Itec Solution Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultasi lungkungan, sebagai perusahaan penyedia layanan penelitian PT. Itec Soluion Indonesia mempunyai tiga laboratorium yang rutin digunakan yakni laboratorium kimia, air dan mikrobiologi. Dalam melakukan kegiatan inventarisasi peralatan yaitu kegiatan pencatatan seluruh alat yang berada di setiap laboratorium masih menggunakan cara manual yaitu dengan melakukan pembukuan yang kemudian dimasukan ke dalam microsoft excel 2013. Cara seperti ini membuat pengelolaan data peralatan menjadi tidak maksimal karena proses kerja membutuhkan waktu yang lama terutama saat melakukan pencarian data dan pembuatan laporan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut perlu diterapkan sebuah sistem inventarisasi berbasis web yang dirancang menggunakan tools unified modelling language (UML) dan dibangun menggunakan metode pengembangan sistem waterfall serta memanfaatkan Qr Code untuk pemberian label pada setiap alat yang berada di laboratorium, dengan sistem ini dapat mempermudah petugas dalam administrasi serta dokumentasi peralatan dari setiap alat yang berada di dalam laboratorium secara lengkap. Kata kunci: Inventarisasi, Qr Code, Watelfall, Sistem Informasi
Teknologi bercocok tanam dengan hidroponik pada umumnya dipelajari dengan datang dan bertanya langsung ke ahli. Hal tersebut tidak efisien dan membuang banyak waktu, apalagi dengan adanya pandemi Covid-19, proses belajar, penanaman, manajemen, pemasaran dan lain-lain menjadi terhambat karena diterapkannya kebijakan social distancing. Padahal, metode hidroponik dapat digunakan sebagai sarana meningkatkan pendapatan selama pandemi. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk membangun sistem informasi hidroponik berbasis web yang memberikan pengetahuan dasar hidroponik, menyediakan wadah interaksi petani dan pakar hidroponik, dan jual beli hasil panen hidroponik. Petani muda yang baru belajar dapat memperoleh informasi hidroponik lewat membaca langsung di menu aplikasi, berkonsultasi langsung dengan pakar, dan bertanya lewat chatbot.
<h1 align="center"><strong>Abstrak</strong></h1><p>Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kota Bogor (SMKN 2 Bogor<strong>) </strong>Kelompok Teknologi dan Industri memiliki bagian Bimbingan dan Konseling(BK) untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi siswa. Setiap pelanggaran yang dilakukan siswa akan mendapatkan jumlah point pelanggaran. Dalam hal ini guru BK berperan penting membantu wali kelas dalammencatat semua pelanggaran siswa yang dilakukan pada area sekolah selama siswa tersebut bersekolah di SMKN 2 Bogor. Setiap jumlah point tertentu memberi konsekuensi bimbingan dan konseling sesuai dengan point-point pelanggaran yang tertera pada buku siswa. Bagian BP melakukan konseling secara bertahap dalam jumlah pertemuan tertentu. Saat ini bagian BP kesulitan dalam pendataan historis pelanggaran dan isi dari setiap bimbingan konseling. Data penelitian diambil dari wawancara dan obsevasi di lingkungan SMKN 2 Bogor. Perancangan menghasilkananalisis sistem yang sedang berjalan, analisis sistem yang diusulkan, analisis kebutuhan fungsional, analisis kebutuhan non-fungsional, dan analisis kebutuhan pengguna. Analisis dituangkan dalam tabel- tabel dan gambar-gambar UML. Hasil implementasi mengasilkan aplikasi dengan tampilanlogin-logout, Pengelolaan Pelanggaran, Laporan Pelanggaran, Pengelolaan Bimbingan Konseling, dan Laporan Bimbingan Konseling.</p><p align="center"><strong><em>Abstract </em></strong></p><em>Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kota Bogor (SMKN 2 Bogor<strong>)</strong>Technology and Industry Group has a Guidance and Counseling (BK) section to overcome various problems faced by students. Every violation made by a student will get a number of violation points. In this case the BK teacher has an important role in helping the homeroom teacher to record all student violations that were carried out in the school area as long as the student attends the 2 nd Vocational School in Bogor. Each number of certain points gives the consequences of guidance and counseling in accordance with the violation points stated in the student book. The BP section conducts counseling in stages in a certain number of meetings. At present the BP section has difficulties in historical data collection of violations and the contents of each counseling guide. The research data was taken from interviews and observations in the environment of SMK 2 Bogor. The design produces ongoing system analysis, proposed system analysis, functional requirements analysis, non-functional requirements analysis, and user needs analysis. The analysis is contained in UML tables and images. The results of the implementation produce applications with a login-logout view, Management of Violations, Violation Reports, Management of Counseling Guidance, and Counseling Guidance Reports.</em>
