Nagari Sungai Pinang merupakan salah satu nagari di kawasan pesisir Sumatera Barat mempunyai potensi wisata. Pemetaan partisipatif adalah pemetaan yang dilakukan bersama kelompok masyarakat mengenai tempat dimana mereka hidup dan mereka memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai wilayahnya. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini di Nagari Sungai Pinang adalah membuat peta potensi wisata yang berbasis masyarakat. Sasaran mitra pada Pengabdian pada Masyarakat ini adalah Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Survey pemetaan partisipatif dilaksanakan bersama masyarakat Nagari Sungai Pinang di daratan pesisir dan laut. Hasil pemetaan partisipatif bersama masyarakat menghasilkan peta potensi wisata nagari yang sesuai dengan pengetahuan mereka, kondisi nyata terkini di lapangan, dan kewenangan masyarakat mengelola wisata wisata secara adat nagari. Peta sebaran potensi wisata Nagari Sungai meliputi wisata pantai, snorkling, menyelam (diving), selancar (surfing), perkemahan (camping), wisata jetsky, wisata mangrove, wisata air terjun, wisata pukat pantai dan wisata sunset.
Kelurahan Sawahan Timur merupakan salah satu kawasan kumuh yang ada di Kota Padang. Kawasan ini tertuang dalam SK Walikota No. 163 Tahun 2014 tentang Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Kota Padang. Tingkat kekumuhan sawahan timur ini adalah kumuh ringan dengan tipologi Permukiman Kumuh dataran rendah. Penelitian ini bersifat Interdisciplinary, dimana ada 2 ahli yang terlibat terdiri atas ahli Perencanaan Wilayah dan Kota dan ahli Arsitektur. Ke-2 ahli tersebut bersinergi dalam arahan penataan kawasan kumuh di Kelurahan Sawahan Timur. Metode yang digunakan adalah deskripsi kualitatif dengan menjabarkan data fisik dan data non fisik kawasan kajian. Tahapan survey dilakukan secara survey primer dan sekunder. Tahapan dalam analisis terdiri dari : 1. Membuat klasifikasi data sesuai dengan tujuan, 2. Menilai hasil observasi dengan studi pustaka untuk melihat tingkat kekumuhan dan penanganan kekumuhan menggunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh , 3. Mendeskripsikan, dan melakukan evalusasi hasil penelitian yang telah dilakukan proses pengolahan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan sebagai jawaban dari penelitian . Penekanan arahan penataan lingkungan permukiman kumuh dengan memperhatikan aspek 1) Perkembangan Sosial-Kependudukan, 2) Prospek Pertumbuhan Ekonomi, 3) Daya Dukung Fisik dan Lingkungan.
Community settlements in a city have a very important role in providing services in the field of life. Increasing the population in a strategic land in urban areas will cause urban problems, especially population density, building irregularities and slums. This increase in population is due to economic, legal, social and cultural aspects, all centered in the city so that many rural communities flock to the city to improve their economy. Seberang Palinggam Sub-District, South Padang District, Padang City is one of a strategic location because it is close to the port, trade and service area. This strategic location caused many people who settled there. As a result, Seberang Palinggam Village is included in 23 slum areas in Padang City, based on Padang Mayor Decree No. 163 of 2014. This study aims to determine the right direction in the structuring of the slum environment with the Eco-Settlement approach that develops from the concept of sustainable development. The target being developed is to identify the characteristics of slums in villages across Palinggam using the Qualitative Descriptive Method, Analysis of the factors that led to the development of slums using Delphi. From this analysis, it is obtained an outline based on influential factors in the form of adding and improving the quality of sanitation infrastructure, clean water, drainage and healthy houses, increasing the carrying capacity of the environment and community resources, empowering the community's economy, and improving the quality of institutions and awareness of existing policies related to slum environment management.
Paradigma tentang kepariwisataan selain membawa kesejahteraan bagi masyarakat, pariwisata juga dapat menyebabkan malapetaka terhadap lingkungan sekitarnya. Salah satu permukiman yang berada di kawasan wisata yaitu Kampung Pangalangan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Dimana, dampak pariwisata telah menimbulkan masalah besar terhadap kampung tersebut, seperti polusi air dan udara, kekurangan air, dan maraknya lapak pedagang kaki lima liar. Penelitian ini menggunakan metode kuantiatif dan kualitatif, terhadap data sekunder dan data primer yang di peroleh dari observasi lapangan, wawancara, serta pedoman dari intansi terkait. Kategori sifat penelitian yaitu deskriptif. Dalam mengidentifikasi permukiman disesuaikan dengan peraturan yang berlaku serta menggunakan teori Doxiadis tentang elemen perumahan untuk mengetahui pola penanganan yang tepat terhadap permasalahan Kampung Pangalangan, dan menciptakan konsep perancangan yang sesuai dengan potensi pariwisata di Batang Arau, sehingga perlu dilakukan penanganan berupa pemukiman kembali terhadap permukiman kumuh dan dampak negatif yang di timbulkan oleh pariwisata dalam rangka meningkatkan kualitas permukiman di daerah pariwisata.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.