajahan lokasi. Penjelajahan <span>dilakukan pada kawasan yang terwakili seluas sekita 0.1 ha. Pada titik tertentu dibuat plot yang berukuran 2 m x 2 m. <span>Jenis tumbuhan paku epifit yang ditemukan di kawasan ini terdiri dari 7 famili dan 11 spesies. Famili Pteridaceae terdiri <span>dari 2 spesies yaitu <span><em>Pteris multifida </em><span>dan <span><em>P. tripartita</em><span>, Famili Adiantaceae terdiri dari 1 spesies yaitu <span><em>Adiantum </em><span>sp., Famili <span>Aspleniaceae terdiri dari 2 spesies yaitu <span><em>Asplenium nidus </em><span>dan <span><em>A. tripartita, </em><span>Famili Davaliaceae terdiri dari <span><em>Davalia </em><span><em>denticulata</em><span>, <span><em>Nephrolepis acutifolia </em><span>dan <span><em>N. auriculata.</em><span>.<br /></span></span></span></span></span></span></span><br class="Apple-interchange-newline" /></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span>
Penelitian mengenai keragaman plankton di wilayah perairan Waduk Cenglik Boyolali masih sangat sedikit. Penelitian bertujuan untuk: mengidentifiasi keragaman jenis plankton yang berada di wilayah perairan Waduk Cengklik Boyolali. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purpossive random sampling yaitu metode pengambilan sampel secara acak berdasarkan tujuan tertentu yang ditargetkan dalam penelitian. Pengambilan sampel akan dilakulan di bagian tepi waduk utama dekat pintu masuk waduk dan lokasi berikutnya adalah di bagian tengah waduk dengan menggunakan perahu. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi dan sore hari dengan harapan menemukan plankton yang terkategori fioplankton dan zooplankton. Sampel plankton kemudian diidentifikasi di laboratorium Pendidikan Biologi FKIP UMS. Hasil yang didapatkan berupa jenis-jenis plankton yang terdiri dari fioplankton yang merupakan produsen di perairan dan zooplankton yang merupakan konsumen I di perairan. Indeks keanekaragaman zooplankton di Waduk Cengklik Boyolali didominasi oleh phylum Rotifera dan disusul oleh phylum Sarcomastigophora yang berkisar antara -3,30 sampai -3,35, sedangkan indeks keanekaragaman fioplankton didominasi oleh divisi acillariophyta yang berkisar antara -2,43 sampai -3,08 yang menunjukkan bahwa komunitas biota tidak stabil disebabkan karena kualitas air tercemar berat. Kuantitasi dan jenis plankton yang ada mengindikasikan kualitas perairan tersebut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.