<p><em>Sepeda motor merupakan jenis kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh mesin. Sepeda motor terkadang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh komponen yang telah aus, pemeliharaan yang tidak teratur, atau kesalahan pemakaian. Kerusakan tersebut ada yang bersifat ringan, sedang, atau berat. Sistem pakar identifikasi kerusakan sepeda motor Suzuki Satria F150 dibangun untuk dapat membantu mengidentifikasi kerusakan dan menawarkan solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi kerusakan tersebut. Teorema Bayes digunakan sebagai model untuk pendugaan bagian atau komponen yang rusak. Metode inferensi backward chaining digunakan untuk menelusuri penyebab kerusakan sesuai dengan gejala-gejala yang diamati. Sistem pakar diimplementasikan dalam bentuk aplikasi berbasis web. Sistem pakar ini selain berguna bagi mekanik bengkel sepeda motor untuk mendukung pekerjaannya, juga bermanfaat bagi pengguna motor Suzuki Satria F150 sebagai alat bantu identifikasi awal kerusakan sehingga dapat diambil tindakan lebih lanjut.</em></p>
<h1 align="center"><strong>Abstrak</strong></h1><p>Dunia Teknologi Informasi (TI) kian berkembang dari tahun ke tahun dan membawa banyak perubahan pada pola kehidupan manusia. Peran Teknologi Informasi (TI) di berbagai sektor kehidupan sudah bukan hal asing, bisnis, perkantoran, usaha kecil-menengah, terlebih lagi pendidikan. Dunia pendidikan dalam negeri akan semakin tertinggal bila tidak segera membuka mata akan pentingnya peran Teknologi Informasi (TI). Banyak perubahan yang sudah dilakukan dunia pendidikan melalui kecanggihan teknologi komputer ini. Namun kendala yang terjadi adalah kurang berimbangnya antara kecanggihan fungsi sistem dengan kenyamanan dan efektifitas tampilan sistem informasi yang dibuat. Sedangan pengguna sistemnya adalah manusia yang alat input informasi pertamanya adalah visual (mata), yang mana sangat peka dengan kenyamanan/ keindahan sebuah tampilan sistem. Penelitian ini bertujuan untuk memadukan antara kecanggihan fungsi sistem dengan mempertimbangkan aspek estetika melalu implementasi desain konten visual menggunakan prinsip “Rule of Thirds” (rumus 1/3). Rumus 1/3 ini awalnya memang banyak digunakan dalam dunia fotografi guna mendapatkan estetika dan kenyamanan visual dari hasil foto yang dihasilkan. Pesan visual yang dibuat akan dibagi 3 per 3 kolom dari keseluruhan layar. Cara ini disinyalir akan mempermudah mata membaca/ memilah/ memahami isi dari pesan yang dibuat. Sehingga informasi yang disajikan kian efektif seiringan dengan kemampuan sistem yang dibuat. </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>The world of Information Technology (IT) is growing from year to year and brings many changes to the pattern of human life. Information Technology (IT) has its role in various sectors of life, business, offices, small and medium industries, especially education. The world of domestic education will be left behind if it does not aware to the importance of Information Technology (IT). Many changes have been made to the world of education through the sophistication of computer technology. But the constraints that occur are imbalanced between the function of the system with the convenience and effectiveness of the information system display. While the system user is a human, and their first information input device is visual, which is very sensitive to the comfort / beauty of a display information. This study aims to combine the sophistication of the system function by considering the aesthetic aspects through the implementation of visual content design using the principle "Rule of Thirds" (formula 1/3). This 1/3 formula was widely used in the world of photography to get aesthetic and visual comfort from the results of the photos produced. Visual messages that are made will be divided into 3 per 3 columns of the entire screen. This method is alleged to make it easier for the eyes to read / sort / understand the contents of the messages made. So that the information presented is more effective in line with the system's capabilities.</em></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.