Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri online dengan kecanduan internet pada remaja akhir. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kecanduan internet, variabel bebas penelitian ini adalah kesepian dan pengungkapan diri online. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisis dilakukan pada 100 remaja akhir. Metode pengambilan data dilakukan menggunakan tiga skala diantaranya skala kecanduan internet, skala kesepian, dan skala pengungkapan diri online. Skala kecanduan internet merupakan adaptasi dari Young�s Internet Addiction Test (TIAT20) yang dikembangkan oleh Kimberly Young, skala terdiri antara 20 aitem. Skala kesepian merupakan adaptasi dari UCLA Loneliness Scale (Version 3) yang dikembangkan oleh Daniel W. Russel terdiri dari 20 aitem. Sedangkan skala pengungkapan diri dari online Revised Self-disclosure Scale yang dikembangkan Louis Leung yang kemudian diadaptasi oleh Ina Blau terdiri dari 9 aitem. Uji hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan korelasi regresi ganda sedangkan untuk hipotesis kedua dan ketiga menggunakan analisis regresi parsial. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan dengan nilai korelasi R = 0,305 dengan Flinier = 4,963 dengan signifikansi 0,009 (dengan p<0,05). Analisis hipotesis kedua menunjukkan skor rx1y= 0,126 dengan p = 0,213 (dengan p> 0,05) yang menunjukkan bahawa tidak ada hubungan antara kesepian terhadap kecanduan internet. Analisis hipotesis` ketiga menunjukkan skor rx2y = 0,261 dengan p = 0,005 (dengan p=<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara pengungkapan diri online dengan kecanduan internet.
Objektif: Artikel ini bertujuan untuk mengulas tantangan dan hambatan yang dihadapi pelaksanaan pendidikan inklusi serta strategi yang dapat dilakukan oleh negara.Metode: Artikel ini merupakan telaah kritis sistematis . Jurnal diambil dari 9 situs artikel penelitian internasional berbeda. Pencarian jurnal diutamakan terbit tahun 2011-2020. Didapatkan 11 jurnal yang merupakan jurnal kualitatif.Temuan: Hambatan yang dihadapi yaitu tenaga pendidik kurang terlatih, stigma negatif, kebijakan otoritas yang kurang aplikatif, kurangnya pengetahuan tenaga pendidik, hambatan aksesibilitas, keterbatasan sumber belajar, dan keterbatasan finansial. Strategi yang dilakukan yaitu peningkatan kualitas inservice training (INSET), awareness programmes, school-based professional development programmes, family support, kontekstualisasi proses belajarmengajar, dukungan berkelanjutan selama proses implementasi di lapangan, komitmen pemerintah memberikan sebagian prosentase dari GNP sebagai sumber dana, kolaborasi dengan stakeholders, dan kerjasama regional, nasional, maupun internasional.Kesimpulan: Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan di Indonesia, yaitu pelatihan kepada guru kelas, menyelenggarakan awareness program, bekerjasama dengan tim Pokja yang memiliki resource center yang mendukung implementasi pendidikan inklusi, penyediaan dana untuk menyelenggarakan pelatihan guru kelas, dan
the age range of adolescents through young adults are considered susceptive to various mental health problems. It is also reported in news and research reports that college students which are falls in that age rage category, have high probability of experiencing mental health problems. One of the most important obstacles in mental health system in Indonesia is the lack of mental health screening tool. There already some screening tools existed but there is not adequate information related to their psychometric evaluation such validity and reliability. This study aimed to evaluate the psychometric property of General Health Questionnaire (GHQ) 28 which has been adapted to Indonesian language previously, to see whether it has satisfying reliability and validity, also factor analysis. The subjects of this research are 356 undergradute stduents from various university in Semarang City, Central Java. The result showed that GHQ 28 has Alpha Cronbach reliability coefficient 0,897 which considered as satisfying. Factor analysis result also showed that it has four factor solutions which confirm the origninal four factors which construct GHQ 28. In general, GHQ 