This qualitative study explored the proper and feasible Halal Tourism (HT) model regarding the implementation of Sharia law in Aceh Province, Indonesia. Observation, questionnaire, and interview were conducted at three important tourist cities in Aceh: Banda Aceh, Sabang, and Takengon. Three hundred twenty-five respondents participated in this research, and convenience sampling was used to select them. The results were analyzed using Miles and Huberman’s qualitative analysis method and the SWOT analysis to construct the expected model. The result indicated that the HT model must be arranged under the following six principles: ease, reliability, safety, trust, openness, and continual improvement. Those principles can be implemented in every aspect of tourism: policies and regulations, facilities, hotels, other accommodations, transportation, and human resources. Also, progress in the HT management must focus on implementing Sharia in the plenary (kaffah) and improving the locals’ prosperity. Besides, the HT model consists of planning, decision-making, providing support, socializing, implementing, and supervising, considering its principles toward tourism and local cultures and values. The implementation of the model is expected to ensure the communities' life and integrate their inextricable foundation, Sharia while stimulating their socio-economic through the possibility of investment and employment in the future.
Secara historis perempuan Aceh memainkan peranan penting baik sebagai pemimpin, panglima perang, budayawan maupun tokoh penting lainnya. Pasca konflik, tsunami dan perdamaian di Aceh, perempuan di Aceh tetap memainkan peranan penting dalam berbagai bidang, baik dalam pemerintahan, politik, budaya maupun pendidikan sehingga apa yang pernah berlaku sebelumnya tetap berkesinambungan hingga saat ini dengan pola dan model yang berbeda. Penulisan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana potensi yang dimiliki perempuan Aceh khususnya dalam pendidikan sehingga didapatkan jawaban tentang peran dan fungsi perempuan di Aceh dalam kancah dunia pendidikan. Hasil penulisan ini menemukan bahwa perempuan Aceh memiliki potensi yang besar, tidak hanya sama dalam dunia pendidikan tetapi perempuan juga mampu mengakses lebih banyak secara kuantitas. Terbukti banyaknya perempuan Aceh yang memiliki akses menjadi guru, dosen, bahkan professor. Hal ini juga didukung oleh Qanun yang berlaku di Aceh saat ini tentang perlindungan dan pemberdayaan perempuan.Dalam penulisan ini dapat disimpulkan bahwa budaya Aceh dalam perlakukan antara anak perempuan dan laki-laki saat ini tidak berbeda dalam akses pendidikan sehingga masing-masing dapat menentukan arah pendidikan yang ingin ditempuh.
This article aims to address the questions related to the support and rejection of figures of Islamic mass organizations to the concept of the caliphate. Some of the previous literature limited the object to the behavior of the Muslim community towards the ideology of the caliphate in the historical context and its relation to the modern state, neglecting the source of inspiration for the caliphate ideology as understood and perceived by figures of mass organization Indonesia. Therefore, using a phenomenological approach, the researchers attempt to fill the gap in this particular issue. This research was conducted in two cities in Indonesia, Aceh and West Java. This form of field study takes a phenomenological approach and thus is exploratory. Interviews and documentation have been used to collect data. This research found three main tendencies of Islamic mass organizations in Aceh and West Java in understanding the concept of the caliphate, textualist-substantive, contextualist-substantive, and ideological-political. Textualist-functionalists see the Islamic caliphate as mandatory, without having to change the ideology or identity of a country. Contextualist-Substantive argues that the Khilafah is a value that does not contradict with Pancasila's state ideology. Ideological and political Islamists believe that the fight to establish an Islamic State, or Daulah Islamiyyah Khilafah, is a necessity and even an obligation.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kehidupan masyarakat nelayan di Krueng Raya Kabupaten Aceh Besar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nelayan yang ada di Kemukiman Krueng Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 186 Jiwa. Penentuan sampel dilakukan secara random sampling, yang diambil sebanyak 20% dari populasi sejumlah 37 jiwa. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa (1) Kondisi perekonomian masyarakat nelayan di Krueng Raya tidak menentu dan cenderung menurun yang disebabkan oleh cuaca yang buruk dan angin kencang akibat dampak perubahan cuaca dan iklim mempengaruhi jumlah tangkapan. Akibat tfluktuasi tangkapan berpengaruh pada jumlah pendapatan rata-rata mereka berkisar antara Rp.50.000, Rp.100.000 hingga paling banyak Rp.300.000; persekali melaut (2) Kondisi sosial/budaya pada masyarakat nelayan di Krueng Raya masih sangat positif, seperti masih ada rasa persaudaraan dan saling tolong menolong terutama saat ada anggota masyarakat yang sedang terkena musibah. (3) Kondisi keagamaan masyarakat nelayan di Krueng Raya seluruhnya beragama Islam. Mereka selalu mengadakan kegiatan keagamaan rutin misalnya pengajian untuk laki-laki setiap malam jumat dan untuk perempuan setiap kamis sore. Anak-anak mereka juga mendapatkan pendidikan agama yaitu pengajian dengan teungku gampong setiap malam; (4) Kondisi pendidikan masyarakat nelayan di Krueng Raya bisa dikatakan relatif kurang memadai. Sebagian besar nelayan hanya tamatan SD/sederajat bahkan ada yang tidak tamat SD, pendidikan tertinggi adalah tamatan SMP/sederajat. (5) Kondisi kesehatan masyarakat nelayan di Krueng Raya cukup baik, seluruh nelayan dan keluarganya dalam keadaan sehat dan tidak sedang menderita penyakit. Para nelayan biasanya berobat ke puskesmas jika sedang sakit. Untuk jaminan kesehatan didapatkan masyarakat nelalayan melalui Jamkesmas atau JKN
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.