Pantai Laguna terletak di Desa Merpas, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur. Pantai ini merupakan pantai yang memiliki daya tarik berupa pantai karang berpasir putih yang landai dengan pemandangan bawah laut yang indah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Merpas Kabupaten Kaur, pada bulan Desember 2015 sampai Januari 2016 dan bertujuan untuk Mengidentifikasi potensi Kawasan Ekowisata Pantai Laguna, Mengetahui kesesuaian Ekowisata Pantai Laguna sebagai Ekowisata Pantai, Menghitung daya dukung Ekowisata Pantai Laguna untuk menjadi kawasan Ekowisata Pantai. Metode yang digunakan yaitu data primer pengambilan data analisis kualitas air, metode penentuan kesesuaian kawasan berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap paremeter, kedalaman, tipe pantai, lebar pantai, kecerahan, kecepatan arus, material dasar perairan, pengamatan biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan Potensi ekowisata pantai di Pantai Laguna ada dua kategori yaitu 1) ekowisata kategori rekreasi untuk indeks kesesuaian kawasan kategori ekowisata rekreasi yaitu 90,6% S1 (sangat sesuai). Daya dukung kawasan kategori ekowisata rekreasi 224 (Orang/hari).
Udang Mantis merupakan salah satu jenis crustacea yang memiliki kandungan nutrien yang cukup tinggi yaitu protein 43,91%; lemak 12,35%; serat kasar 16,01%. Udang ini hidup diantara susunan terumbu karang yang sangat kompleks. Udang Mantis dapat hidup di air laut maupun air payau. Habitat sebagian besar Udang Mantis adalah pantai dan senang hidup di dasar air terutama pasir berlumpur. Populasi Udang Mantis tersebar di kota Bengkulu tetapi tidak banyak dikonsumsi oleh masyarakat Kota Bengkulu maupun di luar kota Bengkulu karena dagingnya sedikit. Selain itu pengetahuan tentang kandungan dan juga manfaat udang ini belum banyak diketahui oleh masyarakat kota Bengkulu dan juga pemasarannya masih sangat jarang sekali bahkan hampir terbilang tidak ada yang memasarkannya. Dilihat dari segi ekologinya Udang Mantis (Stomatopoda) merupakan makhluk yang memiliki peran penting dalam ekosistem terumbu karang dengan menjaga populasi dan memelihara semua spesies yang ada baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies Udang Mantis (Stomatopoda) di Kota Bengkulu.adapun lokasi penelitian yaitu di Pantai Zakat, PPI Pondok Besi dan PPI Pulau Baai. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di 3 Stasiun peneliti menemukan Udang Mantis di Perairan Kota Bengkulu yang kemudian diidentifikasi sampai ke tingkat spesies. Dari 36 sampel yang diidentifikasi hanya ditemukan satu spesies yaitu Harpiosquilla raphidea. Daerah penangkapan Udang Mantis berlokasi di sekitar perairan yang tidak jauh dari pantai.
ABSTRAKKabupaten Mukomuko berada di Provinsi Bengkulu yang mempunyai wilayah pesisir dengan panjang garis pantai ± 98, 218 km. Dinamika alam yang terjadi pada beberapa tahun terakhir, seperti halnya perubahan iklim dan tekanan dari manusia yang makin parah memberi dampak yang nyata terhadap kondisi wilayah pesisir. Fenomena yang dijumpai adalah terjadinya kerusakan diwilayah pesisir yang semakin cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi kerusakan yang terjadi disepanjang wilayah pesisir Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu dan memetakan lokasi wialayah pesisir yang sudah rusak. Penelitian ini dilakukan selama 15 hari pada bulan Oktober 2014. Penelitian dilakukan dengan metode survei yang meliputi kegiatan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi kondisi kerusakan wilayah pesisir. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Untuk mengindentifikasi kerusakan wilayah pesisir digunakan analisis Indeks Kerentanan Pantai (IKP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 lokasi kerusakan wilayah pesisir di Kabupaten Mukomuko dengan IKP secara berturut-turut yaitu Pantai Air Hitam-TWA (IKP=12), Pantai Air Rami (IKP=13,9), Rawa Bangun (IKP=14,7), Pantai Retak Ilir (IKP=17), Hutan Suaka Alam Mukomuko (IKP=19,6), Pantai Desa Air Dikit (IKP=19,6), Desa Pasar Bantal (IKP=24), Pantai Desa Air Buluh (IKP=22,6), dan Pantai Pasar Ipuh (IKP=55,1). Nilai IKP yang tertinggi adalah 55,1 dan yang terendah adalah 12. Wilayah pesisir Kabupaten Mukomuko secara umum sudah mengalami degradasi. Penyebab degradasi antara lain adalah rusaknya hutan pantai, alih fungsi lahan, abrasi, perubahan morfologi pantai dan pembangunan fisik.