28 Indonesian version has adequate psychometric properties.Abstrak: usia remaja hingga dewasa dianggap sebagai masa yang rentan terhadap masalah kesehatan mental. Dilaporkan dalam berbagai berita maupun penelitian mahasiswa juga merupakan segmen memiliki kemungkinan tinggi mengalami masalah kesehatan mental. Salah satu hambatan utama dalam penanganan kesehatan mental di Indonesia adalah kurangnya alat skrining kesehatan mental yang adekuat. Telah terdapat beberapa alat skrining tetapi tidak disertai dengan informasi tentang evaluasi psikometris yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi properti psikometris alat skrining General Health Questionnaire (GHQ) 28 yang sebelumnya telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia untuk melihat apakah alat ini memiliki reliabilitas dan validitas yang memadai sebagai alat skrining dan memiliki faktor struktur yang sesuai dengan acuan teoretisnya. Subjek penelitian ini adalah 356 mahasiswa S1 dari berbagai universitas di Kota Semarang. Hasilnya, didapatkan koefisien reliabiliatas Alpha Cronbach 0,897 yang dianggap memuaskan. Hasil analisis faktor menunjukkan terdapat empat faktor sesuai dengan faktor asli penyusun GHQ 28. Secara umum, GHQ 28 versi terjemahan bahasa Indonesia memiliki properti psikometris yang cukup baik.Kata kunci: evaluasi psikometris, General Health Questionnaire, kesehatan mental, mahasiswa WACANA
Mental health problems are increasingly prevalent in Indonesia, but many people are still reluctant to seek professional psychological help. Religiosity is considered as one of the factors that can influence one's preference for seeking psychological help, especially in Indonesian society, specifically in the city of Semarang, Central Java, which the life of society closely related to the value of religiosity. Therefore this study aimed to see the contribution of religiosity and religious coping in influencing the search for psychological help. This research was conducted at two universities, one state university and one Islamic private university which were determined through random sampling. Data collection was carried out online and offline with the Indonesian Islamic Psychological Measure of Islamic Psychology (I-PMIR), Islamic Religious Coping Scale (RCOPE), Attitude Towards Seeking Psychological Help (ATSPH), and Mental Health Seeking Help Intentions Scale (MHSIS) and obtained a total of 731 respondents. Multiple regression analysis showed that attitude was the strongest predictor of intention to seek psychological help (B= 0,556, p<0,01), followed by religious coping (B= 0,08, p<0,01), while religiosity was not a significant predictor. Further analysis showed the unique contribution of religious coping aspects towards the intention of seeking psychological help with F (5, 725) = 8,721, p<0,01, R 0,238. There were also differences in the contribution of religiosity and religious coping to the intention of seeking psychological help based on the background of the respondent (state or private Islamic university) which discussed further in the article.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan konselor sebaya daring dalam meningkatkan literasi kesehatan mental pada beberapa siswa yang terpilih di SMA Islam XY Semarang. Dalam pelatihan ini peserta diberi materi tentang mengenali berbagai masalah kesehatan mental, berbagai pilihan bantuan psikologis yang tersedia, dan keterampilan sederhana untuk menolong diri sendiri dan orang lain. Terdapat 16 siswa dari kelas XI-XII. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain kuasi eksperimen satu kelompok dengan pre dan postes. Sebelum dan setelah pelatihan, partisipan diberi tes pengetahuan terkait literasi kesehatan mental dan skala sikap terhadap pencarian bantuan psikologis daring dan luring. Analisis yang dilakukan menggunakan uji t berpasangan menunjukkan setelah pelatihan terdapat perbedaan pengetahuan (t -3.162, p 0.006) dan sikap yang lebih positif terhadap bantuan psikologis daring (t -3.108, p 0.007). Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan konselor sebaya daring dapat meningkatkan literasi kesehatan mental partisipan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.