ABSTRAKPT. Dumas Tanjugn Perak Shipyard berkembang menjadi perusahaan yang juga bergerak dalam pembangunan kapal baru. Proses pembangunan kapal merupakan suatu aktivitas yang dilakukan mulai dari perencanaan kapal (desain) sampai dengan penyerahan produk kapal kepada pemilik kapal. Pada proses aktivitas penyambungan blok-blok kapal tidak lepas dari aktivitas pengelasan. Dimana dalam proses pengelasan tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun baik merupakan crack, over heat, dan sebagainya. Aktivitas pengelasan dilakukan diberbagai tempat seperti pengelesan diruang terbuka, ruang tertutup dan di tempat ketinggian. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahaya aktivitas pengelasan, menilai risiko dari bahaya pengelasan pada ruang terbuka, ruang tertutup dan ditempat ketinggian sehingga dapat menentukan cara pengendalian. Penelitian ini menggunakan metode Job Safety Analysis untuk mengidentifikasi potensi bahaya pengelasan listrik dan gas, penilaian resiko serta pengendaliannya. Hasil dari pengambilan data ini didapat Risiko keselamatan yang terdapat pada pekerja pengelasan di PT. DUMAS Tanjung Perak Shipyard yaitu terbentur benda kerja, tergores dan terpukul palu terak, terpotong gurinda tangan, terpeleset, tersengat listrik, terbakar, tersengat api, terjatuh, terkena percikan api, tertusuk potongan besi, terjatuh dari ketinggian, pingsan, keracunan gas, dan tertimpa benda kerja. Dampak bahaya yang akan terjadi adalah merusak mata dan kulit, gangguan pernapasan, menimbulkan ledakan atau kebakaran, kematian, cidera pada tubuh, dan luka bakar pada tubuh tenaga kerja. Pengendalian yang dilakukan berdasarkan hirarki pengendalian yaitu engineering control, administrative control dan alat pelindung diri.Kata kunci : Job Safety Analysis, identifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian resiko
Not easy to bring the students are able to understand the concept and meaning of fractions so we need a change in the way teaching is done by teachers because of possible knowledge is still limited so that the teacher always used the same way of time. In anticipation of this problem it is necessary to look for a formula appropriate learning so as to improve the ability to solve mathematical problems, especially in fractions. Teachers should continue to develop and implement a variety of ways variance so that students interested and excited in participating in math class one through guided discovery methods. From the above data shows that mistakes students in concepts and problem solving 13%, this means that the mistakes made by the students at the time of surgery to learn fractions and solving problems can be minimized by guided discovery learning. Guided discovery learning, which is examined in this study is to present the information by observing the shape of object manipulation, making conjectures, explain, and evaluate
This research is intended to describe the students concept of the ring in the course of algebra structure 2 in terms of creative thinking in upper students. This research is included in this type of qualitative research. The subject of the study is a mathematics student who has taken the course of Structure Algebra 2 (Ring Theory). The subjects in this study are three students who have high math skills. Instrument used in research 1) Test of Concept of Ring Concept (TPKR), 2) Interview Guidelines, 3) Creative Thinking Rubric, 4) Recording Equipment, 5) Documentation. Based on the results of the study and discussion, the findings involving the students' concept of the ring in the course of algebraic structure 2 in the upper sstudent can solve the problem in terms of explaining the associative nature, explaining the nature of the identity element, explaining the nature of each element having a good inverse. However, I can not only use one solution only, but it is less diverging and able to find other solutions. At the student level still not able to meet the original indicators in creative thinking
The purpose of this study describes the implementation of textbook writing pantun students and the implementation of text ratings pantun works of students of class VII 2 SMPN 3 Kota Bengkulu. The method used in this research is descriptive qualitative method. The subject of this research is the teacher who is carrying out the learning and the students who are following the pantun text writing lesson in class VII 2 SMPN 3 Kota Bengkulu. Data collection techniques used observation, interviews, and document studies. Data analysis techniques used are Miles and Huberman which include data reduction, data presentation, data verification, and conclusion. Test data validity used is source triangulation. The results showed that the implementation of pantun text writing lesson in class VII 2 using scientific approach and implemented based on the Implementation Plan of Learning that has been made by the teacher. Teachers carry out the assessment of the text of the students 'pantun begins by giving instructions on performing the task of writing the pantun, the students doing the tasks and collecting the task, the teacher reading and assessing the students' pantun based on the assessment criteria contained in the Lesson Plan. Based on the assessment, the grade averaged 76.5.
Matematika berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip tersusun secara hierarki, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks, sehingga untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah perlu pembelajaran matematika yang mengacu pada pendekatan kontruktivisme. Banyak penelitian berupaya meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, namun belum sampai ke tahap proses berpikir mahasiswa. Penelitian ini mengkaji proses berpikir mahasiswa dalam menyelesaikan masalah ketika mendapatkan scaffolding. Pemberian scaffolding mengacu pada tiga tingkat scaffolding, Selanjutnya dikaji perkembangan proses berpikir siswa dalam pemecahan masalah dengan berfokus pada kesulitan yang dialami oleh siswa pada empat langkah pemecahan masalah, yaitu kesulitan dalam hal: pemahaman masalah; menyatakan fakta dalam kalimat matematika; menggunakan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari sebelumnya; dan memeriksa kembali hasil perhitungan serta mengkomunikasikan jawaban. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa proses berpikir mahasiswa dalam memecahkan masalah bersifat khusus, dan dapat berkembang dengan pemberian scaffolding. Kesulitan pada langkah pemahaman masalah hanya dialami oleh kelompok mahasiswa berkemampuan matematika rendah. Kelompok mahasiswa berkemampuan tinggi mengalami kesulitan pada langkah memeriksa kembali hasil perhitungan dan mengkomunikasikan jawaban. Akibatnya kelompok mahasiswa ini tidak menggunakan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari sebelumnya secara lengkap dalam menyelesaikan masalah Banyaknya scaffolding yang diperlukan tergantung pada masing-masing individu. Dengan dasar temuan pada penelitian ini, peneliti menyarankan kepada guru pada umumnya untuk memahami proses berpikir siswa dalam pemecahan masalah, sehingga dapat memberikan bantuan yang diperlukan siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemecahan masalah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.