Pukat udang adalah alat tangkap yang dioperasikan secara aktif dengan cara ditarik oleh perahu. Hasil tangkapan sampingan adalah bagian dari hasil tangkapan yang terdiri dari organisme laut yang bukan merupakan target penangkapan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi hasil tangkapan sampingan (bycatch) alat tangkap pukat udang skala kecil di perairan laut Pasar Bantal Kabupaten Mukomuko. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2016 di Desa Pasar Bantal Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Untuk kepentingan pengumpulan data primer maka dilakukan observasi langsung ke lapangan mengikuti operasi penangkapan bersama nelayan dengan menggunakan alat tangkap pukat udang. Berdasarkan hasil tangkapan selama penelitian dengan 6 kali hauling yaitu jumlah hasil tangkapan utama sebanyak 4 spesies udang dengan berat total 35,91 kg (27,15%) yang didominasi oleh udang kerosok (Parapenaeopsis sculptilis) 13,74 kg. Jumlah hasil tangkapan sampingan yang bernilai ekonomis tinggi sebanyak 6 spesies dengan berat total 44,01 kg (33,28%) didominasi oleh layur (Trichiurus savala) sebesar 15,81 kg. Sedangkan untuk jumlah hasil tangkapan sampingan yang bernilai ekonomis rendah terdapat sebanyak 18 spesies dengan berat total 52,3 kg (39,55%) didominasi oleh senangin (Eleutheronema tetradactyum) 9,16 kg.
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian pantai laguna untuk aktivitas pariwisata bahari yang meliputi : Wisata bahari, Wisata pantai, dan Kawasan konservasi. Metode yang digunakan adalah metode survei menggunakan kuesioner dan observasi langsung dengan melakukan pengamatan (pengukuran) langsung dilapangan, terdiri dari 3 stasiun pengamatan dengan pengulangan 3 kali. Hasil penelitian kecerahan pada Pantai Laguna adalah 100%, tutupan karang hidup Pantai Laguna yaitu sebesar 31,66% dengan kodisi sedang, jenis karang 129 jenis yang termasuk kedalam 37 marga dan 15 suku, ikan karang 113 spesies yang masuk dalam 27 suku, kecepatan arus rata-rata perairan Pantai Laguna adalah 0,053 m/dtk, kedalaman perairan pantai Laguna relative dangkal yaitu rata-rata 0,87 m, Material dasar perairan adalah karang berpasir, tipe pantai adalah berpasir sedikit karang, penutupan lahan Pantai Laguna adalah belukar tinggi, jarak ketersediaan air tawar di Pantai Laguna adalah 60 meter, kemiringan Pantai Laguna dengan kemiringan 13,9 0 (landai), jarak Pantai Laguna 300 meter dari jalan lintas utama, jenis tanah Pantai Laguna adalah endapan pasir dan lumpur (aluvial pantai), ketinggian Pantai Laguna 1,05 m atau 105 cm dari bibir pantai dan sisi pantai tertinggi, drainase Pantai Laguna tidak tergenang, vegetasi Pantai Laguna non mangrove. Pantai Laguna memiliki indeks kesesuaian sebagai wisata bahari pada kategori S1 : Bagus (Sangat Sesuai) dengan nilai indeks 77%, indeks kesesuaian sebagai wisata pantai pada kategori S1 : Bagus (Sangat Sesuai) dengan nilai indeks 82,7%, indeks kesesuaian sebagai kawasan konservasi pada kategori S1 : Bagus (Sangat Sesuai) dengan nilai indeks 86,2%.
Pulau Enggano dengan luas ± 400,6 km2 (± 40.600 hektar) adalah sebuah pulau kecil terluar di Provinsi Bengkulu yang terletak di Perairan Barat Sumatera, dan termasuk wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Salah satu sumberdaya alam yang dominan di Pulau Enggano adalah ekosistem terumbu karang yang memberikan manfaat begitu besar bagi kehidupan masyarakat di Pulau Enggano. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung valuasi ekonomi ekosistem terumbu karang di Pulau Enggano, untuk kepentingan perencanaan pemanfaatan dan pengelolaan secara berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan Metode Survai. Data parameter kualitas air dikumpulkan dengan pengukuran langsung di lokasi penelitian. Data untuk menghitung nilai keberadaan ekosistem terumbu karang dikumpulkan dengan metode wawancara terhadap 180 orang responden yang dipilih secara purposive sampling. Nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang dianalisis dan dihitung berdasarkan nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung, nilai manfaat pilihan dan nilai manfaat warisan. Nilai rata-rata parameter perairan di perairan Pulau Enggano secara berturut-turut adalah suhu (29,660C), salinitas (35,06 ‰), kuat arus (2,13 m/s), kecerahan 5,33 m), Oksigen Terlarut/DO (7,39 mg/l), dan pH (7,13). Nilai parameter perairan menunjukkan kondisi perairan yang masih baik dan belum tercemar sehingga dapat mendukung keberadaan dan pertumbuhan ekosistem terumbu karang di Perairan Pulau Enggano. Luas ekosistem terumbu karang di Pulau Enggano ± 5.097 hektar. Nilai manfaat ekonomi total ekosistem terumbu karang adalah Rp. 176.901.038.387,- per tahun, yang terdiri dari nilai manfaat langsung Rp. 561.327.640,- per tahun; nilai manfaat tidak langsung Rp. 46.342.500.000,- per tahun, nilai manfaat pilihan Rp. 2.516.077.983,- , nilai manfaat keberadaan Rp. 127.425.000.000,- per tahun dan nilai warisan Rp. 56.132.764,- per tahun.ECONOMIC VALUATION OF CORAL REEF IN ENGGANO ISLAND, NORTH BENGKULU REGENCY, BENGKULU PROVINCE. Enggano Island with area of ± 400.6 km2 (± 40,600 hectares) is an the outer small island in Bengkulu Province that located in the West Coast of Sumatra, and include of North Bengkulu Regency. One of the dominant natural resources in Enggano Island is a coral reef ecosystem that provides enormous benefits to people's lives in Enggano Island. This study aims to calculate the economic valuation of coral reef ecosystems in Enggano Island, for stake of planning, utilization and sustainable management. This research is done by Survey Method. The data of water quality parameter was collected by direct measurement at the study location. Data to calculate the existence value of coral reef ecosystem was collected by interview method to 180 respondents that chosen by purposive sampling. The total economic value of coral reef ecosystems is analyzed and calculated based on the direct value, indirect value, option value and bequest value. The average values of water parameters in Enggano Island waters are (29,66 oC), salinity (35.06 ‰), current speed (2.13 m/s), water brightness (5.33 m), Oxygen Dissolved (7.39 mg / l), and pH (7.13). The parameters of waters shows the condition of the waters are still good and not contaminated so it can support the existence and growth of coral reef ecosystems in Enggano Island waters. The wide of coral reef ecosystem in Enggano Island ± 5,097 hectares. The total economic value of coral reef ecosystem is Rp.176,901,038,387,- per year, that consisting of direct value Rp. 561,327,640,- per year; indirect value Rp. 46,342,500,000, - per year, the option value Rp. 2,516,077,983, - per year, the existence value Rp. 127.425.000.000,- and the bequest value Rp. 56,132,764,- per year.
Abstract. Lilisti, Zamdial, Hartono D, Brata B, Simarmata M. 2021. The structure and composition of macrozoobenthos community in varying water qualities in Kalibaru Waters, Bengkulu, Indonesia. Biodiversitas 22: 106-112. Various human activities affect the quality of the aquatic ecosystem that can be assessed by measuring the physical, chemical, and biological parameters of the waters and sediments. This is the case of Kalibaru Waters, Bengkulu, Indonesia which shows changes in the estuary and marine ecosystems due to the cut-off of the main river around the area for the development of roads and bridges. The objective of this study was to analyze the quality of the waters and substrate, and the structure of the macrozoobenthos community as a bioindicator at the Kalibaru Waters. A survey was carried out in four stations, which was purposively selected based on human activities around the waters. Data collected included the physical and chemical parameters, and the diversity and density of macrozoobenthos species. The density of macrozoobenthos species was analyzed for summed dominance ratio (SDR), diversity (H'), homogeneity (E), and dominance (D) indices. The results showed that the physical and chemical parameters of Kalibaru Waters were acceptable for aquatic life, however, the oil contents at two stations exceeded the ecological threshold. Analysis of the macrozoobenthos community as a bioindicator for water quality found that the diversity and homogeneity indices were at a medium level indicating an unstable community, while the dominant index remained low indicating that none of the species was dominant in the Kalibaru Waters. This information is needed as a reference for the government of Bengkulu Province to make appropriate policies and management decisions to maintain the quality of the aquatic ecosystem in Kalibaru Waters.
ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di perairan pantai Kahyapu Pulau Enggano Provinsi Bengkulu pada bulan September sampai November 2013. Hasil pengamatan ditemukan 7 jenis yang termasuk kedalam kelas Holothuroidea, dengan dua ordo yaitu Apodida dan Aspidochirotida dan dua famili yaitu Holothuridea dan Synaptidae, serta 4 Genus yaitu Opheodesoma, Synapta, Eupta, dan Holothuria. Dengan kelimpahan tertinggi pada bulan September dan November stasiun 1 sebanyak 153,33 dan 520 ind/ha, terendah stasiun 1 dan 2 sebanyak 13,33 ind/ha. Pada stasiun 3 masing-masing 13,33 ind/ha. Pada bulan September maupun November kepadatan tertinggi masing-masing berjumlah 0,1-1,333 ind/25m², dan 1,071 -2,933 ind/25m². Indeks dominasi bulan September dan November berkisar antara 0,343 -1 dan 0,120-0,524. Indeks keanekaragaman bulan September dan November berkisar antara 0-0,918 dan 1,52-1,979. Indeks keseragaman bulan September dan November berkisar antara 0-0,918 dan 0,576-0,765. Hasil pengukuran faktor abiotik didapatkan suhu rata-rata 27,63 o C, kecepatan arus rata-rata 0,2 m/s, kedalaman rata-rata 25-33 cm, kecerahan mencapai 100 %, salinitas rata-rata 30,53 ppm, derajat keasaman (pH) rata-rata 6,78. kandungan padatan tersuspensi berkisar antara 1,720-1,950 mg/l dan kandungan bahan organik dalam sedimen berisar antara 1,63-3,86 %. kata kunci : teripang, ekosistem padang lamun. ABSTRACTThis research was held in the water of Kahyapu coast of Enggano Island, Bengkulu, in September to November 2013. The observation was resulted in the discovering of 7 species which belong to class Holothuroidea in 2 ordos of Apodida dan Aspidochirotida, and in 2 families of Holothuridea dan Synaptidae, along with 4 genuses of Opheodesoma, Synapta, Eupta, dan Holothuria with the highest profusion was in station 1 in September and November as much as 153,33 ind/ha dan 520 ind/ha. The lowest profusion was in September from station 1 and 2 as much as 13,33 ind/ha. in station 3 with average of 13,33 ind/ha each. Either in September or November 0,1-1,333 ind/25m², and 1,071 -2,933 ind/25m². Domination index in September and November was around 0,343 -1 and 0,120 -0,524 as for heterogeneity index was around 0-0,918 and 1,52 -1,979 and homogeneity index was 0 -0,918 and 0,576 -0,765. As the result of abiotic factors measuring was obtained that average temperature was 27,63 o C, the average of currents celerity was 0,2 m/s, average depth was 25,33 cm, brightness level reached 100%, average salinity was 30,53 ppm, and average acidity degree (pH) was 6,78. of suspended concentration was around 1,720 -1,950 mg/l and the contents of organic substance in sediment was around 1,63 -3,86 %.keyword : sea cucumber, seagrass field ecosystem.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.